Usulkan Impor Beras, Ketua Perpadi Dinilai Kementan Aneh

Kompas.com - 28/10/2018, 23:30 WIB
Mikhael Gewati

Editor

Bulir-bulir padi yang sudah mulai terlihat di hamparan sawah milik petaniDok. Humas Kementerian Pertanian RI Bulir-bulir padi yang sudah mulai terlihat di hamparan sawah milik petani


KOMPAS.com
- Direktur Serealia (sereal atau biji-bijian), Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan), Bambang Sugiharto dengan tegas membantah pandangan Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Sutarto Alimoeso tentang impor beras.

Bambang tidak setuju dengan Sutarto yang mengusulkan impor beras di tahun 2019 sebagai langkah antisipasi memenuhi kebutuhan beras nasional.

“Pandangan ini keliru karena melihat kondisi surplus 2,85 juta ton dan stok beras Bulog saat ini 2,4 juta ton, berarti beras cukup aman hingga Agustus 2019," tegas Bambang di Jakarta dalam keterangan resmi yang Kompas.com terima, Minggu (28/10/2018).

Data itu pun, lanjut Bambang, belum termasuk tambahan panen raya yang akan terjadi pada akhir Januari hingga April 2019. 

“Dengan panen raya padi dimulai pada akhir Januari 2019, dipastikan stok beras sangat aman hingga akhir 2019. Jadi tidak perlu impor,” sambung dia.

Baca jugaBPS Anjurkan Impor Beras, Pengamat Heran

Karena itu, Bambang menduga Ketua Umum Perpadi sebagai pedagang beras yang masuk dalam lingkaran mafia impor beras. Kelompok ini pastinya menginginkan keuntungan besar dalam kurun waktu yang cepat yakni melalui impor, sehingga terus melemahkan kinerja pangan saat ini.

“Pak Sutarto kan dulu pernah jadi Dirjen Tanaman Pangan dan Kepala Bulog, pasti pernah mengalami perjuangan mewujudkan swasembada beras. Mohon tepo seliro jangan dikit-dikit anjurkan impor beras,” tegas Bambang.

Bambang menambahkan Perpadi pun seharusnya tidak berada dalam posisi penganjur impor. Ini sebab, Perpadi memiliki jaringan dan bisa menghimpun data stok beras dari anggotanya, sehingga tahu berapa stok beras di penggilingan.

Lebih lanjut Bambang menyarankan agar estimasi surplus beras hitungan baru Badan Pusat Statistik (BPS) perlu disandingan dengan hitungan stok beras di Perpadi plus di pedagang, Bulog dan juga ditambah estimasi di masyarakat. 

Baca jugaJangan Sampai Data Baru BPS Jadi Alasan Impor Pangan 2019

“Apa iya cuma surplus 2,85 juta ton. Ya sebaiknya berhati hati jangan sampai masuk dalam pusaran mafia beras,” tutur Bambang.

“Jadi jika ada yang bilang awal 2019 perlu impor lagi, menurut saya sih statemen itu perlu dipertanyakan justifikasi, motifnya impor untuk apa?,” tandasnya.

Sebagai informasi, sebelumnya Ketua Perpadi Sutarto Alimoeso menilai, angka surplus beras 2,8 juta ton berdasarkan perhitungan baru BPS melalui metode Kerangka Sampling Area (KSA) hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun 2018.

Untuk itu, dia mengusulkan impor beras pada awal 2019 sebagai langkah antisipasi mengingat stok beras di lapangan menurun akibat masa panen sudah berakhir. Bahkan sebagian daerah mengalami kekeringan.

Terkini Lainnya
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Kementan
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Kementan
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Kementan
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Kementan
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kementan
Lewat B50, Pemerintah Sediakan Energi Nasional dan Tingkatkan Nilai Tambah Pekebun
Lewat B50, Pemerintah Sediakan Energi Nasional dan Tingkatkan Nilai Tambah Pekebun
Kementan
Agustus Tidak Ada Puso, Pompanisasi di Banten Dongkrak Kenaikan NTP
Agustus Tidak Ada Puso, Pompanisasi di Banten Dongkrak Kenaikan NTP
Kementan
Kementan Ajak FAO Tingkatkan Tata Kelola Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Kementan Ajak FAO Tingkatkan Tata Kelola Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Kementan
Presiden Jokowi Terima Agricola Medal, FAO: Transformasi Pertanian Indonesia Berkembang Pesat
Presiden Jokowi Terima Agricola Medal, FAO: Transformasi Pertanian Indonesia Berkembang Pesat
Kementan
Optimalkan Perluasan Areal Tanam, Kementan Monitoring Program Pompanisasi
Optimalkan Perluasan Areal Tanam, Kementan Monitoring Program Pompanisasi
Kementan
Kementan Gencarkan Pompanisasi, Pastikan Pompa Berhasil Nyala Mengairi Sawah
Kementan Gencarkan Pompanisasi, Pastikan Pompa Berhasil Nyala Mengairi Sawah
Kementan
Atasi Kekeringan Lahan, Kementan Terjun Langsung Bantu Petani
Atasi Kekeringan Lahan, Kementan Terjun Langsung Bantu Petani
Kementan
Irpom dan Pompanisasi Terbukti Berhasil Selamatkan Ketahanan Pangan Nasional
Irpom dan Pompanisasi Terbukti Berhasil Selamatkan Ketahanan Pangan Nasional
Kementan
Kementan Bersama GEMPITA Sinergi Bangun Kalteng Jadi Lumbung Padi Nasional
Kementan Bersama GEMPITA Sinergi Bangun Kalteng Jadi Lumbung Padi Nasional
Kementan
Produksi Naik Bulan Agustus, September dan Oktober, Program Pompanisasi Berhasil
Produksi Naik Bulan Agustus, September dan Oktober, Program Pompanisasi Berhasil
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke