Risiko Usaha Ternak Tinggi, Peternak di Mojokerto Diimbau Ikut Asuransi

Kompas.com - 22/01/2021, 07:32 WIB
A P Sari,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Suasana salah satu kandang sapi milik Kelompok Tani Ternak Bangunrejo, Desa Polosiri, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Kamis (3/8/2017).Kompas.com/ Syahrul Munir Suasana salah satu kandang sapi milik Kelompok Tani Ternak Bangunrejo, Desa Polosiri, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Kamis (3/8/2017).

KOMPAS.com – Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto Harini mengajak para peternak untuk mengasuransikan hewan ternak melalui Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau (AUTS/K).

“AUTS/K menjamin risiko ketidakpastian mitigasi yang disebabkan kematian hewan ternak, kecelakaan, kehilangan atau kecurian, bencana alam, wabah penyakit, serta fluktuasi harga,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (21/1/2021).

Menurutnya, kasus kematian hewan ternak yang dibiarkan terus-menerus dapat mengganggu sistem usaha budi daya dan produksi ternak. Kondisi ini tentu akan menimbulkan kerugian yang besar bagi usaha para peternak.

“AUTS/K mempertahankan populasi ternak sapi sehingga yang dibidik pemerintah adalah sapi betina produktif usia di atas satu tahun,” katanya.

Baca juga: Petani Cirebon Terancam Gagal Panen, Kementan Dukung Mereka Asuransikan Lahannya

Adapun keuntungan utama AUTS/K, kata Harini, terletak pada nominal premi yang rendah. Dengan demikian, peternak dapat memindahkan ketidakpastian risiko kerugian yang nilainya lebih besar.

Selain itu, Harini menerangkan, AUTS/K memberi jaminan perlindungan dari risiko kematian dan kehilangan sapi. Hal ini penting untuk meningkatkan kredibilitas peserta asuransi terhadap akses pembiayaan (perbankan).

“Jumlah premi AUTS/K sebesar dua persen dari nilai klaim Rp 10 juta dan satu ekor sapi, yakni Rp 200 per tahun. Premi (subsidi) dari pemerintah itu 80 persen atau Rp 160.000 per tahun. Peternak cukup membayar sisanya, yakni Rp 40.000,” paparnya.

Kriteria peserta AUTS/K

Harini menuturkan, untuk bisa mengikut AUTS/K, peserta harus merupakan peternak sapi perorangan, koperasi, ataupun perusahaan yang memiliki maksimal 15 ekor sapi betina produktif dengan usia minimal satu tahun.

Baca juga: Kementan Sebut Ketepatan Distribusi Pupuk Bersubsidi Ditentukan Pendataan Petani

“Persyaratan lainnya, peternak harus memiliki surat kesehatan hewan ternak sapi yang dilengkapi microchip atau nomor ear tag atau tanda identitas di telinga,” ungkapnya.

Selain memberi kompensasi atas kehilangan dan pencurian hewan ternak, sambung Harini, AUTS/K juga memberikan klaim mati karena melahirkan.

“Risiko dapat diklaim jika hewan ternak mati karena melahirkan akibat wabah anthrax, septicemia, epizootica, johne’s disease, tuberculosis, anaplasmosis, leucosis, dan lainnya,” ujar Harini.

Terkait dengan proses klaim, Harini menjelaskan, peserta hanya cukup melaporkan kematian hewan ternak ke petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) di setiap kecamatan melalui WhatsApp atau secara on call.

Baca juga: Ada Beras Impor Masuk Pasar, Kementan: Bukan Rekomendasi Kami

Nantinya, petugas PPL dan tim paramedis akan datang memeriksa untuk memastikan penyebab kematian hewan ternak. Setelah itu, petugas akan memberikan visum dilengkapi ear tag sesuai kriteria yang diperoleh.

“Petugas akan menyampaikan laporan melalui grup yang akan diteruskan oleh bidang peternakan ke aplikasi Jasindo. Jika laporan sudah masuk dan diproses, pengiriman hard copy diestimasi sekitar satu bulan,” paparnya.

Lebih lanjut, Harini menuturkan, di Kabupaten Mojokerto, Jasindo sudah membayarkan klaim AUTS/K kepada para peternak sejumlah Rp 174 juta.

“Mayoritas klaim adalah hewan ternak sapi potong paksa. Nilai klaim satu ekor sapi akibat penyakit adalah Rp 10 juta, potong paksa Rp 5 juta, dan kehilangan Rp 7,5 juta,” tuturnya.

Baca juga: Tingkatkan Indeks Pertanaman di Barru, Kementan Bantu Petani Bangun Embung

Di samping itu, Diperta Kabupaten Mojokerto telah berhasil melampaui target pemerintah pusat untuk menjaring peserta AUTS/K pada 2020.

“Target kami maksimal 400 ekor sapi. Saat ini telah ada 572 peserta yang artinya ada kenaikan 172 ekor sapi,” bebernya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, AUTS/K dimaksudkan untuk melindungi peternak dari kerugian akibat kematian ternak.

“Tujuannya adalah mengamankan indukan yang selama ini produktif. Terlebih selepas adanya peraturan pemerintah yang melarang pemotongan betina produktif,” kata Syahrul.

Baca juga: Menurut Kementan Ini Penyebab Petani Enggan Menanam Kedelai

Sementar itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy meminta pemerintah daerah (pemda) setempat mendorong peternak sapi agar mengikuti AUTS/K.

Bila perlu, kata Sarwo, peternak mendapatkan asuransi ternak melalui anggaran pengeluaran belanja daerah (APBD).

“Banyak keuntungan yang bisa diperoleh. Contohnya bila ada hewan ternak mati atau hilang karena tindakan kriminal seperti pencurian, peternak akan menerima klaim uang pertanggungan (UP) Rp 10 juta per ekor,” papar Sarwo.

Lebih jauh, Sarwo menyebut, ajakan pemda ini mendapatkan respons positif dari para peternak. Untuk itu, ia berharap target tahun ini bisa tercapai dengan maksimal.

Baca juga: Kementan Targetkan Produksi Kedelai Lokal Capai 500.000 Ton

“Pemerintah terus berupaya memperbaiki sistem, sehingga peternak dan petani bisa lebih mudah mengikuti program asuransi,” ujarnya.

Terkini Lainnya
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bagikan Pompa Irigasi Gratis di Jawa Timur
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bagikan Pompa Irigasi Gratis di Jawa Timur
Kementan
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian
Kementan
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran
Kementan
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi
Kementan
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi
Kementan
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga
Kementan
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga
Kementan
BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani
BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani
Kementan
Jalin Kerja Sama dengan Iran, Indonesia Siap Perkuat Pertanian dengan Teknologi
Jalin Kerja Sama dengan Iran, Indonesia Siap Perkuat Pertanian dengan Teknologi
Kementan
Antisipasi Penurunan Harga, KTNA Harap Bulog Serap Gabah Petani di Masa Panen Raya
Antisipasi Penurunan Harga, KTNA Harap Bulog Serap Gabah Petani di Masa Panen Raya
Kementan
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani
Kementan
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada
Kementan
Kementan Jaga Produksi Padi lewat Pompanisasi dan Percepatan Tanam
Kementan Jaga Produksi Padi lewat Pompanisasi dan Percepatan Tanam
Kementan
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi
Kementan
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke