KOMPAS.com – Kementerian Pertanian ( Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan melakukan rapat koordinasi (rakor) di Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng), Jumat, (22/03/2024).
Rapat tersebut bertujuan untuk mempercepat pengoptimalan lahan perkebunan dengan tumpang sisip padi gogo melalui Program Tumpangsari Tanaman Sela/Pangan (Kesatria) di berbagai provinsi.
Rakor juga berfungsi untuk mendukung pelaksanaan optimasi lahan rawa dan pompanisasi lahan tadah hujan dalam menghadapi ancaman dampak El Nino sesuai arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.
Sejumlah pejabat dari lintas pemangku kepentingan menghadiri rapat tersebut, yakni Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng Edy Pratowo, Pangdam XII Tanjungpura yang diwakili Danrem 102 Panju Panjang, Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP), tenaga ahli menteri, eselon 2 Kementerian Pertanian, para komandan komando distrik militer, serta kepala dinas pertanian provinsi dan kabupaten di Kalteng.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengatakan, kedaulatan pangan merupakan wujud kemampuan bangsa untuk mencukupi kebutuhan pangan dan produksi dalam negeri, mengatur kebijakan pangan secara mandiri, serta melindungi dan menyejahterakan petani.
“Kedaulatan pangan perlu dimulai dari swasembada pangan secara bertahap. Hal ini juga perlu diikuti peningkatan nilai tambah usaha pertanian agar mencapai swasembada melalui peningkatan indeks pertanaman dan produktivitas sawah-sawah existing. Salah satunya dengan kegiatan upaya khusus optimasi lahan dan juga pompanisasi,” ujar Andi Nur dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (24/3/2024).
Sesuai Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) Nomor 194 Tahun 2024, Program Tumpang Sisip/Tusip antara sawit dengan padi gogo di Provinsi Kalteng punya potensi areal tanam padi gogo seluas 16.562 ha yang tersebar di sembilan kabupaten/kota.
Kesembilan kabupaten/kota tersebut adalah Kotawaringin Barat seluas 2.155 ha, Kotawaringin Timur 3.489 ha, Kapuas 521 ha, Barito Utara 2.149 ha, Sukamara 2.456 ha, Lamandau 2.138 ha, Seruyan 721 ha, Pulang Pisau 2.509 ha, dan Kota Palangka Raya seluas 424 ha.
Potensi luas sawah tadah hujan yang dapat dipompanisasi di Provinsi Kalteng mencapai 22.060 ha.
Sementara itu, upaya khusus optimasi lahan rawa pada 2024 mencapai 81.088 ha dan tersebar di beberapa kabupaten.
Kabupaten tersebut meliput Barito Selatan seluas 500 ha, Barito Utara 200 ha, Barito Timur 1.500 ha, Kapuas 51.000 ha, Pulang Pisau 21.453 ha, Kotawaringin Barat 145 ha, Kotawaringin Timur 4.217 ha, dan Seruyan 2.073 ha.
“Kami sangat menyambut baik kegiatan kali ini. (Yang) menjadi perhatian adalah target optimalisasi lahan per kabupatennya, kemudian optimalisasi pompa itu airnya juga harus mengalir pada lahan tadah hujan kita dan perluasan areal tanam baru padi gogo,” kata Andir Nur.
Baca juga: Atasi Darurat Pangan, Kementan Laksanakan Program Tanam Padi Gogo di Kabupaten Kediri
Andi Nur menambahkan, Kementan akan segera melakukan penyerahan survei investigasi desain (SID) dari Universitas Gadjah Mada.
Setelah itu, kedua belah pihak akan melakukan penandatanganan kontrak konstruksi dan kontrak SID.
Sebagai informasi, kegiatan SID ditujukan untuk menyediakan dokumen perencanaan teknis pengembangan jaringan irigasi pada lingkup irigasi tersier yang dapat dijadikan acuan dalam kegiatan konstruksi rehabilitasi jaringan irigasi pada tahun berikutnya.
Lewat upaya tersebut, kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi diharapkan dapat dilaksanakan secara efektif dan terstruktur di lapangan.
Selain membahas upaya pengoptimalan lahan perkebunan dan pompanisasi, rakor tersebut juga menginformasikan progres atau capaian kegiatan Oplah di Kalteng hingga 22 Maret 2024.
Sejauh ini, Kabupaten Pulpis sudah melakukan kontrak SID dengan LPPM Universitas Palangkaraya.
Sementara, Kabupaten Kapuas telah melakukan kontrak konstruksi dengan komando distrik militer (kodim).
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Kalteng telah melakukan kontrak SID Kabupaten Pulpis dengan LPPM Universitas Palangkaraya, dan SID Kabupaten Kapuas dengan Fakultas Pertanian Universitas Palangkaraya.
“Rakor ini akan memberikan daya dorong dan akselerasi terhadap percepatan kegiatan upaya optimasi lahan dan pompanisasi di Provinsi Kalteng. Dengan begitu, kita dapat mendukung terwujudnya swasembada padi dan naiknya taraf kesejahteraan para petani,” ucap Andi Nur.
Baca juga: Pacu Produksi Padi Banten, Ditjenbun Kementan Tanam Padi Gogo di Lebak dan Serang