KOMPAS.com – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Republik Indonesia (RI) Ida Fauziyah menginginkan inisiasi dan penjajakan kerja sama bidang ketenagakerjaan antara Indonesia-Libya segera terwujud.
Pernyataan tersebut disampaikannya dalam pertemuan dengan Duta Besar (Dubes) Libya untuk Indonesia Zakarya Muhammad Mustafa El Moghrabi, di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan ( Kemenaker), Jakarta, Selasa (21/5/2024).
“Kerja sama yang akan dilakukan ini meliputi pengembangan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), penempatan tenaga kerja profesional dan program pelatihan yang direalisasikan dalam bentuk pertukaran informasi dan kunjungan, serta comparative study atau benchmarking,” tutur Ida dalam keterangan persnya, Rabu (22/5/2024).
Kemudian, kata Ida, kerja sama ini juga meliputi penyelenggaraan seminar dan konferensi, bantuan teknis, sampai pertukaran tenaga ahli.
Baca juga: Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing
Berkaitan dengan penempatan pekerja migran di negara-negara Timur Tengah, Ida menyampaikan, Pemerintah Indonesia telah memberlakukan kebijakan moratorium. Kebijakan ini mengacu pada Undang-undang (UU) Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.
Adapun pemerintah Indonesia turut mensyaratkan beberapa hal kepada negara penempatan, seperti melindungi tenaga kerja asing di semua sektor; memiliki asuransi dan jaminan sosial untuk tenaga kerja asing; memiliki perjanjian dengan pemerintah Indonesia; serta adanya sistem yang terintegrasi antara pemerintah Indonesia dengan negara terkait.
“Pemerintah Indonesia memiliki kebijakan yang menekankan penempatan pekerja migran Indonesia yang mempunyai keterampilan sesuai dengan bidangnya dan tersertifikasi untuk pekerjaan di sektor formal,” tuturnya.
Sementara itu, berkaitan dengan kerja sama berbentuk pelatihan, pemerintah Indonesia dengan Libya akan menyiapkan pelatihan bidang kejuruan yang memiliki banyak peminat serta potensial. Contohnya, yaitu kejuruan otomotif, informatika, telekomunikasi, garmen, las, dan listrik.
Baca juga: Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif
“Kerja sama kedua negara di bidang pelatihan nantinya akan dikembangkan melalui skema exchange training program,” ucap Ida.
Lebih lanjut, Ida berharap, momen pertemuan dengan Dubes Zakarya Muhammad Mustafa El-Moghrabi ini dapat menjadi pemantik baru dalam mengembangkan kerja sama bidang ketenagakerjaan antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Libya.
“Semoga kerja sama antara Indonesia dan Libya dapat semakin erat dan memberikan keuntungan bagi kedua negara,” kata Ida.