KOMPAS.com – Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Semarak Perkebunan Nasional (SKENA) di Bogor, mulai Jumat (19/4/2024) hingga Minggu (21/4/2024).
Acara tersebut menghadirkan berbagai kegiatan, termasuk lokakarya dan temu wicara terkait hilirisasi komoditas perkebunan Indonesia.
Direktur Pengelolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan Prayudi Syamsuri hadir mewakili Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Andi Nur Alam Syah dalam acara lokakarya Artisan Tea di Lapangan Ekspresi, Bogor, Sabtu (20/4/2024).
“Salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran penting dalam perekonomian dan menghasilkan devisa besar bagi negara adalah teh. Kami berharap, workshop Artisan (Tea) ini akan membantu kemajuan teh Indonesia dan menjadikannya sebuah komoditas perkebunan ynag mendunia,” ujar Prayudi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (21/4/2024).
Pada kesempatan sama, pemilik Sila Tea, Iriana Ekasari, menuturkan bahwa semua orang menyukai the. Akan tetapi, teh Artisan memiliki keistimewaan dengan teknik penyeduhan yang menghargai dan menyajikan teh secara optimal.
Baca juga: Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa
Lokakarya tersebut juga menampilkan beberapa teknik penyeduhan, seperti teknik brewing Gong Hutcha dari Hongkong.
Selain lokakarya terkait teh artisan, SKENA juga menghadirkan temu wicara bertajuk “Riset dan Pengembangan untuk sawit Berkelanjutan”.
Pada sesi tersebut, Manajer Biotek Sampoerna Agro memaparkan program-program kerja perusahaan dalam kompartemen riset dan pengembangan.
“(Program tersebut adalah) Riset, Inovasi, dan Best Management Practices dalam upaya mendukung hilirisasi komoditas perkebunan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Bayta menyatakan bahwa dalam hal inovasi, pihaknya telah menjalankan digitalisasi perkebunan kelapa sawit, perkiraan iklim, mitigasi kebakaran kebun, serta strategi penanaman ulang yang efektif dan efisien untuk PSR.
Tercatat, usaha mikro keci, dan menengah ( UMKM) di Indonesia yang mencakup 64,4 juta pelaku usaha memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, UMKM menjadi perhatian khusus karena sebagai pelaku usaha milenial yang akan mendorong Indonesia Emas 2045.
Kepala Divisi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Barat Cecep Ridwan mengatakan bahwa BI telah menerapkan beberapa kebijkan untuk meningkatkan ekspor Indonesia dengan membuka akses perbankan kepada UMKM.
“BI berperan aktif membantu UMKM melalui promosi, serta memfasilitasi business matching antara UMKM dengan buyer di luar negeri,” tuturnya.
Cecep menekankan bahwa jaminan keberlanjutan suplai produk dan kualitas produk perlu diperhatikan oleh para pelaku UMKM. Sebab, hal tersebut menjadi salah satu syarat memperoleh pendanaan dari pihak perbankan.
Baca juga: Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena
Sementara itu, Perwakilan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Ernawati memberikan tip dan trik bagaimana melakukan ekspor perkebunan ke luar negeri.
Adapun sejumlah hal yang perlu diperhatikan oleh pelaku usaha, diantaranya kualitas barang, kemasan barang yang akan diekspor, serta mencari mitra distribusi atau agen di negara tujuan melalui Atase Perdagangan secara online melalui InaExport.id.
Senada dengan Ernawati,, Ketua Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI) Prof Syakir menjelaskan strategi untuk meningkatkan daya saing hasil perkebunan Indonesia.
“Komoditas perkebunan memiliki keunggulan dan potensi besar di pasar dunia. Sebagai contoh, komoditas kopi dan lada muntok,” jelasnya.