KOMPAS.com - Direktorat Jendral (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) mengadakan pelatihan kepada para petani agar bisa memaksimalkan pemanfaatkan embung.
Seperti diketahui, pengelolaan air dengan membangun kolam penampungan air dari sumber air (embung) merupakan salah satu program yang dijalankan Ditjen PSP.
Direktur Jenderal (Dirjen) PSP Sarwo Edhy menjelaskan, pembuatan embung sangat diperlukan. Pasalnya, dengan embung akan membuat lahan pertanian tidak terendam air jika musim hujan.
Adapun saat musim kemarau tiba embung bisa membuat air mengairi lahan padi atau tanaman pertanian lainnya ketika air dari irigasi tidak mencukupi.
Baca juga: Atasi Kekeringan dan Banjir, Pemkot Semarang Akan Bangun Embung di GunungPati
"Saya pesan kepada petani dan masyarakat agar menjaga dan memelihara embung dengan baik. Jangan sampai rusak atau terbengkalai, karena manfaatnya selain buat petani juga masyarakat bisa menggunakan air di sini saat kekeringan," kata Sarwo Edhy, seperti dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/9/2019).
Sarwo mencontohkan pelatihan memaksimalkan embung di Cilacap. Di sini petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Dewi Sri Desa Muktisari, Kecamatan Gandrungmangu, mendapat pelatihan khusus tentang bagaimana cara memanfaatkan embung pertania.
Pelatihan itu bertujuan agar mereka bisa beradaptasi dan antisipasi terhadap perubahan iklim di tingkat usaha tani.
“ Embung di sini sudah dikelola dengan baik dengan sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai kemampuan pengelolaan dan daya adaptasi yang baik,” kata Sarwo Edhy.
Selain pelatihan, Sarwo menjelaskan belum lama ini dilakukan Pertemuan Adaptasi Perubahan Iklim Di Tingkat Usaha Tani (API-TUT) Kabupaten Cilacap 2019.
Dengan adanya pertemuan tersebut, petani bisa memiliki daya adaptif yang meningkat, meskipun terjadi perubahan iklim.
“Pertemuan ini untuk meningkatkan kapasitas petani dalam adaptasi perubahan iklim di tingkat usaha tani,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Lahan dan Irigasi Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Mlati Asih Budiarti mengatakan, kegiatan Pertemuan API-TUT, bertujuan meningkatkan pengetahuan petani tentang perubahan iklim.
“Pertemuan tersebut membahas pengetahuan tentang bagimana cara memanfaatkan embung pertanian dalam upaya adaptasi dan antisipasi perubahan iklim. Diharapkan, petani bisa memiliki daya adaptif yang meningkat meskipun perubahan iklim terus terjadi," harapnya.
Kegiatan Pertemuan API-TUT diikuti 20 peserta dari anggota Kelompok Tani (Poktan) selama enam kali pertemuan dalam 6 Minggu yang dimulai dari akhir Juli sampai akhir Agustus 2019.
Saat ini, Desa Mutisari telah memiliki embung yang sudah selesai dibangun. Diperkirakan musim hujan yang akan datang dapat terisi air, sehingga bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh petani.
“Kami anggota Poktan Dewi Sri, berterimakasih dengan pertemuan ini. Dengan ilmu tersebut ke depannya akan lebih memperhatikan perubahan iklim dengan mengelola embung sebaik-baiknya," kata Ketua Poktan Dewi Sri Ngadimin Susilo.