Langkah Kementan untuk Capai Target Swasembada Gula Konsumsi pada 2028

Kompas.com - 12/11/2023, 11:57 WIB
A P Sari

Penulis

KOMPAS.com - Tebu merupakan salah satu komoditas pangan strategis nasional sekaligus komoditas unggulan perkebunan yang memiliki produk turunan gula.

Untuk mencapai target swasembada gula konsumsi pada 2028, Kementerian Pertanian ( Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan ( Ditjenbun) terus memacu peningkatan kualitas mutu hasil produksi maupun produktivitas tebu Indonesia.  

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta jajarannya untuk terus meningkatkan produksi dan memastikan percepatan menuju swasembada gula lewat kolaborasi dengan sejumlah pihak.a

"Utamanya terkait perizinan investasi maupun penerapan teknologi. Perlunya persiapan dan langkah strategis demi pembangunan beberapa pabrik gula dan perluasan lahan tanam kebun tebu di beberapa wilayah Indonesia," tutur Amran beberapa waktu lalu.

Baca juga: Kejar Masa Tanam, Kementan Amankan Produksi Beras dan Jagung

Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel), Kementan bertugas melaksanakan pembinaan, bimbingan teknis, dan pendampingan kepada pekebun tebu.

Bantuan tersebut bertujuan untuk meningkatkan produksi, produktivitas, dan mutu tebu giling yang berdaya saing, serta meningkatkan akses pendanaan melalui lembaga keuangan kepada pekebun tebu.

Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah meminta jajarannya untuk sigap melakukan upaya percepatan melalui sosialisasi, pertemuan, pembinaan, penguatan regulasi, kolaborasi dan kerja sama dengan seluruh stakeholder komoditas tebu.

Menurutnya, Ditjenbun harus melakukan evaluasi produksi akhir giling untuk mengetahui total produksi gula nasional pada 2023 yang diperoleh data dari masing-masing perusahaan gula, baik badan usaha milik negara (BUMN) maupun swasta.

Baca juga: Perkuat Perekonomian, Kementan dan Indef Ajak Ekonom dan Akademisi Bangun Sektor Pertanian

Andi Nur berharap, produksi tebu dapat terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan gula nasional.

Pasalnya, dengan jangka waktu yang terbatas dan target pasar yang besar, pabrik gula BUMN maupun swasta perlu berkolaborasi, agar target Perpres Nomor 40 Tahun 2023 dapat tercapai.

Direktur Tanaman Semusim dan Tahunan M Rizal Ismail mengatakan, evaluasi perlu dilakukan, karena hasilnya akan digunakan sebagai bahan untuk menyusun neraca komoditas gula.

“Sebagai bahan pimpinan dalam pengambilan kebijakan tentang pergulaan nasional pada 2024," jelas Rizal melalui keterangan persnya, Minggu (12/11/2023).

Rizal berharap, evaluasi akhir giling bisa memberikan hasil yang baik bagi perkebunan tebu di Indonesia. Dengan demikian, produksi dan produktivitas tebu bisa terus digenjot untuk mencapai target swasembada gula 2023.

Baca juga: Kementan Dorong Akses Permodalan Petani untuk Majukan Konsep UMKM Hijau

Sebagai informasi, target produksi gula nasional pada 2023 adalah 2,6 juta ton. Namun, dengan berjalannya musim giling pada Pertemuan Taksasi Awal Giling pada April 2023 di Bandung, disepakati bahwa produksi gula pada 2023 akan mencapai 2,74 juta ton.

Selanjutnya, pertemuan Taksasi Tengah Giling pada Agustus 2023 di Yogyakarta memperkirakan bahwa produksi gula nasional mencapai 2,42 juta ton. Angka ini turun karena fenomena El Nino mengganggu proses produksi di seluruh wilayah pabrik gula di Indonesia.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com