IPB Dukung Kementan Tangani Wabah Penyakit Mulut dan Kuku

Kompas.com - 15/05/2022, 18:54 WIB
Yussy Maulia Prasetyani,
Wandha Nur Hidayat

Tim Redaksi

Pengecekan kesehatan pada sapi untuk memastikan sapi tidak menderita penyakit mulut dan kuku (PMK).Dok. Kementerian Pertanian RI Pengecekan kesehatan pada sapi untuk memastikan sapi tidak menderita penyakit mulut dan kuku (PMK).

KOMPAS.com - Menteri Pertanian Republik Indonesia (Mentan RI) Syahrul Yasin Limpo memastikan bahwa penanganan penyakit mulut dan kuku ( PMK) pada hewan ternak terus dilakukan secara maksimal.

Dalam diskusi yang digelar secara virtual bersama Institut Pertanian Bogor ( IPB) University, Sabtu (14/5/2022), Syahrul menjelaskan ada beberapa upaya penanganan yang telah dilakukan oleh pihaknya, di antaranya pendistribusian obat, penyuntikan vitamin, dan pemberian obat antibiotik.

Di sisi lain, Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) juga terus melakukan riset dan uji laboratorium untuk menemukan vaksin PMK dalam negeri.

"Intinya, hewan yang terkena (PMK) harus diberikan obat dan yang tidak kena harus ditingkatkan imunnya. Kita sudah ada pelatihan untuk dokter kesehatan khusus PMK. Untuk tenaga medisnya, kita sudah sebar di lapangan," ujar Syahrul melalui keterangan resmi yang diterima oleh Kompas.com, Minggu (15/5/2022).

Baca juga: Hadapi Wabah PMK, Kementan Bangun Koordinasi Lintas Sektor untuk Persiapan Kurban

Sebelumnya, Kementan telah meminta seluruh kepala daerah di Indonesia untuk mengatur lalu lintas ternak sebagai upaya pencegahan penularan PMK dari Provinsi Jawa Timur dan Aceh.

"Sehingga daerah-daerah ini sepenuhnya dalam kendali yang baik oleh pemerintah kabupaten, provinsi, maupun dari jajaran Kementan untuk bisa mengendalikan agar tidak terjadi mutasi-mutasi berlebihan tanpa pengendalian langsung, baik oleh tenaga kesehatan maupun semua jajaran yang terkait di provinsi," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Hewan IPB University Dr Sri Murtini menyampaikan bahwa penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) bisa terjadi melalui kontak langsung maupun udara.

Oleh sebab itu, diperlukan penanganan yang cepat dan tepat agar rantai penularan PMK dapat segera diputus. Dalam hal ini, ada beberapa pola dan metode yang dapat mempercepat penanganan tersebut.

Baca juga: Antisipasi PMK, Wabup Ende Minta Perketat Pengawasan Keluar Masuk Ternak

"Salah satunya dengan (pola) biosecurity alias pembatasan lalu lintas ternak. Artinya, ternak yang sakit atau (berasal) dari daerah yang sakit sebaiknya tidak keluar dari daerah tersebut," ujar Sri.

Meski demikian, kata Sri, wabah ini tidak terlalu bahaya bagi manusia karena penyebarannya hanya dari hewan ke hewan. Bahkan, beberapa bagian daging hewan yang terkena PMK masih bisa dikonsumsi, meski harus melalui prosedur yang telah diatur pemerintah.

Pemilik peternakan hewan juga sebaiknya memperhatikan kebersihan kandang. Selain dibersihkan, peternak juga wajib melakukan disinfeksi secara berkala untuk mencegah pertumbuhan virus dan bakteri di area kandang.

"Kemudian, (perhatikan) lalu lintas orang karena orang bisa menularkan (virus ke hewan). Pastikan (ketika berkunjung) dari satu kandang ke kandang lain, bajunya diganti dan memakai alat pelindung diri (APD)," imbuh Sri.

Baca juga: Ini Langkah Cepat Kementan Atasi PMK, dari Lockdown hingga Vaksinasi Massal

Lebih lanjut, Sri menjelaskan, pencegahan PMK juga dapat dilakukan dengan menguatkan imun tubuh hewan, seperti memberikan vaksin, memeriksa kondisi kesehatan hewan, dan memperhatikan kondisi kandang secara berkala.

"Ingat, di dalam air liurnya (hewan) itu banyak sekali virusnya. Jadi, kalau air liurnya menempel di kandang, peralatan (di kandang) itu bisa menularkan. Karena itu, menjaga kesehatan kandang sangat penting," kata Sri.

Terkait deteksi penyakit PKM secara dini, Pengajar Analisis Risiko Pemasukan Hewan dan Produk Hewan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University, Denny Widaya Lukman, mengatakan umumnya ada gejala fisik yang dapat dilihat pada tubuh hewan.

Pada sapi perah, misalnya, gejala bisa berupa luka-luka pada beberapa bagian tubuh. Biasanya, luka tersebut muncul tiga hari setelah tubuh sapi terinfeksi virus penyebab PMK.

"Oleh karena itu, konsumen diimbau agar memotong hewan di rumah potong hewan yang sesuai dengan undang-undang. Sebab, di rumah potong hewan sudah ada dokter hewan yang memeriksa dan mengawasi (hewan) dari sebelum dan sesudah hewan dipotong," ujar Denny.

Selain itu, Denny juga menyarankan agar konsumen menghindari konsumsi produk hewani yang masih mentah. Hal ini dilakukan untuk menghindari penularan virus dan bakteri yang menempel pada produk hewani mentah.

"Sebaiknya kita mengonsumsi makanan (dari produk hewani) yang sudah matang," ujarnya.

Terkini Lainnya
Saat Harga Beras Dunia Anjlok, Indonesia Cetak Rekor Produksi dan Akhiri Impor Konsumsi
Saat Harga Beras Dunia Anjlok, Indonesia Cetak Rekor Produksi dan Akhiri Impor Konsumsi
Kementan
Selalu Berdialog dengan Petani, Gaya Kerja Mentan Amran Dipuji Wapres Gibran
Selalu Berdialog dengan Petani, Gaya Kerja Mentan Amran Dipuji Wapres Gibran
Kementan
Indonesia Surplus Beras Tanpa Impor, Mentan Amran: Bukti Komitmen Pemerintah Perkuat Ketahanan Pangan
Indonesia Surplus Beras Tanpa Impor, Mentan Amran: Bukti Komitmen Pemerintah Perkuat Ketahanan Pangan
Kementan
Serapan Beras Bulog Januari–Mei 2025 Jadi yang Tertinggi dalam 57 Tahun
Serapan Beras Bulog Januari–Mei 2025 Jadi yang Tertinggi dalam 57 Tahun
Kementan
Lakukan Tanam Perdana di Pulang Pisau, Kalteng Percepat Langkah Menuju Swasembada Pangan
Lakukan Tanam Perdana di Pulang Pisau, Kalteng Percepat Langkah Menuju Swasembada Pangan
Kementan
Kebut Target Swasembada, Kementan Selesaikan Tanam Perdana di 2 Lokasi Cetak Sawah Baru
Kebut Target Swasembada, Kementan Selesaikan Tanam Perdana di 2 Lokasi Cetak Sawah Baru
Kementan
Tegaskan Meritokrasi, Mentan Amran Coret Calon Pejabat Titipan meski Keluarga Sendiri
Tegaskan Meritokrasi, Mentan Amran Coret Calon Pejabat Titipan meski Keluarga Sendiri
Kementan
Luruskan Informasi, Mentan Amran Sebut Dapat Dukungan Penuh dari Wapres Gibran
Luruskan Informasi, Mentan Amran Sebut Dapat Dukungan Penuh dari Wapres Gibran
Kementan
Sepulang dari Yordania, Mentan Amran Sidak Kantor Bulog dan PIHC
Sepulang dari Yordania, Mentan Amran Sidak Kantor Bulog dan PIHC
Kementan
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Kementan
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Kementan
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Kementan
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Kementan
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kementan
Lewat B50, Pemerintah Sediakan Energi Nasional dan Tingkatkan Nilai Tambah Pekebun
Lewat B50, Pemerintah Sediakan Energi Nasional dan Tingkatkan Nilai Tambah Pekebun
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke