KOMPAS.com – Sektor pertanian mencatatkan pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pada triwulan I 2020 sebesar 0,02 persen.
Bahkan, sektor pertanian juga memiliki kontribusi terbesar ketiga dalam struktur PDB Indonesia dengan porsi sebesar 12,84 persen per kuartal pertama (Q1) 2020.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga Andri mengatakan, kenaikan ini diprediksi berlanjut hingga tahun 2021, mengingat panen raya terus berlangsung di sejumlah daerah.
"Jadi kita harus optimistis," ungkapnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (7/5/2020).
Namun demikian, lanjutnya, pertumbuhan bulan ini terjadi perlambatan karena terjadi pergeseran di musim panen raya yang biasanya jatuh pada Maret seperti tahun 2019 lalu.
Baca juga: Tingkatkan Produksi Pertanian, Kementan Optimalkan Lahan Rawa di 14 Provinsi
Perlambatan tersebut dari Q1 2019 year on year (yoy) yang hanya tumbuh 1,82 persen.
"Nah tahun ini panen raya malah terjadi pada April 2020. Kami berharap dampak panen raya kelihatan di Q2 dan bisa memberikan kontribusi yang positif," katanya.
Kuntoro menjelaskan, subsektor yang mengalami perlambatan, antara lain subsektor tanaman hortikultura yang melambat sebesar 2,55 persen.
Kemudian, sektor peternakan juga hanya tumbuh sebesar 2,86 persen. Peternakan melambat dari Q1 2019 yang hanya 7,96 persen.
Seperti diketahui, Kementan telah mengembangkan strategi sistem logistik nasional dalam menyederhanakan rantai pasok dan intervensi distribusi.
Kementan juga terus berupaya melakukan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam menjaga ketersediaan dan distribusi pangan, khususnya pada 11 komoditas bahan pokok.
Baca juga: Kementan dan PT Pupuk Indonesia Jamin Ketersediaan Pupuk Bersubsidi
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam beberapa kesempatan mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan, yaitu mengalihkan komoditas dari daerah yang surplus ke daerah yang defisit.
Untuk saat ini, setidaknya ada 28 provinsi dalam kondisi terkendali.
Perlu diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis ketersediaan pangan nasional hingga Juni 2020 yang diperkirakan surplus beras 6,4 juta ton, jagung 1,01 juta ton, bawang merah surplus 330.384 ton, gula pasir 1,07 juta ton, dan minyak goreng surplus 5,7 juta ton.
Untuk komoditas beras, stok beras akhir Maret 2020 sebanyak 3,45 juta ton. Rinciannya di Bulog 1,4 jt ton, di penggilingan 1,2 jt ton, di pedagang 754.000 ton, dan di Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) 2.939 ton.
Baca juga: Jaga Ketahanan Pangan, Kementan Alihkan Komoditas dari Daerah Surplus ke Defisit
"Jumlah ini pun belum termasuk stok di masyarakat lainnya seperti di rumah tangga dan hotel, restoran, dan kafe (Horeka)," tutur SyahruI.