KOMPAS.com - Kementerian Pertanian ( Kementan) mendorong para kepala daerah memperkuat produksi pangan guna menekan inflasi dalam rangka menyambut peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2023.
Kepala daerah juga diminta merealisasikan target produksi beras sebanyak 35 juta ton pada musim panen yang akan datang. Target ini mengalami peningkatan dari target sebelumnya yang hanya 31 juta ton.
Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi mengatakan, setiap daerah memiliki tanggung jawab yang sama dalam menghadirkan kecukupan beras.
Oleh karena itu, dia berjanji akan memberikan hadiah khusus bagi daerah yang mampu memproduksi beras dengan tinggi.
Arief berharap, cara tersebut dapat membuat produksi pangan cukup untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri.
Baca juga: Antisipasi Dampak El Nino, Ditjen PSP Kementan Kembangkan Optimasi Lahan Kering
"Kementan akan memberikan reward untuk saudara-saudara di dinas pertanian seluruh Indonesia yang mampu memproduksi beras cukup banyak," ujarnya saat menggelar HPS 2023 bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian di Kantor Pusat Kementan, Senin (16/10/2023).
Untuk mendukung pencapaian target tersebut, Arief meminta Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), dan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) bersinergi dengan unit eselon I lain dalam menyediakan benih unggul, ketersediaan pupuk, hingga kesiapan penyuluh.
Dia juga meminta pihak-pihak tersebut bersinergi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk menggerakan elemen di daerah, termasuk penyuluh.
"Tolong nomor telepon semua penyuluh diserahkan kepada Pak Tito untuk membantu siapa pun yang ke daerah. Dalam memecahkan masalah, bisa menghubungi penyuluh yang tersedia,” ujarnya dalam siaran pers.
Baca juga: Pulihkan Kepercayaan Publik, Pejabat Kementan Teken Pakta Integritas Zero Tolerance for Integrity
Arief mencontohkan, pihaknya ke Karawang bertemu dengan bupati setempat untuk mengunjungi wilayah yang terkena hama tikus.
Kemudian, pihaknya juga mencari wilayah lain yang terkena hama burung untuk dapat dipecahkan masalahnya.
Lebih lanjut, Arief mengatakan, Kementan saat ini berfokus menstabilkan pasokan dan harga beras melalui bazar murah yang digelar serentak di seluruh Indonesia.
Kemudian, pihaknya juga fokus menyalurkan bantuan beras sebanyak 640.000 ton untuk 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Bantuan ini harus disalurkan dan habis dalam tiga bulan.
“Ini tugas yang diberikan Pak Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Badan Pangan Nasional bersama Badan Urusan Logistik (Bulog), ya, tidak boleh main-main. Ini untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan seluruh Indonesia," jelasnya.
Baca juga: Plt Mentan Arief Prasetyo: Kita Kembalikan Lagi Kementan yang Bermartabat dan Keren
Pada kesempatan itu, Tito mengatakan, sesuai perintah Jokowi, pihaknya berfokus membantu menstabilkan harga pangan di semua daerah. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan inflasi.
Dengan mengacu data ketersediaan pangan dalam negeri dari Badan Pusat Statistik (BPS), kata Tito, pihaknya mengetahui langsung daerah yang surplus dan defisit pangan, serta kondisi pangan di setiap pasar.
"Oleh karena itu, Satuan Tugas (Satgas) Pangan di setiap daerah harus turun cek stok atau kondisi pangan setiap hari di pasar-pasar, terutama 9 bahan pokok, sekarang jadi 12,” katanya.
Jika terdapat kenaikan harga, Tito meminta dilakukan pengecekan agar segera dapat dilakukan intervensi.
“Soal kenaikan harga, apakah suplai yang kurang atau distribusinya yang macet, sehingga kami dapat menekan inflasi," katanya.
Mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) itu juga meminta kepala daerah dengan wilayah yang surplus pangan untuk melakukan mobilisasi stok pangan ke daerah yang defisit.
“Persoalannya, apakah kepala daerah mau peduli, enggak? Untuk itu, kami adakan rapat evaluasi setiap minggu, kami bacain daerah yang memiliki stok pangan tertinggi dan terendah," ujar Tito.