KOMPAS.com – Kementerian Ketenagakerjaan ( Kemnaker) merotasi enam pejabat tinggi pratama. Menteri Ketenagakerjaan ( Menaker) M. Hanif Dhakiri mengatakan, rotasi ini dilakukan sebagai upaya penyegaran organisasi dan peningkatan kinerja.
Rotasi itu pun diharapkan dapat memberikan kesegaran bagi organisasi dan semangat baru kepada pejabat terkait.
“Rotasi merupakan hal biasa dalam dinamika birokrasi. Dengan cara ini kami melakukan regenerasi di dalam organisasi sehingga bisa terus berkembang," ujarnya melalui rilis tertulis, Senin (5/8/2019).
Baca juga: Kemnaker Gandeng ILO Ajak Pekerja Terapkan K3 di Era Revolusi Industri 4.0
Adapun proses pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).
Hanif secara pribadi mengucapkan selamat kepada para pejabat yang baru. Ia menaruh harapan besar agar mereka yang baru dilantik bisa mengemban kepercayaan dengan sebaik-baiknya.
"Segera bekerja dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang baru. Kementerian ini harus menjadi satu batang tubuh yang sama dalam pemikiran dan kinerja. Saya tidak ingin mendengar satu unit dengan unit yang lain bekerja sama menjadi hal yang sangat susah,” kata Hanif.
Kemudian, ia mengatakan perlunya peningkatan wawasan dan pengalaman bagi pejabat yang dirotasi tersebut.
“Saya ingin masing-masing dari kami dapat memiliki pengalaman di semua tempat sehingga dapat memperkaya wawasan dan pengalaman kami dalam rangka mempercepat kinerja Kemnaker,” kata Hanif.
Kedua, pesan Hanif adalah pejabat pimpinan tinggi pratama ini dapat mendayagunakan seluruh potensi dari seluruh sumber daya yang ada di kementerian.
“Pimpinan itu harus bisa menggerakkan, memotivasi, dan memanfaatkan potensi yang ada. Hal ini tentu akan membuat makin banyak staf yang akan berkontribusi untuk pencapain kementerian,” kata Hanif.
Baca juga: Gandeng Austria, Kemnaker Ingin Kembangkan SDM di Bidang Maritim
Terakhir, Menaker Hanif tidak akan berhenti, bosan, dan lelah mengingatkan terkait terobosan dan inovasi. Hal ini sangat penting di tengah tentangan dunia ketenagakerjaan yang berubah.
“Jika dahulu, orang mau kalah, jatuh, atau tumbang, tidak harus melakukan kesalahan apa-apa baik pribadi, organisasi, maupun institusi. Namun, kalau sekarang untuk jatuh, tumbang, atau kalah, cukup kita diam dan tidak berinovasi,” jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut Hanif, segera bekerja kemudian fokus terhadap apa yang sudah direncanakan dengan penuh terobosan.