KOMPAS.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli secara resmi melepas 570 peserta magang ke Jepang.
Pelepasan tersebut dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Bandung, Jawa Barat (Jabar), Sabtu (15/3/2025).
Dalam arahannya, Yassierli menekankan pentingnya menjaga etos kerja, kedisiplinan, dan akhlak mulia selama menjalani program pemagangan di Jepang.
Pasalnya, hal tersebut tidak hanya mencerminkan kualitas pribadi peserta, tetapi juga membawa nama baik bangsa Indonesia di mata dunia.
“Adik-adik semua adalah duta bangsa. Jadi, jaga nama baik negara. Tunjukkan bahwa pekerja Indonesia itu ulet, tekun, disiplin, dan memiliki akhlak yang baik,” ujar Yassierli dalam siaran persnya, Minggu (16/3/2025).
Baca juga: Budi Arie Ungkap Isi Pertemuan Jokowi dan Hashim: Yang Pasti Buat Kebaikan Bangsa...
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa tindakan satu orang dapat memberikan dampak besar terhadap citra bangsa secara keseluruhan.
Yassierli mencontohkan bahwa pernah terjadi kasus di salah satu negara ketika seorang pekerja asal Indonesia membuat masalah yang kemudian viral, sehingga mencoreng nama baik Indonesia.
Ia juga mengimbau para peserta agar mampu beradaptasi dengan budaya kerja di Jepang yang dikenal sangat disiplin dan menghargai waktu.
Yassierli menjelaskan bahwa di Jepang, waktu kerja dihitung hingga satuan detik, bukan per jam.
Baca juga: Aturan WFA ASN di Surabaya, Waktu Kerja 7,5 Jam Per Hari
Oleh karena itu, tidak ada toleransi bagi pekerja yang tidak fokus atau melakukan aktivitas lain di luar pekerjaan, seperti menggunakan telepon genggam saat jam kerja.
“Gunakan kesempatan magang ini untuk belajar sebanyak mungkin. Jika ada peluang untuk bekerja, ambil. Jika ada kesempatan memperluas jaringan atau belajar bisnis, manfaatkan. Jangan ragu” kata Yassierli.
Selain itu, ia juga berpesan agar peserta meningkatkan kemampuan berbahasa asing, khususnya bahasa Jepang.
Menurut Yassierli, penguasaan bahasa menjadi kunci utama dalam membangun komunikasi yang baik dan memperoleh kepercayaan di lingkungan kerja.
Baca juga: 9 Ciri-ciri Lingkungan Kerja Toxic yang Harus Diwaspadai
“Gunakan juga kesempatan pemagangan ini untuk meningkatkan kemampuan berbahasa atau keterampilan lainnya. Dengan begitu, ketika kembali ke Indonesia, adik-adik siap berkontribusi lebih besar dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045,” tegasnya.