Soal Penempatan Calon PMI, Menaker Usul Indonesia dan Taiwan Saling Kompromi

Kompas.com - 18/03/2021, 20:25 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Menaker Ida Fauziyah saat melakukan pertemuan secara daring dengan wakil otoritas Taiwan, yakni Kepala Kantor Taipei Economic and Trade Office in Jakarta (TETO Jakarta) Jon C.Chen, Kamis (18/3/2021).
DOK. Humas Kemnaker Menaker Ida Fauziyah saat melakukan pertemuan secara daring dengan wakil otoritas Taiwan, yakni Kepala Kantor Taipei Economic and Trade Office in Jakarta (TETO Jakarta) Jon C.Chen, Kamis (18/3/2021).

KOMPAS.com – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengusulkan agar pemerintah Indonesia dan Taiwan duduk bersama atau berkompromi untuk menyikapi  penempatan para calon pekerja migran Indonesia ( PMI).

“Baik itu, untuk calon PMI yang telah memiliki visa (sebelum terkena kebijakan zero cost atau tanpa biaya) dan pekerja migran yang belum memiliki visa pasca dikeluarkannya kebijakan zero cost,” ujarnya, dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Kamis (18/3/2021).

Pernyataan tersebut Ida sampaikan saat melakukan pertemuan secara daring dengan wakil otoritas Taiwan, yakni Kepala Kantor Taipei Economic and Trade Office in Jakarta (TETO Jakarta) Jon C.Chen, Kamis.

Dalam kesempatan itu, ia mengungkapkan, pihaknya ingin memperoleh informasi terkait sikap Taiwan terhadap penetapan Peraturan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Nomor 9 Tahun 2020 tentang pembebasan biaya penempatan.

Baca juga: BP2MI Kecewa Taiwan Perpanjang Larangan Kedatangan Pekerja Migran Indonesia

"Sebagai pembuat kebijakan atau regulator, kami ingin agar kebijakan yang kami keluarkan adalah tepat dan applicable (sesuai) dengan kondisi yang ada," kata Ida.

Selain memperoleh informasi, ia juga ingin meminta kejelasan, sekaligus membahas rencana penempatan kembali PMI ke Taiwan.

Hal tersebut Ida lakukan dalam upaya meningkatkan kerja sama ketenagakerjaan, khususnya bidang penempatan dan perlindungan PMI.

Ia menjelaskan, berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), PMI yang bekerja di Taiwan saat ini berjumlah sekitar 265.000 orang. Jumlah ini menempati urutan terbesar kedua setelah Malaysia.

Baca juga: Malaysia Deportasi 108 Pekerja Migran Indonesia, 69 Positif Covid-19

"Jumlah yang sangat besar ini tentu tidak terlepas dari baiknya perlindungan dan kesejahteraan yang diterima oleh para PMI di Taiwan," kata Ida.

Namun, sejak Desember 2020, pihak otoritas Taiwan telah mengeluarkan kebijakan penghentian sementara untuk penempatan PMI akibat ditemukannya sejumlah pekerja migran dari Indonesia yang terpapar Covid-19.

Terkait hal ini, pihak otoritas Taiwan meminta Pemerintah Indonesia melakukan supervisi terhadap Perusahaan Penempatan PMI (P3MI) yang telah menempatkan pekerja migran terjangkit Covid-19.

Merespons otoritas Taiwan, tim evaluasi yang terdiri dari Kemnaker, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan BP2MI langsung melakukan supervisi terhadap 14 P3MI yang diduga telah menempatkan PMI tersebut.

Baca juga: BP2MI Selamatkan 11 Calon Pekerja Migran Ilegal dari Tempat Penampungan di Tangerang

"Hasil supervisi telah kami sampaikan kepada pihak otoritas Taiwan. Oleh karenanya, dalam pertemuan ini, kami ingin mendapatkan kejelasan dan tanggapan, serta tindak lanjut dari Otoritas Taiwan atas hasil supervisi dimaksud," ucap Ida.

Nasib 400 awak kapal indonesia

Pada kesempatan tersebut, Menaker Ida turut menanyakan permasalahan tentang nasib 400 awak kapal Indonesia yang stranded (terdampar) di perairan Taiwan.

Ratusan awak Indonesia tersebut bekerja pada kapal-kapal non-Taiwan. Hingga kini, mereka tidak bisa pulang ke Tanah Air karena belum mendapat izin otoritas berwenang di Taiwan untuk sign off (keluar) dari negara ini.

"Saya meminta kejelasan dan kepastian tentang kapan izin sign off dapat diberikan. Hal ini karena, kondisi para awak kapal sudah sangat rentan secara mental maupun fisik," kata Ida.

Baca juga: Jumlah Pekerja Migran yang Jadi Peserta Aktif BPJS Ketenagakerjaan Terus Berkurang

Pemerintah Indonesia, lanjut dia, sangat menaruh perhatian terhadap kasus-kasus awak kapal di luar negeri.

Atas dasar kemanusiaan dan guna menghindari hal-hal yang dapat merugikan. Pemerintah Indonesia berharap, otoritas Taiwan dapat segera mengeluarkan izin sign off terhadap awak kapal Indonesia yang stranded di Taiwan

Respon otoritas Taiwan

Menanggapi hasil supervisi terhadap 14 P3MI, Jon C.Chen mengatakan, pihak TETO akan berkoordinasi intensif dengan Kemnaker guna memperbaiki tata kelola penempatan PMI ke Taiwan.

“Dengan begitu, pelaksanaan penempatan PMI ke Taiwan dapat segera dilakukan kembali,” ucap Jon.

Baca juga: BP2MI Pulangkan 3 Pekerja Migran yang Alami Luka Bakar dan Sakit dari Taiwan

Terkait 400 awal kapal Indonesia, ia menyatakan, pihaknya akan kembali mengingatkan otoritas Taiwan untuk segera menyelesaikan kasus tersebut.

Lebih lanjut Jon mengatakan, pihak otoritas Taiwan masih mencari solusi yang tepat agar awak kapal memperoleh transportasi untuk bisa kembali ke Indonesia.

"Sampai saat ini, kami belum dapat informasi pastinya. Namun, informasi dari Bu Menteri akan kami sampaikan kepada otoritas di Taiwan untuk mencari solusi dalam mempercepat pemulangan awak kapal ini," katanya.

Menanggapi respon Jon C.Chen, Menaker Ida kembali menaruh harapan besar kepada pihak otoritas Taiwan agar segera memberikan sign off.

Baca juga: Pemerintah Diminta Pastikan Tak Ada Oknum Palsukan Tes Covid-19 Pekerja Migran RI ke Taiwan

"Benar Pak, saya tunggu informasinya. Sudah satu tahun para awak terdampar dan sangat manusiawi sekali jika mereka lelah secara fisik dan mental,” imbuh Ida.

 

Terkini Lainnya
Lepas 1.200 Peserta Pemagangan ke Jepang, Menaker Sampaikan Empat Pesan Penting Ini
Lepas 1.200 Peserta Pemagangan ke Jepang, Menaker Sampaikan Empat Pesan Penting Ini
Kemenaker
Fondasi Kuat Ketenagakerjaan 2025: 3,59 Juta Lapangan Kerja Baru, Pengangguran Terendah Sejak 1998
Fondasi Kuat Ketenagakerjaan 2025: 3,59 Juta Lapangan Kerja Baru, Pengangguran Terendah Sejak 1998
Kemenaker
Soal Komitmen Presiden Prabowo Hapus
Soal Komitmen Presiden Prabowo Hapus "Outsourcing", Menaker: Jadi Landasan Permenaker
Kemenaker
Peringati May Day 2025, Menaker Dorong Kolaborasi untuk Jawab Tantangan Ketenagakerjaan
Peringati May Day 2025, Menaker Dorong Kolaborasi untuk Jawab Tantangan Ketenagakerjaan
Kemenaker
Menaker Jajaki Kerja Sama Penyiapan Tenaga Kerja dengan UEA dan China di Forum LEMM BRICS
Menaker Jajaki Kerja Sama Penyiapan Tenaga Kerja dengan UEA dan China di Forum LEMM BRICS
Kemenaker
Di Forum BRICS, Menaker RI Dorong Tata Kelola AI yang Adil dan Kolaboratif
Di Forum BRICS, Menaker RI Dorong Tata Kelola AI yang Adil dan Kolaboratif
Kemenaker
Staf Khusus Menaker RI dan Bupati Pringsewu Resmi Buka Sosialisasi Magang ke Luar Negeri
Staf Khusus Menaker RI dan Bupati Pringsewu Resmi Buka Sosialisasi Magang ke Luar Negeri
Kemenaker
Bambang Irawan: Mari Tingkatan Kompetensi SDM melalui Program Magang ke Luar Negeri
Bambang Irawan: Mari Tingkatan Kompetensi SDM melalui Program Magang ke Luar Negeri
Kemenaker
Kemenaker dan Kementerian PPPA Perkuat Sinergi Ketenagakerjaan lewat Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kemenaker dan Kementerian PPPA Perkuat Sinergi Ketenagakerjaan lewat Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kemenaker
Lepas 1.500 Peserta Magang ke Luar Negeri, Menaker: Manfaatkan untuk Pengembangan Diri
Lepas 1.500 Peserta Magang ke Luar Negeri, Menaker: Manfaatkan untuk Pengembangan Diri
Kemenaker
Menaker: Program MBG Serap Tenaga Kerja Cukup Besar
Menaker: Program MBG Serap Tenaga Kerja Cukup Besar
Kemenaker
Menaker: SDM Unggul Jadi Kunci Masa Depan Industri Indonesia
Menaker: SDM Unggul Jadi Kunci Masa Depan Industri Indonesia
Kemenaker
Wamenaker: Industri Tekstil Harus Bangkit, Saatnya Aksi Nyata
Wamenaker: Industri Tekstil Harus Bangkit, Saatnya Aksi Nyata
Kemenaker
Gagal SNBP? Polteknaker Tawarkan Beasiswa Penuh untuk Lulusan SMA/SMK
Gagal SNBP? Polteknaker Tawarkan Beasiswa Penuh untuk Lulusan SMA/SMK
Kemenaker
Kemnaker dan Kemenhut Berkolaborasi Perluas Kesempatan Kerja melalui Agroforestri
Kemnaker dan Kemenhut Berkolaborasi Perluas Kesempatan Kerja melalui Agroforestri
Kemenaker
Bagikan artikel ini melalui
Oke