KOMPAS.com – Kementerian Pertanian ( Kementan) kembali mengembangkan program Agro Eduwisata Artala yang berlokasi di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat (Jabar), yang sempat terhenti pada tahun sebelumnya.
Ketua Yayasan Agro Muda Sejahtera di Cipanas Ridha Fuja Andina mengatakan, program Agro Eduwisata Artala dapat terlaksana berkat upaya kelompok tani (poktan) setempat. Anggota poktan melihat bahwa kawasan tersebut telah biasa digunakan sebagai lokasi pelatihan siswa sekolah.
“Kumpulan kelompok tani ini kini dikelola menjadi sebuah yayasan yang mewadahi dan berkolaborasi dengan poktan lainnya. Dari situ muncul ide untuk menyediakan tempat edu wisata. Tujuannya agar tidak hanya menonjolkan objek wisata saja, tapi juga edukasi pertanian,” ungkap Ridha dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Rabu (8/2/2023).
Rupanya, kehadiran agro eduwisata tersebut disambut baik oleh masyarakat setempat, khususnya para petani. Salah satunya adalah Abdullah.
Baca juga: Sinergi Dirjenbun Kementan dan Bupati Kediri Perkuat Pengembangan Perkebunan di Kediri
Warga yang bertempat tinggal di Desa Sindangjaya itu merelakan lahannya untuk digunakan sebagai agro eduwisata.
“Awalnya sempat berbenturan dengan masyarakat yang tidak tahu untuk ke depannya lahan ini akan menjadi apa. Setelah dijelaskan dengan baik berbagai manfaat yang didapat, masyarakat jadi paham dan turun untuk mendukung,” ujar Abdullah.
Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya ( P4S) Agropolitan Wisata Cipanas Mulyadi berharap, agro eduwisata yang kini dikembangkan di Cipanas dapat berkembang dengan lebih pesat dan maju.
Bahkan, warga terlihat antusias dengan pembangunan agro tersebut, karena wisatawan dapat langsung datang ke lokasi untuk memetik sendiri hasil panen yang ada.
“Lahan yang ada di sini begitu istimewa, karena bisa dilakukan tumpeng sari atau pertanaman campuran. Saya berharap program ini dapat bermanfaat bagi petani. Tak hanya itu, kami juga perlu dukungan dari segi pengembangan sumber daya manusia ( SDM), yakni bimbingan untuk mengelola agro eduwisata,” jelas Mulyadi.
Baca juga: Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Kementan Fokus Awasi Praktik Alih Fungsi Lahan
Sejak 2022, lanjut Mulyadi, kawasan yang telah terbiasa untuk lokasi pelatihan dan penelitian tersebut identik dengan produksi pertanian, khususnya sayur-sayuran.
“Ada 60 jenis sayuran yang bisa ditanam di kawasan ini, mulai dari daun bawang, brokoli, dan wortel. Sayangnya, saat ini untuk tanaman wortel sedang mengalami penurunan,” kata Mulyadi.
Sebagai informasi, pembangunan Agro Eduwisata Artala sempat dihentikan. Para petani yang sebagian mengikuti kegiatan padat karya sarana terpaksan tidak bisa meneruskan pekerjaan itu.
Namun, memasuki 2023, pembangunan Agro Eduwisata Artala kembali dilanjutkan. Pembangunan ini direncanakan rampung pada Februari 2023.
Mulyadi menuturkan, pihaknya berharap bahwa peresmian Agro Eduwisata Artala bisa dihadiri langsung oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).
“Saya ucapkan terima kasih kepada Mentan SYL karena dengan adanya agro eduwisata ini memberikan banyak manfaat bagi warga setempat. Saya berharap Pak Mentan dapat datang untuk meresmikan secara langsung,” tutup Mulyadi.