KOMPAS.com – Direktorat Keuangan Negara dan Analitis Moneter, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat terdapat peningkatan belanja barang alat dan mesin pertanian.
Selain itu, input produksi di daerah juga berpengaruh sebesar satu persen dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi subsektor pertanian, peternakan, perburuan, dan jasa pertanian tingkat provinsi sebesar 0,33 persen.
Data tersebut membuktikan bahwa terobosan kebijakan pengelolaan anggaran belanja yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian ( Kementan) terbukti produktif.
Direktur Perencanaan Mikro dan Analisis Statistik Kementerian PPN/Bappenas Eka Chandra Buana mengatakan rasio efektivitas belanja sektor pertanian dibandingkan dengan sektor perikanan mencapai 254 persen.
Baca juga: Genjot Percepatan Investasi, Kementan Luncurkan Program Inovasi
“Produktivitas sektor pertanian memang mengungkit pertumbuhan Indonesia,” ungkapnya sesui rilis tertulis yang Kompas.com terima, Selasa (1/10/2019).
Lebih lanjut, Eka menyatakan Indonesia masih tergantung terhadap komoditas sehingga pertanian menjadi faktor penting dalam perekonomian Indonesia.
Asal tahu saja, sektor pertanian bisa meningkatkan 3,7 persen pertumbuhan ekonomi. Hal ini membuat pertanian dibutuhkan untuk dapat mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Berbagai terobosan kebijakan dalam pengelolaan anggaran belanja yang dilakukan Kementan sangat signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah,”terangnya.
Senada dengan Eka, Direktur Neraca Produksi Badan Pusat Statistik ( BPS) Setianto menyebutkan sejumlah indikator memang menunjukkan kinerja sektor pertanian semakin mengkilap.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rumah tangga usaha pertanian Indonesia pada 2018 naik sebesar 5,92 persen dibandingkan dengan 2013.
Sementara itu, nilai tukar petani (NTP) sebagai salah satu indikator kesejahteraan petani juga meningkat sebanyak 0,58 persen pada Agustus 2019.
Baca juga: Kementan: Jangan Palsukan Pestisida
“Pertanian secara keseluruhan mengalami pertumbuhan secara positif. Pertanian menyumbang 0,7 persen dari pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,05 persen di triwulan kedua 2019. Pertanian juga mengalami kenaikan sebesar 0,23 persen dibandingkan triwulan pertama 2019,” papar Setianto.
Hasil riset yang dilakukan Bappenas maupun BPS menunjukkan bahwa pertanian memiliki peran yang vital dalam pembangunan Indonesia secara keseluruhan. Rektor Universitas Paramadina Firmanzah menyebutkan pertanian perlu diarahkan sebagai kekuatan ekonomi.
“Untuk mencapai itu, maka kita perlu terus mengembangkan sumber daya manusia (SDM) pertanian yang kita miliki dan juga membangun pusat-pusat riset pertanian,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy menyebutkan keberhasilan pembangunan pertanian saat ini tidak bisa dilepaskan dari terobosan-terobosan yang dijalankan oleh Kementan.
Ichsan menilai Kementan menjalankan kebijakan anggaran secara efektif sehingga memiliki dampak yang riil terhadap pembangunan pertanian.
“Belanja sarana prasarana Kementan terus meningkat, ada keberpihakan mereka kepada petani di perdesaan,”bebernya.
Baca juga: Kementan Imbau Petani Perhatikan Jadwal Musim Tanam
Untuk diketahui, di bawah kepemimpinan Andi Amran Sulaiman, Kementan sejak 2015 hingga 2019 telah melakukan refocusing anggaran untuk membiayai program strategis Kementan seperti program Upaya Khusus, Sapi Indukan Wajib Bunting, dan Alat Mesin Pertanian.
Tercatat, dari Pagu Anggaran 2019 sebesar Rp 21,68 trilliun, sebanyak 84 persen anggaran digunakan untuk belanja sarana prasarana petani, 10 persen anggaran belanja pegawai, 3 persen untuk belanja operasional, dan 3 persen lagi untuk belanja modal.
Refocusing tersebut meliputi moratorium pengadaan mobil dan motor, moratorium membangun atau rehabilitasi kantor, hingga memangkas biaya perjalanan dinas dan rapat-rapat.