Januari 2023, Nilai Tukar Petani Naik Jadi 109,84

Kompas.com - 01/02/2023, 14:29 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

Petani sedang menggarap sawah.DOK. Humas Kementan Petani sedang menggarap sawah.

KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) pada Januari 2023 mencapai 109,84 atau mengalami kenaikan sebesar 0,77 persen.

Peningkatan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) naik 1,40 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan indeks harga yang dibayar petani dengan kenaikan sebesar 0,63 persen.

Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan bahwa komoditas penyumbang utama dari kenaikan tersebut utamanya adalah komoditas cabai, bawang merah, cabai rawit, dan jagung.

Peningkatan NTP tertinggi pada Januari 2023, kata dia, terjadi pada subsektor tanaman pangan dengan persentase nilai tukar petani sebesar 2,07 persen.

Baca juga: Nilai NTP Naik, Anggota Komisi IV Haerudin Apresiasi Kementan dan Petani

"Peningkatannya terjadi karena indeks harga yang diterima petani pada subsektor ini (tanaman pangan) naik 2,72 persen," ujar Margo dalam dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (1/2/2023).

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam berita resmi statistik yang digelar melalui video conference, Rabu.

Menurut Margo, komunitas dominan dan mempengaruhi kenaikan indeks yang diterima petani masih berasal dari komoditas padi dan palawija, khususnya komunitas jagung dan ketela pohon.

Sementara itu, sebut dia, subsektor lain seperti pembudidaya ikan mengalami penurunan.

Baca juga: Pembudidaya Ikan Air Tawar Kini Didukung Berbagai Akses Pembiayaan

"Sekali lagi, NTP tanaman pangan pada Januari 2023 mencapai 103,82 atau naik 2,07 persen dan hortikultura 112,17 atau naik 1,96 persen," kata Margo.

Selain NTP, lanjut dia, BPS mencatat adanya kebaikan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) yang mencapai 109,95 atau naik 0,92 persen apabila dibandingkan dengan NTP Desember 2022.

Margo mengungkapkankan, peningkatan NTUP terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,40 persen atau lebih tinggi dari kenaikan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal yang hanya naik sebesar 0,48 persen.

"Kalau diperhatikan komoditas yang dominan dan berpengaruh kepada kenaikan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal, di antaranya berasal dari upah untuk proses produksi, membajak, dan penanaman," katanya.

Baca juga: BMW Tegaskan Menolak Produksi Pikap Kabin Ganda

Dari catatan yang sama, pada Januari 2023 terdapat 20 provinsi yang mengalami kenaikan NTP dengan peningkatan tertinggi berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yaitu sebesar 2,27 persen.

"Sedangkan untuk NTUP, 24 provinsi mengalami kenaikan NTUP dengan tenaga tertinggi terjadi di Banten sebesar 2,36 persen," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Biro (Kabiro) Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik (Humas dan IP) Kementan Kuntoro Boga Andri mengatakan bahwa kenaikan NTP merupakan bukti bahwa upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan petani terus mengalami peningkatan.

Ia menjelaskan, satu dari beberapa program yang dilakukan adalah menyediakan bibit unggul, teknologi mekanisasi, dan pendampingan petani.

"Kami terus berupaya agar petani bisa sejahtera," jelasnya.

Terkini Lainnya
Serapan Beras Bulog Tembus 2 Juta Ton, Mentan Amran: Ini Lompatan Eksponensial
Serapan Beras Bulog Tembus 2 Juta Ton, Mentan Amran: Ini Lompatan Eksponensial
Kementan
Saat Harga Beras Dunia Anjlok, Indonesia Cetak Rekor Produksi dan Akhiri Impor Konsumsi
Saat Harga Beras Dunia Anjlok, Indonesia Cetak Rekor Produksi dan Akhiri Impor Konsumsi
Kementan
Selalu Berdialog dengan Petani, Gaya Kerja Mentan Amran Dipuji Wapres Gibran
Selalu Berdialog dengan Petani, Gaya Kerja Mentan Amran Dipuji Wapres Gibran
Kementan
Indonesia Surplus Beras Tanpa Impor, Mentan Amran: Bukti Komitmen Pemerintah Perkuat Ketahanan Pangan
Indonesia Surplus Beras Tanpa Impor, Mentan Amran: Bukti Komitmen Pemerintah Perkuat Ketahanan Pangan
Kementan
Serapan Beras Bulog Januari–Mei 2025 Jadi yang Tertinggi dalam 57 Tahun
Serapan Beras Bulog Januari–Mei 2025 Jadi yang Tertinggi dalam 57 Tahun
Kementan
Lakukan Tanam Perdana di Pulang Pisau, Kalteng Percepat Langkah Menuju Swasembada Pangan
Lakukan Tanam Perdana di Pulang Pisau, Kalteng Percepat Langkah Menuju Swasembada Pangan
Kementan
Kebut Target Swasembada, Kementan Selesaikan Tanam Perdana di 2 Lokasi Cetak Sawah Baru
Kebut Target Swasembada, Kementan Selesaikan Tanam Perdana di 2 Lokasi Cetak Sawah Baru
Kementan
Tegaskan Meritokrasi, Mentan Amran Coret Calon Pejabat Titipan meski Keluarga Sendiri
Tegaskan Meritokrasi, Mentan Amran Coret Calon Pejabat Titipan meski Keluarga Sendiri
Kementan
Luruskan Informasi, Mentan Amran Sebut Dapat Dukungan Penuh dari Wapres Gibran
Luruskan Informasi, Mentan Amran Sebut Dapat Dukungan Penuh dari Wapres Gibran
Kementan
Sepulang dari Yordania, Mentan Amran Sidak Kantor Bulog dan PIHC
Sepulang dari Yordania, Mentan Amran Sidak Kantor Bulog dan PIHC
Kementan
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Kementan
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Kementan
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Kementan
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Kementan
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke