KOMPAS.com-- Dewan Energi Nasional (DEN) menggelar acara Energy Transition Conference and Exhibition (ETCE) 2023 di Birawa Assembly Hall, Hotel Bidakara, Jakarta pada 18-20 Oktober 2023.
Konferensi yang bertema "Kolaborasi Mewujudkan Transisi Energi Menuju Net Zero Emission 2060" tersebut menjadi momentum untuk membicarakan masa depan energi terbarukan di Indonesia. Pasalnya, dalam kegiatan tersebut para pemangku kepentingan di bidang energi berbagi pengetahuan, berdiskusi, dan merancang solusi bersama demi masa depan berkelanjutan.
Pada Jumat (20/10/2023), konferensi ditutup dengan ajang penghargaan Anugerah DEN 2023. Ajang penghargaan ini menjadi momen prestisius, karena diberikan kepada Pemerintah Daerah, Tokoh Energi, dan Perusahaan Energi serta Transportasi yang telah berkontribusi nyata dalam mendukung program transisi energi nasional.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian ( Kementan) Andi Nur Alam Syah turut hadir mewakili Menteri Pertanian (Mentan).
Baca juga: Gandeng Perpadi Genjot Produksi Beras 35 Juta Ton, Plt Mentan: Supaya Tidak Impor Lagi
Ia mengatakan, Kementan, sesuai dengan Perpres 22 Tahun 2017, telah berperan dalam Rencana Umum Energi Nasional. Peran Kementan, menurut Andi, adalah penyediaan tanaman bahan baku bahan bakar nabati ( BBN).
"Kementan membutuhkan penyediaan benih tanaman BBN serta penyuluhan atau pengembangan tanaman untuk BBN. Selain itu, peran itu pun perlu didukung dengan mengintegrasikan kegiatan pengembangan dan pascapanen tanaman BBN", jelas Andi menurut keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (21/10/2023).
Ia pun menjelaskan bahwa Kementan, khususnya Direktorat Jenderal Perkebunan, telah melakukan beberapa terobosan inovatif terkait tanaman bahan baku BBN. Salah satunya, green fuel berbasis kelapa sawit.
"Minyak sawit memiliki potensi sebagai energi baru terbarukan. Kelapa sawit memiliki potensi luasan produksi dan produktivitas, sebagai alternatif sumber energi, sumber devisa negara, dan produk turunan," tutur Andi Nur.
Baca juga: Kementan Gandeng Perpadi Kejar Target Produksi Beras 35 Juta Ton, Plt Mentan: Supaya Tak Impor Lagi
Untuk peningkatan produktivitas dan mutu perkebunan kelapa sawit, Kementan pun melakukan berbagai aksi nyata, seperti Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), perbaikan sarana dan prasarana, optimalisasi Taksi Alat dan Mesin Perkebunan (Titan).
"Kami juga mengajak kolaborasi sektor privat dalam pengembangan komoditas perkebunan, karena skema anggaran APBN/APBD sangat minim. Porsi dukungan sektor privat harus lebih besar," kata Andi Nur.
Andi Nur menambahkan, berdasarkan hasil penelitian beberapa komoditas pertanian, khususnya untuk komoditas perkebunan, ternyata juga tak hanya kelapa sawit yang dapat menjadi bahan baku BBN.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Mentan Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa kelapa sawit dan tebu adalah komoditas unggul indonesia yang harus dikembangkan melalui hilirisasi untuk membantu percepatan transisi energi ramah lingkungan.
Baca juga: Produksi Jagung Diperkirakan Turun, Ini Upaya Plt Mentan
"Saya minta untuk komoditas tersebut (sawit dan gula) agar segera diperkuat dan diperkokoh untuk transisi energi ramah lingkungan. Untuk memulainya saya minta maksimalkan pengembangan tebu dan sawit sebagai biodiesel," ujar Arief.
Komoditas perkebunan lainnya seperti kemiri sunan dan tebu juga dapat diolah menjadi sumber energi dari BBN. Komoditas tersebut, menurut Andi, terbilang potensial dan harus dikembangkan secara optimal dengan teknologi yang mumpuni.
Kegiatan ETCE 2023 merupakan suatu bentuk upaya untuk memotivasi atau meningkatkan kepedulian bagi khalayak luas terkait masa depan energi Indonesia. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi titik tolak berbagai pemangku kepentingan untuk bergerak bersama, berkolaborasi, dan menjadi bagian dari perubahan yang lebih baik.