KOMPAS.com – Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara kini tengah memasuki masa panen raya.
Menteri Pertanian (Mentan) Sayhrul Yasin Limpo segera memerintahkan jajarannya untuk memantau produksi sektor pertanian, khususnya selama masa pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).
"Saat ini mulai masa panen raya Maret-April, petani harus dipastikan memperoleh juga harga jual yang layak, sehingga terjaga kesejahteraannya," ujar dia dalam keterangan tertulis, Senin (7/4/2020).
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian ( Kementan) Sarwo Edhy pun berharap lahan segera ditanam pascapanen.
Baca juga: Di Tengah Pandemi Covid-19 dan Jelang Ramadan, Kementan Pastikan Persediaan Bawang Merah Aman
Ia berharap agar produksi padi makin meningkat, sehingga Kabupaten Muna menjadi lumbung padi.
“Mohon lahan dipelihara dengan baik. Bila sudah bisa ditanam dua kali setahun, terus diupayakan menjadi tiga kali setahun. Satunya lagi untuk menanam jagung,” kata Sarwo Edhy.
Dirjen PSP Kementan juga meminta petani untuk memanfaatkan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) dengan baik, mulai dari pompa, rice transplater, hingga traktor.
“Jangan sampai Alsintan tidak dimanfaatkan, bahkan sampai dijual. Kami sedang inventarisasi penggunaannya. Jika diketahui tidak dipakai, maka akan ditarik kembali,” imbuh Sarwo Edhy.
Ia kemudian mempersilakan Dinas Pertanian untuk mengajukan pembangunan irigasi atau embung bila dibutuhkan karena kunci utama pertanian adalah ketersediaan air.
Panen raya Kabupaten Muna yang tengah disoroti Kementan adalah di lokasi cetak sawah baru, Desa Bante, Kecamatan Kabawo.
"Panen raya di Desa Bente ini dilaksanakan dua kelompok tani, yakni kelompok tani Salena I dan kelompok tani Salena II,” ujar Penyuluh Pertanian di Desa Bente La Ode Lambela.
Ia melanjutkan, lahan pertanian yang dikerjakan kedua kelompok tani itu adalah 67 hektar (ha) dari hamparan 100 ha dengan tingkat produktivitas 3,8 ton per ha gabah kering panen (GKP).
Ia melanjutkan, dari luas lahan cetak sawah tahun 2019 yang sekarang termanfaatkan adalah sekitar 98 ha.
Baca juga: Mentan Nyatakan Stok Beras pada Masa Penanganan Covid-19 Aman
Sementara itu, 11 ha telah panen pada Desember 2019 lalu dan kini memasuki musim tanam kedua dengan umur tanaman sekitar 30 hari setelah tanam (HST).
Produktivitas lahan cetak sawah baru itu memang masih tergolong rendah. Meski begitu, petani tetap puas dengan hasil panen dan akan meningkatkan produksi untuk musim tanam berikutnya.
"Sekitar 20 ha mengalami gagal panen, karena kondisi lahan yang belum terkoneksi dengan jaringan irigasi," kata La Ode Lambela.
Oleh karena itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Muna telah mengalokasikan dana alokasi khusus untuk membangun jaringan irigasi.
Baca juga: Kementan Jaga Harga Beras saat Panen Raya Melalui Kostraling
Selain itu, petani setempat juga telah merintis jaringan irigasi tersier ke lokasi sawah agar musim tanam berikut dapat terkoneksi dengan jaringan irigasi.
Kemudian setelah panen, imbuh La Ode Lambela, para petani langsung menjual hasil panen dalam bentuk GKP ke petani pebisnis yang juga menangani penggilingan padi.
“Petani pebisnis ini merupakan binaan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TTHP) Kabupaten Muna sebagai cikal bakal tumbuhnya koorporasi petani,” sambung dia.
Sementara itu, menurut Kepala Dinas TPHP Muna La Ode Anwar Agigi, petani pebisnis berprofesi sebagai petani sekaligus terlibat dalam penagananan pascapanen dan pemasaran padi.
Baca juga: Imbas Covid-19, Kementan Kaji Alternatif Pasar Ekspor Komoditas Perkebunan
"Kami juga akan memfasilitasi dengan peralatan pascapanen dan memudahkan akses terhadap Kredit Usaha Rakyat (KUR)," imbuh dia.
Pihaknya juga akan mengoptimalkan semua sumber air yang ada dan mamastikan ketersediaan sarana produksi, seperti benih dan pupuk tepat waktu, serta penyuluh pendamping.