Cegah Karhutla, Kementan Kenalkan Metode Pembukaan Lahan Tanpa Pembakaran

Kompas.com - 23/09/2019, 19:13 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

Pakar Upaya Khusus Padi, Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale), Sam Herodian dan Direktur Alsintan Andi Nur Alam meninjau demo tanam menggunakan drone tanam karya litbang Kementerian Pertanian (Kementan).DOK. Humas Kementerian Pertanian RI Pakar Upaya Khusus Padi, Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale), Sam Herodian dan Direktur Alsintan Andi Nur Alam meninjau demo tanam menggunakan drone tanam karya litbang Kementerian Pertanian (Kementan).


KOMPAS.com
- Kementerian Pertanian (Kementan) mengenalkan teknologi mekanisasi dengan dukungan dekomposer yang mampu bekerja cepat untuk mengurai tanah, tanpa harus melakukan pembakaran hutan.

Pakar Khusus Modernisasi Pertanian dari IPB yang juga Tenaga Ahli Menteri, Kementan, Sam Herodian mengatakan, pengenalan itu dilakukan karena Menteri Pertanian prihatin dengan kebakaran lahan dan hutan (karhutla) yang terjadi akhir-akhir ini. 

"Alhamdulilah, mekanisasi dan teknologi dekomposer berjalan efektif karena sangat ramah lingkungan," ujar Sam yang hadir mewakili Menteri Pertanian (Menhan) Amran Sulaiman saat mengunjungi kampung Desa Eko Wisata di Kecamatan Palas, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau Senen, (23/9/2019),

Dalam kunjungan kerja itu, Sam dan rombongan melihat secara langsung proses olah tanah dengan mekanisasi pertanian dan pembuatan embung untuk irigasi.

Baca juga: Maksimalkan Pemanfaatan Embung, Kementan Latih Petani

Menurut Sam, mekanisasi dan teknologi dekomposer yang dimaksud mampu mengerjakan pembajakan lahan secara terukur.

Ini karena pola tanamnya sudah menggunakan piringan dan mesin pencacah tanah. Selanjutnya, proses tersebut dimaksimalkan dengan biokomposer dan benih unggul yang cocok dengan tanah garapan

"Nah, sisa kayu yang ada juga kami berikan Biocat untuk menahan air. Sebab di bagian belakang, kami sudah membangun embung. Intinya adalah, kalau petani di sini memiliki semangat, maka kami dari pemerintah pusat juga akan lebih semangat dalam memberikan berbagai bantuan," katanya.

Sam memastikan jika pola tanam ini berjalan dengan baik, maka ke depan, pemerintah akan mengembangkan program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) untuk membuka lahan sekitar 20.000 hektar (ha) di Propinsi Riau.

"Insya Allah ke depan alsintan ekskavator, drone dan mesin pertanian lain akan dialokasikan di lokasi pertanian bapak dan ibu para petani di sini," katanya.

Edukasi penyuluh

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pertanian (PPSDMP), Dedy Nursyamsi yang juga datang di kunker tersebut mengatakan, pemerintah meminta penyuluh pertanian terus memberikan edukasi olah lahan tanpa bakar.

"Metode ini sangat ramah lingkungan karena mempertahankan bahan organik tanah dan sejumlah hara tanah serta mengurangi emisi Gas Rumah Kaca," kata Dedy, seperti dalam keterangan tertulisnya. 

Selain itu kata dia, mekanisasi dan dekomposer, turut juga mempertahankan keanekaragaman hayati, menghindari masalah hukum yang merugikan.

Kementan berharap hal ini akan membantu mengurangi polusi udara akibat kebakaran, kabut asap (haze) yang mengganggu kesehatan, transportasi dan berbagai aktivitas ekonomi, dan Mengurangi risiko kebakaran.

Terlihat 2 ekskavator sedang membuka lahan pertanian dengan teknologi mekanisasi melalui dukungan dekomposer

 DOK. Humas Kementerian Pertanian RI Terlihat 2 ekskavator sedang membuka lahan pertanian dengan teknologi mekanisasi melalui dukungan dekomposer
Mengenai hal ini, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Hortikultura Provinsi Riau, Ferry HC Ernaputra, menyampaikan terima kasih atas dukungan dan bantuan pemerintah dalam memajukan sektor pertanian di wilayah perbatasan.

Kata dia, dukungan tersebut sangat membantu para petani dalam upaya pembukaan lahan secara cepat dan terukur.

"Alhamdulillah kami diberi kepercayaan untuk mengelola lahan pertanian dengan alat mesin canggih. Walaupun sesungguhnya kami masih mengharapkan bantuan lain yang lebih banyak lagi. Kami ingin provinsi kami ikut bagian pada program ketahanan pangan nasional," katanya.

Sementara itu, Petani di Desa Agro Wisata, Awaldi Hasibuan mengaku tertantang dengan masuknya mesin canggih yang diperkenalkan pemerintah pusat.

Baca juga: Kementan Minta Pemda Validasi Luas Baku Lahan Pertanian

Setidaknya, tantangan itu telah ia buktikan dengan produksi tanaman hortikultura seperti melon, pepaya, cabai, tomat dan sayur mayur.

"Alhamdulillah buahnya bagus, sayurnya juga bagus. Produksi berjalan cepat karena pengolahan tanah sudah menggunakan mesin canggih. Kami tertantang untuk memproduksi lebih banyak lagi," tukasnya.

Sekedar informasi, Provinsi Riau sendiri terus mendorong para petani untuk menyiapkan lahan tanpa pembakaran (zero burning). Dorongan ini sejalan dengan terbitnya Undang-undang perkebunan nomor 18 tahun 2004.

Direktur Alsintan Ditjen PSP, Andi Nur Alam mengatakan pihaknya telah mengerahkan puluhan unit alsintan di desa Ekowisata untuk membantu percepatan olah tanah dan pembuatan embung.

Menurutnya alsintan ini dapat digunakan petani secara maksimal dan meningkatkan produksinya.

Terkini Lainnya
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Kementan
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Kementan
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Kementan
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Kementan
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kementan
Lewat B50, Pemerintah Sediakan Energi Nasional dan Tingkatkan Nilai Tambah Pekebun
Lewat B50, Pemerintah Sediakan Energi Nasional dan Tingkatkan Nilai Tambah Pekebun
Kementan
Agustus Tidak Ada Puso, Pompanisasi di Banten Dongkrak Kenaikan NTP
Agustus Tidak Ada Puso, Pompanisasi di Banten Dongkrak Kenaikan NTP
Kementan
Kementan Ajak FAO Tingkatkan Tata Kelola Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Kementan Ajak FAO Tingkatkan Tata Kelola Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Kementan
Presiden Jokowi Terima Agricola Medal, FAO: Transformasi Pertanian Indonesia Berkembang Pesat
Presiden Jokowi Terima Agricola Medal, FAO: Transformasi Pertanian Indonesia Berkembang Pesat
Kementan
Optimalkan Perluasan Areal Tanam, Kementan Monitoring Program Pompanisasi
Optimalkan Perluasan Areal Tanam, Kementan Monitoring Program Pompanisasi
Kementan
Kementan Gencarkan Pompanisasi, Pastikan Pompa Berhasil Nyala Mengairi Sawah
Kementan Gencarkan Pompanisasi, Pastikan Pompa Berhasil Nyala Mengairi Sawah
Kementan
Atasi Kekeringan Lahan, Kementan Terjun Langsung Bantu Petani
Atasi Kekeringan Lahan, Kementan Terjun Langsung Bantu Petani
Kementan
Irpom dan Pompanisasi Terbukti Berhasil Selamatkan Ketahanan Pangan Nasional
Irpom dan Pompanisasi Terbukti Berhasil Selamatkan Ketahanan Pangan Nasional
Kementan
Kementan Bersama GEMPITA Sinergi Bangun Kalteng Jadi Lumbung Padi Nasional
Kementan Bersama GEMPITA Sinergi Bangun Kalteng Jadi Lumbung Padi Nasional
Kementan
Produksi Naik Bulan Agustus, September dan Oktober, Program Pompanisasi Berhasil
Produksi Naik Bulan Agustus, September dan Oktober, Program Pompanisasi Berhasil
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke