KOMPAS.com - Pemerintah tengah merencanakan pencetakan sawah seluas 500.000 hektar (ha) di lahan rawa Kalimantan Tengah ( Kalteng).
Rencana itu merupakan bagian dari upaya membangun lumbung pangan yang akan mensuplai kebutuhan pangan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Program tersebut juga menjadi langkah strategis pemerintah dalam mengantisipasi krisis pangan global.
Salah satu titik lokasi yang dipilih adalah Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalteng.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman turut meninjau kawasan tersebut guna memastikan kesiapan lahan yang akan digunakan pada Selasa (20/8/2924).
"Dengan adanya rencana cetak sawah ini, saya ingin memastikan kondisi lahan di Kapuas, apakah clear dan clean untuk rencana cetak sawah dengan potensi seluas 400.000 ha,” katanya dalam siaran persnya, Rabu (21/8/2024).
Baca juga: Mentan Amran: Kalteng Bisa Jadi Solusi Pangan Indonesia
Dia mengatakan, pemerintah telah menurunkan tim pusat, pemerintah daerah (pemda), dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk memeriksa semua status lahan agar proses tahap selanjutnya dapat segera dimulai.
Amran juga mengunjungi Blok B dan C di Dadahup yang dulunya sering tergenang banjir sehingga ditinggalkan petani.
Namun, dengan perbaikan dan pembangunan infrastruktur irigasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), lahan tersebut kini sudah layak untuk ditanami kembali.
Meski demikian, sekitar 21.224 ha lahan masih terlantar dan tidak digarap petani. Oleh karenanya, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak untuk menyukseskan program cetak sawah.
Dalam perjalanan udara menggunakan helikopter menuju Kabupaten Kapuas, Amran menyaksikan luasnya lahan yang tidak tergarap.
Dalam rangka program cetak sawah, jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) dan pemda akan menelusuri potensi sekitar 400.000 ha lahan untuk dijadikan sawah baru.
Baca juga: Mentan Amran Sebut Implementasi B50 Jadi Upaya Menuju Kemandirian Energi Nasional
Amran juga menegaskan, pengembangan cetak sawah itu akan menggunakan teknologi modern. Pengerjaannya tidak hanya manual, tetapi juga melibatkan tenaga terlatih, termasuk mendorong partisipasi petani milenial.
Pengembangan tersebut bukan hanya untuk meningkatkan produksi, tetapi juga memperkuat hilirisasi pertanian.
Program pengembangan sawah di lahan rawa itu berada di kawasan aluvial eks Pengembangan Lahan Gambut (PLG) di Kalteng, yang juga merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN).
Optimalisasi lahan rawa itu dianggap sebagai terobosan penting untuk meningkatkan dan mengamankan ketersediaan beras dalam negeri.
"Cita-cita Indonesia Mandiri Pangan adalah arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan presiden terpilih, salah satunya dipersiapkan di Kalteng,” ungkapanya.
Amran meyakini, dengan potensi lahan rawa yang dapat menjadi lahan pertanian produktif, pihaknya dapat membangun lumbung pangan yang juga akan memasok beras ke IKN.
Baca juga: Mentan Amran Optimistis Indonesia Swasembada Pangan dalam 3 Tahun ke Depan
Dia menegaskan, pengembangan cetak sawah itu tidak berarti membuka kembali lahan eks PLG, tetapi mengoptimalkan pemanfaatan lahan eksisting di eks PLG dan di luar lahan PLG.
Amran menyebutkan, proses tersebut dilakukan secara bertahap. Tahap selanjutnya adalah identifikasi kepemilikan lahan dan desain pengelolaan dengan melibatkan masyarakat dan investor.
“Setelah irigasi tersedia, kami akan melakukan budidaya untuk selanjutnya mempersiapkan kebutuhan sarana produksi," jelasnya.