Serapan Beras Bulog Tembus 2 Juta Ton, Mentan Amran: Ini Lompatan Eksponensial

Kompas.com - 10/05/2025, 13:59 WIB
Aningtias Jatmika,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Hingga 10 Mei 2025, Perusahaan Umum (Perum) Bulog mencatatkan serapan beras dari petani lokal sebesar 2.023.063 ton. Angka ini menjadi rekor tertinggi dalam periode Januari hingga Mei sepanjang 57 tahun sejarah Bulog.

Capaian tersebut dinilai sebagai tonggak penting dalam kebijakan pangan nasional di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Selain menunjukkan peningkatan kesejahteraan petani, capaian tersebut juga dinilai sebagai langkah nyata menuju swasembada pangan.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebut capaian ini sebagai “tonggak bersejarah” dalam penyerapan beras nasional. Menurutnya, volume serapan sebesar itu biasanya dicapai dalam waktu satu tahun penuh.

“Kini, dalam waktu kurang dari lima bulan, kita berhasil melampauinya. Ini lompatan eksponensial,” ujar Mentan Amran dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (10/5/2025).

Baca juga: Saat Harga Beras Dunia Anjlok, Indonesia Cetak Rekor Produksi dan Akhiri Impor Konsumsi

Ia menegaskan bahwa seluruh serapan tersebut berasal dari hasil panen petani lokal tanpa impor beras medium sejak awal 2025.

“Ini murni produksi dalam negeri. Publik perlu tahu bahwa keberhasilan ini adalah hasil kerja keras petani dan kebijakan yang tepat sasaran,” tambahnya.

Pada April 2025 saja, Bulog mencatatkan serapan sebesar 1,06 juta ton—angka bulanan tertinggi sepanjang sejarah lembaga tersebut. Hingga saat ini, stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog telah mencapai 3,6 juta ton dan masih terus bertambah.

Keberhasilan tersebut turut ditopang oleh strategi penyerapan agresif yang diterapkan Bulog, sesuai arahan Presiden.

Pemerintah juga menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) menjadi Rp 6.500 per kilogram dari sebelumnya Rp 6.000 per kilogram pada 2024.

“Harga ini memberi nilai wajar bagi petani, meningkatkan pendapatan, dan memacu produksi,” ujar Amran.

Baca juga: Selalu Berdialog dengan Petani, Gaya Kerja Mentan Amran Dipuji Wapres Gibran

Bulog juga menerjunkan Tim Jemput Gabah yang bekerja sama dengan penyuluh pertanian, Babinsa, kelompok tani, dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Mulai dari openggilingan padi skala kecil hingga besar turut dilibatkan untuk mempercepat proses pengadaan.

“Kami pastikan Bulog terus menyerap hingga kapasitas maksimal. Bahkan, kapasitas gudang telah ditambah 1,1 juta ton, dan kami tengah membangun 25 ribu gudang improvisasi,” jelas Amran.

Di sisi lain, melimpahnya produksi beras juga membawa tantangan tersendiri, yakni keterbatasan ruang penyimpanan.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Prabowo memerintahkan pembangunan gudang darurat berumur 5–10 tahun serta menyiapkan gudang permanen di setiap desa.

“Ini komitmen nyata agar seluruh hasil panen petani terserap,” tegas Amran.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, produksi beras nasional diproyeksikan mencapai 18,76 juta ton hingga Juni 2025.

Sementara itu, laporan United States Department of Agriculture (USDA) memperkirakan produksi beras Indonesia tahun 2025 akan menembus 34,6 juta ton. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai produsen beras terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Baca juga: Indonesia Surplus Beras Tanpa Impor, Mentan Amran: Bukti Komitmen Pemerintah Perkuat Ketahanan Pangan

Dengan serapan lebih dari 2 juta ton hingga awal Mei, Amran optimistis stok beras nasional dapat menembus 4 juta ton pada akhir bulan.

“Angka ini belum pernah terjadi. Ini kemenangan petani Indonesia,” ujarnya.

Amran menambahkan, keberhasilan ini menjadi bukti bahwa Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, tetapi juga siap berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan global.

 

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com