Mentan Proyeksikan Food Estate Hortikultura di Humbahas Rampung Pada 2023

Kompas.com - 23/03/2021, 21:29 WIB
DWN,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan, program food estate hortikultura di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara (Sumut) direncanakan mencakup luasan hingga 30.000 hektar ( ha) dan diproyeksikan tercapai pada 2023.

Sebagai langkah awal, Kementerian Pertanian (Kementan) memulai kegiatan super prioritas percontohan klaster terpadu seluas 215 ha pada 2020.

Kemudian, program khusus pertanian tersebut dilanjutkan pada 2021 dengan menggarap lahan seluas 785 ha. Dengan begitu, total lahan dari 2020 - 2021 sebesar 1.000 ha.

“Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar program ini segera dikembangkan hingga 1.000 ha. Insyaallah, para petani yang ada disini keliatan happy," ujarnya, seperti dalam keterangan yang Kompas.com, Selasa (23/3/2021).

Pernyataan tersebut SYL sampaikan saat mendampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan di Kabupaten Humbahas, Selasa.

Baca juga: Jadi Program Prioritas, SYL Tinjau Food Estate Hortikultura Humbahas

Selain Mentan, turut hadir Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimoeljono sebagai pendamping Menko Marves dalam rangka meninjau kembali capaian dan perluasan yang ditargetkan pada kawasan food estate.

Dalam kesempatan tersebut, SYL mengaku, Kementan bekerja keras untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas pengembangan food estate Humbahas dari hulu sampai hilir.

Salah satu bukti nyata yang dilakukan Kementan adalah menggandeng perguruan tinggi, swasta, dan mitra lainnya melalui penandatangan memorandum of understanding (MoU).

Penandatangan MoU antara pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan swasta sekaligus pihak off-taker dilakukan sebagai dasar kerja sama untuk mewujudkan pengembangan food estate dengan model kemitraan yang saling menguntungkan.

Melalui kerja sama tersebut, Kementan pun menjamin keberhasilan produksi panen dalam meningkatkan produktivitas.

Baca juga: Sambut Panen Raya, Kementan Berkomitmen Jaga Harga Jual Gabah

Dari peningkatan produktivitas, maka dapat mendekatkan perbankan dan pasar dengan petani. Dengan begitu, petani tidak mengalami kesulitan permodalan dan pemasarannya.

Bahkan, petani dapat melakukan hilirisasi dengan mendorong pembangunan industri olahan.

Terkait lahan food estate, Syahrul menegaskan, seluruh area yang digunakan berada dalam area penggunaan lain (APL). Tidak ada lahan yang menyentuh kawasan hutan lindung.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, untuk komoditas hortikultura utama yang dikembangkan, meliputi kentang, bawang merah, dan bawang putih. Selanjutnya, akan direncanakan penambahan komoditas jagung.

"Oleh karena itu, saya meminta masyarakat untuk kerja keras dan terbiasa disiplin dalam bekerja sesuai amanat Pak Menko Luhut. Dijamin pasti menguntungkan,” imbuh SYL.

Baca juga: Menko Luhut Minta Pembangunan Lumbung Ikan di Maluku Dipercepat

Ia mengaku, tujuan Kementan bersama pihak terkait dalam mengembangkan food estate adalah untuk membuat masyarakat menjadi lebih baik dan semakin sejahtera.

Bahkan, pemerintah bersama petani akan menjamin harga, sehingga ada kepastian, termasuk ketika panen tidak jatuh.

“Pemerintah akan kawal pengembangan food estate hingga dua tahun. Apabila program ini berhasil, maka akan dilakukan pembangunan di daerah lain,” kata SYL.

Keberhasilan tanam perdana

Sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, keberhasilan budidaya di lahan food estate Humbahas pada penanaman perdana sudah memberikan hasil yang memuaskan.

Adapun hasil panen yang diperoleh terdiri dari kentang sebesar 15 ton per ha, bawang merah dan bawang putih masing-masing 5,8 ton per ha. Hasil ini diketahui mencapai 75 persen rata-rata dengan produktivitas nasional.

“Hasil panen ini baru tanam pertama, sehingga tanam kedua dan seterusnya dapat dipastikan lebih bagus,” ujarnya, saat melakukan panen perdana kentang pada lahan food estate di Desa Ria Ria, Kecamatan Pollung.

Selain memanen, Luhut juga melakukan kick-off pembukaan lahan food estate di Desa Hutajulu, Kecamatan Pollung, Humbahas seluas 785 ha.

Baca juga: Food Estate Dianggap Potensial Hilangkan Hutan Seluas Tiga Kali Pulau Bali

Guna mempercepat pembangunan food estate, ia meminta dan semua jajaran pemerintahan, mulai dari bupati, gubernur, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) serta pihak lainnya saling bahu-membahu.

“Saya minta karya yang sudah dibuat anak bangsa ini dihormati dan diteruskan. Terlebih pengembangan food estate dilakukan secara terintegrasi,” imbuh Luhut.

Terkait pupuk, ia menjelaskan, enceng gondok dari Danau Toba akan diolah menjadi pupuk kompos dengan kualitas bagus. Pemupukan ini dapat meningkatkan hasil panen hingga 20 persen.

“Jadi bisa dibayangkan kalau bangsa ini melakukan pekerjaan secara terintegrasi untuk kepentingan masyarakat, maka tak ada yang tidak bisa diwujudkan,” kata Luhut.

Pemerintah prioritaskan pengembangan food estate Humbahas

Dalam kesempatan tersebut, Luhut mengatakan, pemerintah memprioritaskan pengembangan food estate Humbahas sebagai lumbung pangan nasional yang dikelola secara integrasi dari hulu hingga hilir.

Dengan food estate, produk yang dihasilkan bukan lagi pangan mentah, tetapi berupa olahan. Hasil ini akan memberikan nilai tambah cukup tinggi bagi petani dan perekonomian daerah, serta negara.

Oleh karena itu, lahan food estate di Desa Ria Ria akan diperluas menjadi 2.500 ha pada 2021. Sementara itu, pada 2024 ditargetkan penggunaan lahan seluas 20.000 ha.

Seperti diketahui, lahan food estate di Desa Ria Ria saat ini seluas 215 ha. Rinciannya terdiri dari lahan kentang 50 ha, bawang merah 100 ha, bawang putih 50 ha, dan lahan demonstrasi farming (Demfarm) untuk percobaan budidaya seluas 15 ha.

Baca juga: Pemerintah Akan Tambah 5.000 Hektar Lahan Food Estate di Sumba Tengah, Ini Lahan yang Disiapkan

“Saya mau menginformasikan, untuk target pada 2021 akan dilakukan pengembangan lahan food estate seluas 1.000 ha dan 1.500 ha dari land clearing bersama Kementerian PUPR,” ujar Luhut.

Ia berharap, pada 2022 bisa mengembangkan lahan food estate mencapai 3.000 hingga 4.000 ha.

“Kami bermimpi kalau semua berjalan dengan baik, hingga 2024 akan dibuka lahan seluas 20.000 ha,” jelasnya.

Menurut Luhut, target tersebut memang tidak mudah. Akan tetapi, bila dikerjakan dengan bersinergi, tidak sampai setahun bisa tercapai berkat team work yang mumpuni.

Baca juga: Jokowi Minta Basuki Bangun Bendungan Dukung Food Estate di NTT

“Bersama Mentan, kami sudah siapkan off-taker. Jadi, pihak pembeli dari hasil petani tidak mengalami masalah. Menteri PUPR bahkan bertindak sigap dengan bulldozer langsung mengerjakan semuanya. Begitu pula, Pak Mentan bersama timnya juga tanggap, bahkan ada anak-anak muda yang membantu,” imbuhnya.

Oleh karena itu, Luhut mengajak semua pihak berpikir out of the box agar bisa membuat ciptaan-ciptaan baru untuk kebaikan bersama.

Terkait pengembangan food estate, Luhut menambahkan, tidak hanya fokus pada aspek produksi dan hilirisasi.

Namun. dikembangkan pula research center untuk menghasilkan benih sendiri dengan varietas yang cocok sesuai tanah lahan food estate.

Baca juga: Pemerintah Targetkan Penanaman di Food Estate Sumut Capai 3.000 Hektar Tahun Ini

Dengan research center, maka konsep pengembangan food estate dapat dilakukan secara mandiri. Hal ini bertujuan memperkuat ketahanan pangan nasional, bahkan ke depan bisa memenuhi pangan di negara-negara lainnya.

“Kami bersama Mentan Syahrul dan Menteri PUPR Basuki sudah melihat lokasi research center. Selanjutnya akan kami siapkan dari dua tahun sekarang untuk menghasilkan benih sendiri. Kami kerja keras untuk mempercepat ini,” ucap Luhut.

Dalam kegiatan tersebut, hadir pula Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumut Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) RZ Panca Putra Simanjuntak, Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) (Pangdam) I Bukit Barisan (BB).

Kemudian, Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Hassanudin, Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor, dan Bupati Pakpak Barat Franc Bernhard Tumanggor.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com