KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan di penghujung pemerintahan Jokowi-JK khususnya sektor pertanian, berhasil mencetak prestasi besar.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata kenaikan ekspor pertanian per tahun sebesar 2,4 juta ton dan tercatat sejak pemerintahan Jokowi-JK, ekspor naik 9 juta ton pertama dalam sejarah.
"Kemudian peningkatan PDB sektor pertanian menjadi nomor 5 di dunia saat ini. Kemudian, untuk Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) mampu tumbuh 3,7 persen dari target 3,5 persen," ungkapnya melalui rilis tertulis, Senin (8/9/2019).
Capaian sektor pertanian lainnya, sebut Amran, di Indonesia berhasil wujudkan swasembada beras.
Baca juga: Kementan Prediksi Harga Beras hingga Awal 2020 Stabil
Pada 1984, Indonesia pertama kalinya meraih swasembada beras dengan jumlah penduduk 162 juta, tapi terdapat impor sekitar 414 ribu ton.
Adapun, untuk definisi swasembada oleh Food and Agriculture Organization (FAO) pada waktu itu disebut swasembada bila mampu mencukupi sendiri dan impor maksimal 10 persen.
"Nah, pada 2019 dengan jumlah penduduk 267 juta jiwa membutuhkan pasokan 2,5 juta ton beras per bulan atau 29,5 juta ton per tahun, faktanya tercukupi dari produksi petani sendiri dan kini stok beras di Bulog ada 2,5 juta ton," tegasnya.
Selain itu, Amran menyebutkan selama pemerintahan Jokowi-JK, Kementan telah banyak berkontribusi memajukan sektor pertanian di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah sebagai Bumi Tepe Asa Moroso.
Bantuan diberikan berupa alat mesin pertanian (Alsintan), benih padi, jagung, bibit kelapa dalam, cengkeh, pala dan bantuan pelatihan untuk petani.
"Kalau jumlah bantuan pertanian dan desa untuk Sulawesi Tengah selama 5 tahun mencapai Rp 8 triliun. Jadi itu namanya jauh di mata dekat di hati dan hari ini kami datang membawa bantuan Alsintan senilai Rp 4 miliar," tegas Amran.
Mentan pun melakukan gerakan mekanisasi panen dan olah tanah serta pertanian organik di Desa Solonsa Jaya, Kecamatan Witaponda, Kabupaten Morowali.
Baca juga: Lahan di Ponorogo Kekeringan, Kementan Sarankan Pompanisasi
Gerakan ini merupakan langkah kongkret Kementan guna memacu peningkatan produksi padi di musim kemarau dan kesejahteraan petani.
"Kami mendukung gerakan panen padi organik dan olah tanah serta tanam dengan mekanisasi ini karena dipastikan meningkatkan pendapatan sekaligus kesejahteraan petani," ujarnya.
Selain itu, lanjut Amran, dapat menumbuhkan inovasi baru seperti pestisida organik, pupuk organik, dan pengendalian gulma organik di tingkat petani.
"Saya juga apresiasi alat penyiangan dan inovasi petani. Kami dorong untuk cepat dipatenkan. Kami bantu secara gratis dan royalti kami berikan langsung kepada petani," jelas Amran.
Bupati Morowali, Taslim menyatakan hingga saat ini, bantuan yang diberikan Kementan sangat besar.
Oleh karena itu, ia menyampaikan rasa terima kasih kepada Mentan Amran yang berkomitmen nyata memajukan pertanian dan petani Morowali.
"Kami optimis berbagai bantuan dan program Kementan mampu tingkatkan kesejahteraan petani dan membuat masa depan pertanian Morowali semakin maju," tuturnya.
Baca juga: Kementan Perketat Pengawasan Babi Cegah Virus ASF
Selain melakukan gerakan panen dan olah tanah serta tanam, Amran juga melakukan penyerahan bantuan Alsintan berupa traktor roda empat, hand traktor dan vertical dryer, benih pala 16.500 pohon, kelapa dalam 2.500 pohon, cengkeh 28.000 pohon, benih jagung 100 hektar, dan benih padi organik 100 hektar.
Selain itu, Amran pun menambahkan bantuan berupa escavotor besar 2 unit dan traktor roda 4 sebanyak 3 unit serta benih jagung dan padi organik masing-masing 100 hektar berikut pelatihannya.