KOMPAS.com – Kementerian Pertanian ( Kementan) terus berinovasi dan melakukan modernisasi untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan menjaga ketahanan pangan.
Berbagai inovasi dan modernisasi itu antara lain adalah menghadirkan bibit dari hasil riset yang lebih kuat. Bibit semacam itu sudah diukur dengan baik dan tidak sembarangan disebar.
Selanjutnya, Kementan juga menerapkan penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) yang penting dalam menggenjot produktivitas pertanian.
“Untuk alsintan, kami sudah ada traktor untuk tempat terapung atau traktor untuk di tempat rawa sudah ada,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Ini Hasil Investigasi Kementan soal Kontaminasi Listeria pada Jamur Enoki asal Korea Selatan
Pernyataan itu ia sampaikan saat diundang di acara PrimeTalk Metro TV yang disiarkan secara langsung, Kamis (25/06/2020) dengan tema Menjaga Lumbung Pangan Aman.
Bicara mengenai traktor, Mentan mengatakan bahwa saat ini pun Kementan telah memiliki traktor dengan pola modernisasi.
Inovasi lain, imbuh Menteri Syahrul, adalah penggunaan pencitraan satelit untuk mengetahui kebutuhan lahan.
“Dengan intervensi modernisasi dan teknologi dari hasil riset, kami bisa mengukur kualitas dan kuantitas yang ingin dicapai. Ini sementara berjalan dan mulai dibiasakan,” ujar dia.
Baca juga: Kementan Keluarkan Rekomendasi Kegiatan Kurban di Masa Pandemi Covid-19
Teknologi pun, menurut Mentan, sangat berperan penting saat pandemi Covid-19 untuk menjaga kelancaran komunikasi dan koordinasi.
“Dengan virtual meeting, setiap saat saya bisa melakukan komunikasi dan mengetahui semua jengkal tanah di seluruh Indonesia untuk mengetahui apa yang sedang terjadi, termasuk berapa pupuk yang dibutuhkan,” kata Syahrul.
Koordinasi, menurut Mentan sangat penting karena pertanian adalah masalah lapangan, sehingga butuh koordinasi dan kerja sama yang saling bersinergi antara berbagai pihak.
Semua pihak harus kompak, baik antara pemerintah pusat, berbagai kementerian, termasuk gubernur dan bupati.
Baca juga: Genjot Produksi Pertanian, Kementan Siapkan Sejumlah Program Ketahanan Pangan
“Kalau kompak seperti yang kami perlihatkan dengan para bupati dan gubernur, maka lahan yang tersedia tinggal dilakukan dua hal. Pertama asistensi teknikal pertanian kuat yang ujungnya ketersediaan lahan yang baik. Kedua adalah budidayanya,” kata Syahrul.
Koordinasi pun, sambung dia, mencakup pasar yang harus diolah bersama. Untuk off farm, harus ada bibit yang baik, sehingga harus dipersiapkan antara direktur jenderal di Kementan dengan bupati atau gubernur.
Tak hanya bibit, semua pihak juga harus menyiapkan hal lain, seperti ketersedian pupuk dan menghadapi serangan hama.
Sementara itu, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy, mengatakan bahwa pertanian Indonesia sudah harus mengarah ke pertanian modern.
“Petani tidak boleh tertinggal, karena sektor pertanian sekarang sudah modern. Ciri pertanian modern itu adalah memanfaatkan teknologi dan alsintan,” ujar dia.
Pertanian modern seperti itu, menurut Sarwo Edhy sangat dibutuhkan untuk menjawab tuntutan yang diemban pertanian saat ini, yakni meningkatkan produktivitas dan mengurangi kerugian.
Baca juga: Gandeng Kementerian PUPR dan Kemhan, Kementan akan Jadikan Kalteng Lumbung Pangan
“Hal itu bisa dilakukan menggunakan teknologi. Dari olah tanah, tanam, panen, hingga pascapanen, semua bisa dilakukan dengan mesin dan hasilnya bisa lebih maksimal,” sambung dia.
Acara PrimeTalk Metro TV saat itu sendiri tidak hanya dihadiri Menteri Syahrul Hadir pula Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, dan Bupati Banyuasin Askolani Jasi.