KOMPAS.com - Sektor industri pengolahan mencatatkan kinerja impresif pada triwulan II-2025 dengan pertumbuhan mencapai 5,68 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), melampaui capaian pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 5,12 persen.
Capaian tersebut menunjukkan bahwa sektor manufaktur tetap menjadi tulang punggung dan motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, pertumbuhan industri pengolahan mengalami lonjakan signifikan dibandingkan periode sebelumnya.
“Jika kami bandingkan, pertumbuhan pada triwulan II-2025 ini jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2025 sebesar 4,55 persen, bahkan jauh lebih tinggi dari triwulan II-2024 sebesar 3,95 persen,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (6/8/2025).
Baca juga: BPS: Pertumbuhan Ekonomi Nasional Triwulan II-2025 Capai 5,12 YoY, Pertanian Sumbang 13,53 Persen
Kinerja positif sektor industri pengolahan didorong oleh peningkatan permintaan, baik dari dalam negeri maupun pasar ekspor. Beberapa subsektor bahkan mencatatkan pertumbuhan yang sangat tinggi.
“Industri logam dasar tumbuh sebesar 14,91 persen, didorong oleh meningkatnya permintaan luar negeri, terutama untuk produk besi dan baja,” ucap Agus.
Selain itu, industri kimia, farmasi, dan obat tradisional juga menunjukkan kinerja solid dengan pertumbuhan 9,39 persen. Pertumbuhan ini sejalan dengan meningkatnya permintaan domestik untuk produk kesehatan, serta ekspor bahan dan barang kimia.
Selanjutnya, industri makanan dan minuman, sebagai salah satu andalan sektor manufaktur, mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,15 persen.
Baca juga: Kemenperin Gelar Bazaar Ramadhan 18-21 Maret, Sajikan Ragam Produk Industri Makanan dan Minuman
“Pertumbuhan ini ditopang oleh tingginya permintaan terhadap produk crude palm oil (CPO), minyak goreng, minuman, dan makanan olahan, baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri,” jelas Agus.
Melalui kinerja yang gemilang, Kementerian Perindustrian ( Kemenperin) berkomitmen untuk semakin memperkuat daya saing dan produktivitas sektor industri melalui berbagai kebijakan strategis, dukungan investasi, serta penguatan struktur industri nasional agar dapat terus menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Agus mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Presiden RI Prabowo Subianto atas arahan dan program Asta Cita pemerintah yang menempatkan sektor industri menjadi bagian terpenting dalam perekonomian nasional.
Baca juga: Masuk Daftar 500 Fortune Global, Pertamina Siap Wujudkan Asta Cita Swasembada Energi
Apresiasi juga disampaikan kepada para pelaku dan pekerja industri dalam negeri yang berhasil meningkatkan kinerjanya di tengah dinamika ekonomi global yang tidak menentu.
“Kami optimistis bahwa sektor industri manufaktur masih memiliki potensi untuk tumbuh lebih tinggi dan konsisten menjadi penyumbang terbesar bagi perekonomian nasional,” tegas Agus.
Pada semester I-2025, industri pengolahan tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 5,12 persen. Angka ini mencerminkan tren yang stabil dan positif sepanjang paruh pertama 2025.
Baca juga: Kinerja Lapangan Usaha Industri Pengolahan Masih Terjaga, PMI Sentuh Angka 51,67 Persen