Perkuat Kemitraan di Sektor Industri, Indonesia Jalin Kerja Sama dengan Republik Belarus

Kompas.com - 06/08/2025, 16:25 WIB
Tsabita Naja,
Dwinh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia dan Republik Belarusia sepakat untuk memperkuat kemitraan di sektor industri melalui berbagai inisiatif strategis.

Pada 15 Juli 2025, Presiden RI Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Belarusia Aleksandr Lukashenko di Minsk, untuk membahas sejumlah isu di berbagai sektor, seperti perdagangan, industri, dan pemenuhan kebutuhan strategis.

Menindaklanjuti pembahasan kedua kepala negara tersebut, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Belarusia Maxim Vladimirovich Ryzhenkov.

Pertemuan tersebut menjadi momentum penting untuk mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Belarusia, khususnya di sektor industri.

Baca juga: Menhan RI ke Belarusia Bahas Kerja Sama Industri hingga Teknologi Pertahanan

“Jadi, ini merupakan sebuah hal yang segar bagi penguatan hubungan antara Indonesia dan Belarusia,” ujar Agus dalam keterangan resminya, Rabu (6/8/2025).

Pernyataan tersebut ia sampaikan seusai bertemu dengan Menlu Republik Belarusia di Jakarta, Rabu.

Pertemuan bilateral antara Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita beserta jajarannya dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Belarusia Maxim Vladimirovich Ryzhenkov dan jajarannya di Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Dok. Humas Kemenperin Pertemuan bilateral antara Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita beserta jajarannya dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Belarusia Maxim Vladimirovich Ryzhenkov dan jajarannya di Jakarta, Rabu (6/8/2025).

Agus mengatakan bahwa Belarusia merupakan bagian dari kawasan Eurasia yang saat ini tengah dijajaki secara intensif oleh Indonesia untuk menjalin kerja sama melalui perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara anggota Eurasian Economic Union (IEAEU).

“Penandatanganan perjanjian ini akan membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk Indonesia. Kami melihat potensi negara-negara Eurasia cukup kuat dan produk kita memiliki peluang besar untuk mengisi pasar tersebut,” ujarnya.

Baca juga: Prabowo Saksikan Penandatanganan 27 Kontrak Industri Pertahanan Rp 33 Triliun

Sebagai salah satu negara penting di kawasan Eurasia, lanjut Agus, Belarusia berperan penting dalam membantu percepatan penandatangan kerja sama tersebut, sehingga bisa memperkuat hubungan ekonomi, termasuk hubungan dagang dengan Indonesia.

Meskipun nilai perdagangan Indonesia dan Belarusia masih tergolong kecil, ia optimistis terdapat ruang pertumbuhan yang besar.

Agus menyampaikan bahwa Indonesia belum menjadi mitra dagang utama Belarusia, sehingga diperlukan strategi diversifikasi pasar untuk memperkuat ekspansi produk nasional ke kawasan tersebut.

“Saya kira target trading antara Indonesia dengan Belarusia, kalau kami tetapkan dalam 2-3 tahun bisa naik lima kali lipat, itu nggak hal yang berlebihan ya,” ungkapnya.

Baca juga: Pluang Mudahkan Investor Trading Saham AS dan ETF 24 Jam

Kerja sama lebih lanjut

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Republik Belarusia Maxim Vladimirovich Ryzhenkov, usai melaksanakan pertemuan bilateral di Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Dok. Humas Kemenperin Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Republik Belarusia Maxim Vladimirovich Ryzhenkov, usai melaksanakan pertemuan bilateral di Jakarta, Rabu (6/8/2025).

Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak juga membahas potensi pembentukan joint venture di sektor strategis, antara lain otomotif dan komponen, alat berat dan mesin pertanian, industri metalurgi, pengembangan kawasan industri dan ekosistem industri 4.0, serta industri berbasis agro, seperti produk sawit, karet, dan biofuel.

Agus menegaskan, pemerintah siap memfasilitasi kerja sama antara pelaku industri Indonesia dan Belarusia dalam format business to business (B2B).

“Kami juga sudah sepakati bahwa akan dibentuk joint economic committee antara Indonesia dan Belarusia. Komite ini nanti di bawah payung kerja sama ekonomi bersama yang disebut submanufaktur, subjoint committee on industry. Itu yang nanti akan kita kembangkan juga,” jelasnya.

Baca juga: Ingin Kerja Sama Ekonomi dengan Amerika Selatan, Prabowo Minta Bantuan Presiden Brasil

Sebagai bentuk tindak lanjut, Kementerian Perindustrian ( Kemenperin) akan mengirimkan delegasi yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Tri Supondy ke Minsk untuk merumuskan dokumen perjanjian kerja sama antara kedua kementerian.

Menurut Agus, kerja sama ini memiliki prospek yang menjanjikan, mengingat mayoritas perusahaan manufaktur di Belarusia merupakan perusahaan milik negara, sehingga proses negosiasi bisa lebih terfasilitasi melalui pendekatan antarpemerintah.

“Kami optimistis, melalui pelaksanaan kerja sama yang terstruktur dan saling menguntungkan ini, Indonesia dan Belarusia dapat mewujudkan kemitraan industri yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan,” ucapnya.

Baca juga: Diversifikasi Kemitraan Industri Pertahanan

Terkini Lainnya
Kemenperin Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Banjir dan Longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar

Kemenperin Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Banjir dan Longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar

Kemenperin
Kemenperin: Butuh Insentif Melindungi Tenaga Kerja Dalam Ekosistem Industri Otomotif

Kemenperin: Butuh Insentif Melindungi Tenaga Kerja Dalam Ekosistem Industri Otomotif

Kemenperin
Indeks Kepercayaan Industri November 2025 Tetap Ekspansif, Capai 53,45

Indeks Kepercayaan Industri November 2025 Tetap Ekspansif, Capai 53,45

Kemenperin
Sejalan Asta Cita, Menperin Perkuat Pendidikan Vokasi Pacu Kualitas SDM Industri

Sejalan Asta Cita, Menperin Perkuat Pendidikan Vokasi Pacu Kualitas SDM Industri

Kemenperin
Menperin Raih Penghargaan Tokoh Akselerator Transformasi Industri Hijau

Menperin Raih Penghargaan Tokoh Akselerator Transformasi Industri Hijau

Kemenperin
Investasi Manufaktur Global di Luar Jawa Terus Meningkat, Dorong Pemerataan Ekonomi

Investasi Manufaktur Global di Luar Jawa Terus Meningkat, Dorong Pemerataan Ekonomi

Kemenperin
Manufaktur Kembali Lampaui Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Manufaktur Kembali Lampaui Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Kemenperin
Menperin Agus Gumiwang: PMI Standard & Poor Global Jadi Indikator Tambahan

Menperin Agus Gumiwang: PMI Standard & Poor Global Jadi Indikator Tambahan

Kemenperin
Menperin Tekankan Pentingnya Pengawasan dalam Pelaksanaan Industri Nasional

Menperin Tekankan Pentingnya Pengawasan dalam Pelaksanaan Industri Nasional

Kemenperin
Wujudkan Asta Cita, Kemenperin Luncurkan Strategi Baru Industrialisasi Nasional

Wujudkan Asta Cita, Kemenperin Luncurkan Strategi Baru Industrialisasi Nasional

Kemenperin
Menperin Tegaskan Kesiapan Indonesia Jadi Pusat Inovasi dan Pertumbuhan Tekstil Global

Menperin Tegaskan Kesiapan Indonesia Jadi Pusat Inovasi dan Pertumbuhan Tekstil Global

Kemenperin
Menperin: Regulasi Baru TKDN Prioritaskan Produk Lokal dan Pacu Investasi

Menperin: Regulasi Baru TKDN Prioritaskan Produk Lokal dan Pacu Investasi

Kemenperin
Peringati HBN, Menperin Ajak Generasi Muda Jadikan Batik Bagian dari Gaya Hidup

Peringati HBN, Menperin Ajak Generasi Muda Jadikan Batik Bagian dari Gaya Hidup

Kemenperin
Industri Pengolahan Nonmigas Tetap Menjadi Penopang Utama Ekspor Nasional

Industri Pengolahan Nonmigas Tetap Menjadi Penopang Utama Ekspor Nasional

Kemenperin
Angka IKI Agustus 2025 Naik, Cermin Industri Manufaktur Indonesia Menguat

Angka IKI Agustus 2025 Naik, Cermin Industri Manufaktur Indonesia Menguat

Kemenperin
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com