Perusahaan Asal Batang Ekspor Sepatu Converse ke AS, Buktikan Kuatnya Ekosistem Industri Alas Kaki Indonesia

Kompas.com - 22/08/2025, 17:31 WIB
Dwinh

Penulis

KOMPAS.comInvestasi perusahaan multinasional di bidang manufaktur di Indonesia terus tumbuh dan bertahan meski dalam situasi global yang penuh tekanan.

Salah satu merek besar alas kaki, yakni Nike Inc., membuktikan komitmen investasinya dengan mengekspor sepatu merek Converse yang diproduksi industri alas kaki di Batang, Jawa Tengah.

Ekspor sepatu dari PT Yih Quan senilai 100.000 dollar Amerika Serikat (AS) ke Amerika Serikat dan 60.000 dollar AS ke Australia dilepas oleh Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Kawasan Industri Terpadu Batang, Kamis (21/8/2025).

“Ekspor ini merupakan momentum yang menjadi bukti nyata kekuatan ekosistem industri alas kaki Indonesia, yang didukung oleh kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, kawasan industri Batang, asosiasi Aprisindo, dan buyer global seperti Nike,” tegas Agus dalam rilis persnya, Jumat (22/8/2025).

Ia menambahkan, sinergi ini memastikan bahwa industri alas kaki Indonesia tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja berkualitas, memperkuat inklusi sosial, serta menjawab tuntutan keberlanjutan pasar global.

Baca juga: Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global

Industri alas kaki tumbuh di atas rata-rata ekonomi nasional

Industri alas kaki merupakan salah satu subsektor unggulan yang berperan besar dalam penyediaan lapangan kerja dan devisa.

Pada triwulan II-2025, industri kulit dan alas kaki tumbuh 8,31 persen (year on year/yoy), jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,12 persen.

Hingga Februari 2025, industri ini telah menyerap 921.000 tenaga kerja, meningkat 35 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sepanjang Januari-Agustus 2025, tercatat investasi 18 perusahaan skala besar di sektor alas kaki dengan nilai Rp 10 triliun.

Investasi tersebut menambah kapasitas produksi sebesar 73,4 juta pasang sepatu dan hampir 250 juta pasang komponen alas kaki, sekaligus menciptakan lebih dari 100.000 lapangan kerja baru.

“Ekspor industri alas kaki juga menunjukkan tren positif, mencapai 3,77 miliar dollar AS pada Januari-Juni 2025, atau tumbuh 13,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Saat ini, kita juga menempati posisi keenam eksportir alas kaki dunia dengan pangsa pasar hampir 4 persen global,” jelas Agus.

Baca juga: India Geser China, Jadi Eksportir Ponsel Pintar Terbesar ke AS

Peluang ekspor makin kuat

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melepas ekspor sepatu dari PT Yih Quan ke Amerika Serikat dan Australia di Kawasan Industri Terpadu Batang, Kamis (21/8/2025).DOK. Kemenperin Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melepas ekspor sepatu dari PT Yih Quan ke Amerika Serikat dan Australia di Kawasan Industri Terpadu Batang, Kamis (21/8/2025).

Meski menghadapi tantangan tarif dan non-tarif, Amerika Serikat masih menjadi tujuan ekspor terbesar industri alas kaki Indonesia, disusul Uni Eropa serta sejumlah negara non-tradisional yang terus berkembang.

Keberhasilan pemerintah menurunkan tarif resiprokal ekspor alas kaki Indonesia ke Amerika Serikat dari 32 persen menjadi 19 persen—terendah dibandingkan beberapa negara ASEAN lain—membuka peluang strategis untuk memperkuat daya saing produk Indonesia.

Saat ini, Kemenperin juga tengah melakukan perundingan dengan Uni Eropa dan Peru untuk memperluas pasar bagi sektor padat karya, termasuk industri alas kaki.

Ekspor sepatu Converse ke Amerika Serikat juga menjadi simbol penting dari keberlanjutan ekspor ke pasar tersebut, yang pada 2024 mencapai 1,03 miliar dollar AS atau hampir 50 persen dari total ekspor alas kaki Indonesia ke AS.

Ekspor kali ini dilakukan oleh Nike Inc. sebagai pemegang merek yang bekerja sama dengan 50 pabrik di Indonesia, 20 di antaranya pabrik alas kaki. Pada 2024, Nike Inc. mengekspor lebih dari 200 juta pasang sepatu Nike, Converse, dan Jordan ke pasar global.

“Atas nama pemerintah Republik Indonesia, saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada manajemen PT Yih Quan Footwear Indonesia serta Nike Inc., yang selama lebih dari tiga dekade telah menjadi mitra strategis industri alas kaki Indonesia,” ujar Agus.

Baca juga: Jajaki Pasar Global, UKM Binaan Pertamina asal Mojokerto Lepas Ekspor Perdana Produk Alas Kaki

Ia berharap capaian ini dapat menginspirasi pelaku industri alas kaki lainnya untuk terus berinovasi, menjaga kualitas, dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat produksi dan ekspor alas kaki dunia.

Dukungan pemerintah

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendukung pengembangan industri alas kaki nasional melalui langkah strategis, mulai dari penciptaan iklim usaha yang kondusif, dukungan investasi, penguatan kawasan industri, hingga perluasan akses pasar non-tradisional.

“Kami juga mendorong negosiasi perjanjian perdagangan yang berkeadilan serta mendukung peningkatan standar keberlanjutan dan green industry,” jelas Agus.

Selain itu, pengembangan industri alas kaki memerlukan dukungan lintas kementerian. Saat ini, industri alas kaki dapat memanfaatkan program Kredit Industri Padat Karya (KIPK) yang ditujukan bagi sektor padat karya, seperti pakaian jadi, tekstil, furnitur, kulit dan alas kaki, makanan dan minuman, serta mainan anak.

Skema KIPK menawarkan kredit dengan plafon di atas Rp 500 juta hingga Rp 10 miliar untuk mendukung kebutuhan pembiayaan revitalisasi mesin, meningkatkan produktivitas, dan memperkuat daya saing industri. Pemerintah juga memberikan subsidi bunga atau marjin sebesar 5 persen.

Untuk mendukung implementasi program ini, Kemenperin telah menetapkan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 34 Tahun 2025 tentang Kriteria Penerima KIPK.

Baca juga: Indonesia Airlines Belum Dapat Izin Terbang Meski Punya NIB, Kenapa?

Persyaratannya antara lain memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), akun Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas), dan mempekerjakan minimal 50 tenaga kerja selama satu tahun terakhir.

“Saat ini, berdasarkan data SIINas, terdapat 3.796 pelaku industri yang memenuhi syarat memanfaatkan skema KIPK. Kami berharap pelaku industri padat karya, termasuk industri alas kaki, dapat mengoptimalkan subsidi pemerintah ini untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas,” ucap Agus.

Ia optimistis industri alas kaki Indonesia akan semakin berdaya saing, mampu menembus pasar premium dunia, serta memberikan kontribusi signifikan bagi penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kemenperin mendorong ekspansi pasar produk alas kaki Indonesia ke berbagai kawasan seperti Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin, serta terus berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan ekspor, dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” tegas Agus.

Terkini Lainnya
Manufaktur Kembali Lampaui Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Manufaktur Kembali Lampaui Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Kemenperin
Menperin Agus Gumiwang: PMI Standard & Poor Global Jadi Indikator Tambahan

Menperin Agus Gumiwang: PMI Standard & Poor Global Jadi Indikator Tambahan

Kemenperin
Menperin Tekankan Pentingnya Pengawasan dalam Pelaksanaan Industri Nasional

Menperin Tekankan Pentingnya Pengawasan dalam Pelaksanaan Industri Nasional

Kemenperin
Wujudkan Asta Cita, Kemenperin Luncurkan Strategi Baru Industrialisasi Nasional

Wujudkan Asta Cita, Kemenperin Luncurkan Strategi Baru Industrialisasi Nasional

Kemenperin
Menperin Tegaskan Kesiapan Indonesia Jadi Pusat Inovasi dan Pertumbuhan Tekstil Global

Menperin Tegaskan Kesiapan Indonesia Jadi Pusat Inovasi dan Pertumbuhan Tekstil Global

Kemenperin
Menperin: Regulasi Baru TKDN Prioritaskan Produk Lokal dan Pacu Investasi

Menperin: Regulasi Baru TKDN Prioritaskan Produk Lokal dan Pacu Investasi

Kemenperin
Peringati HBN, Menperin Ajak Generasi Muda Jadikan Batik Bagian dari Gaya Hidup

Peringati HBN, Menperin Ajak Generasi Muda Jadikan Batik Bagian dari Gaya Hidup

Kemenperin
Industri Pengolahan Nonmigas Tetap Menjadi Penopang Utama Ekspor Nasional

Industri Pengolahan Nonmigas Tetap Menjadi Penopang Utama Ekspor Nasional

Kemenperin
Angka IKI Agustus 2025 Naik, Cermin Industri Manufaktur Indonesia Menguat

Angka IKI Agustus 2025 Naik, Cermin Industri Manufaktur Indonesia Menguat

Kemenperin
Perusahaan Asal Batang Ekspor Sepatu Converse ke AS, Buktikan Kuatnya Ekosistem Industri Alas Kaki Indonesia

Perusahaan Asal Batang Ekspor Sepatu Converse ke AS, Buktikan Kuatnya Ekosistem Industri Alas Kaki Indonesia

Kemenperin
Perkuat Kemitraan di Sektor Industri, Indonesia Jalin Kerja Sama dengan Republik Belarus

Perkuat Kemitraan di Sektor Industri, Indonesia Jalin Kerja Sama dengan Republik Belarus

Kemenperin
Kado HUT Ke-80 RI, Kinerja Sektor Manufaktur Lampaui Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Kado HUT Ke-80 RI, Kinerja Sektor Manufaktur Lampaui Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Kemenperin
Kemenperin: PHK Saat Ini Adalah Residu Kebijakan Relaksasi Impor Sebelumnya

Kemenperin: PHK Saat Ini Adalah Residu Kebijakan Relaksasi Impor Sebelumnya

Kemenperin
Dukung Penegakan Hukum, Kemenperin Jaga Peredaran Gula Rafinasi

Dukung Penegakan Hukum, Kemenperin Jaga Peredaran Gula Rafinasi

Kemenperin
Beri Kuliah Umum di Universitas Hiroshima, Menperin Paparkan Strategi Baru Industrialisasi Nasional

Beri Kuliah Umum di Universitas Hiroshima, Menperin Paparkan Strategi Baru Industrialisasi Nasional

Kemenperin
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com