KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya optimalisasi pompanisasi sebagai solusi cepat untuk mengatasi darurat pangan akibat kekeringan.
Sejalan dengan arahan tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Heru Tri Widarto selaku penanggung jawab Perluasan Areal Tanam (PAT) Provinsi Banten bersama tim Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Banten, segera mengambil langkah cepat.
Langkah cepat yang dimaksud adalah memberikan bantuan pompa air dan melakukan monitoring serta evaluasi di lapangan. Hal ini untuk memastikan bantuan tersebut memberikan dampak positif bagi kelompok tani (poktan) di Provinsi Banten.
“Kementerian Pertanian (Kementan) sesuai dengan arahan Mentan Amran, bergerak cepat turun ke lapangan untuk membantu petani yang sawahnya mengalami kekeringan,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (29/8/2024).
Upaya tersebut, lanjut dia, dilakukan dengan memprioritaskan pemberian bantuan pompa air, sehingga tanaman padi yang terancam kekeringan dapat diselamatkan.
Heru bersama jajaran melakukan kunjungan lapangan ke beberapa poktan di Desa Tambakbaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, seperti Poktan Pasir Haleuang, Poktan Sukabungah 1, dan Poktan Srimulya, Selasa (27/8/2024).
Baca juga: Kementan Gencarkan Pompanisasi, Pastikan Pompa Berhasil Nyala Mengairi Sawah
Adapun bantuan irigasi perpompaan ini merupakan bagian dari program Kementan untuk mendukung penambahan areal tanam pada lahan sawah tadah hujan.
Dengan adanya bantuan pompa air, diharapkan para petani, khususnya di wilayah Banten dapat mengatasi ancaman kekeringan dan meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari IP 2 ke IP 3 di lahan seluas sekitar 90 hektare (ha).
Bantuan tersebut juga bertujuan untuk mengoptimalkan luas areal tanam yang sebelumnya terganggu akibat keterbatasan sumber air, sehingga produktivitas pertanian di daerah tersebut dapat meningkat.