KOMPAS.com - Kementerian Ketenagakerjaan RI mengambil 3 langkah strategis untuk menjawab tantangan dan mengoptimalkan peluang di era Industri 4.0,
Tiga langkah itu adalah meningkatkan link and match, masifikasi pelatihan kerja dan sertifikasi profesi, serta penanaman transversal skill (soft skill) dan entrepreneurship.
"Terkait link and match ini merupakan upaya pemerintah untuk memastikan kompetensi SDM kita sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dengan industri yang berbasis teknologi digital," ujar Direktur Persyaratan Kerja, S. Junaedah dalam keterangan resmi yang Kompas.com terima.
Junaedah mengatakan itu saat mewakili Menteri Ketenagakerjaan RI pada agenda Munas ke-1 Persaudaraan Dosen Republik Indonesia di Gedung Nusantara 1 DPR RI, Jakarta, Jumat (26/10/2018).
Untuk mewujudkan hal terebut, lanjut Junaedah, Kemnaker terus bersinergi dengan komite vokasi nasional yang merupakan wadah kolaborasi antara pemerintah dan industri.
Bersama komite vokasi nasional, Kemnaker memetakan transformasi industri, penyiapan pekerjaan, keterampilan masa depan, dan perencanaan tenaga kerja dengan para pelaku usaha serta industri di masing-masing sektor prioritas.
BACA JUGA: Menaker Yakin Indonesia Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0
"Rumusan yang dihasilkan dari kegiatan ini dapat menjadi masukan dan pijakan dalam melakukan perancangan program pelatihan," katanya.
Junaedah mengungkapkan, perancangan program pelatihan tersebut meliputi merancang desain kurikulum, standar pelatihan, penyelengaraan pelatihan kerja dan pemagangan.
Diharapkan dari situ, output yang dihasilkan lembaga pelatihan kerja relevan dengan kebutuhan dunia industri.
Adapun terkait masifikasi pelatihan kerja dan sertifikasi profesi, Junaeda mengatakan akan membingkainya dalam kebijakan triple skilling, yaitu skilling, up-skilling, dan re-skilling.
"Ketiga kebijakan ini penting untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja terampil saat ini dan di masa yang akan datang," papar Junaedah.
Selain itu pemerintah juga membekali SDM indonesia dengan soft skill, entrepreneurship dan digital skill.
Laporan World Economic Forum menunjukkan 80 persen skill yang diperlukan tenaga kerja untuk bisa bersaing dalam era revolusi industri 4.0 merupakan penguasaan soft skill.
"Di antara 10 skill utama yang diperlukan saat ini, 3 yang teratas adalah complex problem solving, critical thinking dan creativity," pungkas Junaedah.