KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan pembangunan dam parit agar produksi pertanian tidak terganggu.
“Kami ingin pertanian bisa terus berproduksi dalam kondisi apa pun, termasuk saat musim kemarau dan Covid-19," tuturnya, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Kamis (20/08/2020).
Untuk itu, ia berharap, dam parit bisa dimanfaatkan dengan baik oleh petani dan bisa berdampak pada peningkatan indeks pertanaman.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) PSP Sarwo Edhy menilai, pembangunan dam parit harus bisa meningkatkan produksi pertanian.
Baca juga: Kementan Rehabilitasi Talang Air Saluran Irigasi yang Putus di Lombok Barat
“ Dam parit harus dikelola dan dijaga dengan baik oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang ada,” kata Edhy.
Terlebih menurut Edhy, adanya pembangunan dam parit sudah dirasakan manfaatnya oleh petani yang tergabung di Kelompok Tani Sinar Sugih Mukti, Desa Sukarasa, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor.
"Mereka bisa melakukan tanam kedua di musim kemarau ini," kata Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy menambahkan, keberhasilan pembangunan dam parit ini tentunya tidak terlepas dari peran tim teknis Dinas Pertanian Kabupaten Bogor.
Baca juga: Ini Wilayah yang Masih Terjadi Hujan saat Musim Kemarau Menurut BMKG
"Pemilihan teknis lokasi dam parit diutamakan pada lokasi yang terdapat parit alamiah, sungai kecil atau saluran drainase yang dapat ditampung dengan debit air memadai," jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, air tersebut kemudian dibendung dan dialirkan bagi keperluan irigasi pada musim kemarau dengan minimal debit 5 liter per detik.
"Dengan cara ini, masalah kekurangan air di lahan sawah Kelompok Tani Sinar Sugih Mukti dan sekitarnya terjawab," jelasnya.
Menurut Edhy, cara tersebut juga dilakukan sebagai upaya konservasi air dan antisipasi anomali iklim melalui pembangunan dam parit.
Baca juga: Derasnya Arus Investasi di Lampung Ancam Pertanian, Mentan: Kami Akan Lindungi Lahan Sawah
"Adanya konservasi itu mampu mengoptimalkan aliran air dari mata air Citalahab Bogor yang berjarak sekitar 5 kilometer (km) dari lokasi bangunan dam parit," tuturnya.
Terkait hal itu, Ketua Poktan Sinar Sugih Mukti, Ahmad Royani mengakui, dam parit memiliki dampak yang sangat positif buat petani.
“Sebelumnya kami hanya melakukan sekali tanam dan jika dilakukan tanam yang kedua hasil kurang maksimal karena susah air dan risiko gagal panen," jelasnya.
Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Kementan yang telah memberikan bantuan kegiatan dam parit tersebut.
Baca juga: Petani di Bolmong Gagal Panen Akibat Banjir, Kementan Minta Petani Ikut Asuransi untuk Antisipasi
Sementara itu, Kasie Pengolahan dan Pemasaran Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bogor A Suwandi menilai, pembangunan dam parit tersebut tak lepas dari kondisi cuaca di Bogor.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim kemarau tahun 2020 cenderung lebih basah jika dibandingkan tahun 2019, sedangkan wilayah Bogor terpantau aman dari peringatan dini kekeringan.
“Alhamdulillah, masa pandemi Covid-19 pun tak menyurutkan partisipasi Kelompok Tani Sinar Sugih Mukti untuk memulai pengerjaan bangunan dam parit pada awal Mei 2020,” tuturnya.
Baca juga: Antisipasi Musim Kemarau, Kementan Galakkan Program Pembangunan Dam Parit
Ia pun berharap, fisik bangunan dam parit bisa selesai dan dapat mensuplai air ke lahan sawah yang sejak bulan Juni 2020 lalu.