KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama semua pemerintah daerah (pemda) di Indonesia kompak bekerja sama mengantisipasi dampak El Nino.
Kali ini, Kementan menyiapkan sistem pompa dan pipa untuk mengairi lahan sawah di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, jenis irigasi yang saat ini dikembangkan Kementan adalah irigasi pompa dan pipa.
Prinsip kerja kegiatan irigasi pompa dan pipa adalah mengambil air dari sumber (diverting), membawa atau mengalirkan air dari sumber ke lahan pertanian (conveying), mendistribusikan air ke tanaman (distributing), serta mengatur dan mengukur aliran air (regulating and measuring).
Irigasi perpompaan dan perpipaan bertujuan memanfaatkan potensi sumber air yang ada sebagai suplesi air irigasi bagi komoditas tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan serta budidaya ternak.
Baca juga: Kementan Upayakan Pemompaan Lahan Sawah di Soppeng, Sulsel yang Terdampak El Nino
SYL mengatakan, irigasi bermanfaat dalam meningkatkan intensitas pertanaman dan atau luas areal tanam, meningkatkan produktivitas pertanian, pendapatan, dan kesejahteraan petani.
“Irigasi memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai air irigasi, baik di daerah irigasi maupun nondaerah irigasi," jelasnya dalam siaran pers, Senin (28/8/2023).
Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Dinas Pertanian Kabupaten Gowa, Muhammad Ilyas Farhan mengatakan, salah satu titik penempatan sistem pompa irigasi berada di Desa Botosunggu, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa.
Pompa yang dikelola kelompok tani (poktan) tersebut mampu mengairi sekitar 30 hektar (ha) sawah.
"Di sini punya potensi air, yakni air buangan dari bendungan. Jadi bukan air yang berpotensi masuk saluran, tetapi ini adalah pembuangan dari bendungan kita manfaatkan untuk program perpompaan," terang Ilyas Farhan, Senin (28/8/2023).
Baca juga: Jokowi Sebut Impor Diperbesar untuk Antisipasi Dampak El Nino
Dia mengatakan, saat ini sistem pompa yang dibangun sudah hampir selesai. Selain mendirikan rumah pompa, ada pula bak untuk menampung air.
“Untuk proses pekerjaan, untuk pemasangan pompa insya Allah minggu depan sudah bisa dilaksanakan,” katanya.
Ilyas mengatakan, terdapat bak air untuk menampung pembuangan yang dimasukkan ke rumah pompa, kemudian dialirkan ke lokasi yang ada hamparan uni untuk mengatasi persoalan kekeringan.
Sebelumnya, kata Ilyas, Farhan, petani di Gowa masih menggunakan pompa konvensional sehingga air yang didapat dari sungai dialirkan ke hamparan sawah.
"Sekarang kami bantu petani untuk dibuatkan pompa secara permanen untuk airnya berkesinambungan. Alhamdulillah sampai 30 ha jangkauannya,” katanya.
Baca juga: Tingkatkan Produktivitas Pertanian, Kementan Lakukan Normalisasi Irigasi di Kabupaten Bekasi
Dia pun berterima kasih kepada Kementan terkhusus Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) dan Direktur Irigasi Pertanian.
Dirjen PSP Kementan Ali Jamil mengatakan, kunci utama dari jenis irigasi pompa adalah terdapatnya sumber air.
Dia mengatakan, tidak masalah jika posisi air lebih rendah dari lahan pertanian karena petani dapat memanfaatkan pompa.
"Dengan demikian, lahan pertanian yang tidak terjangkau dengan irigasi waduk dan bendungan yang umumnya secara gravitasi masih bisa mendapatkan air irigasi," ujarnya.
Kegiatan irigasi perpompaan dan perpipaan diprioritaskan pada lokasi kawasan pertanian yang sering mengalami kendala atau kekurangan air irigasi terutama pada musim kemarau.
Baca juga: 3 Strategi Kementan Genjot Produksi dan Ekspor Produk Hortikultura
Output dari kegiatan itu adalah terlaksananya kegiatan kegiatan irigasi pompa dan pipa sehingga tersedia sumber air yang dapat dimanfaatkan petani.
Irigasi tersebut dapat menjadi suplesi atau conjunctive use di daerah irigasi maupun sebagai irigasi utama di nondaerah irigasi (tail end).
"Program ini diharapkan dapat menambah luas areal tanam baru dan meningkatkan produksi atau produktivitas," kata Ali.