KOMPAS.com – Selama ini lahan di Sumatera Selatan (Sumsel) rawan kebakaran dan kerap mengekspor asap ke negara tetangga sewaktu musim kemarau.
Namun, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimis dengan program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) yang dijalankan mampu menekan kebakaran.
"Presiden Joko Widodo mendorong agar pencegahan kebakaran lahan rawa dengan melakukan modernisasi pertanian guna menghentikan kebiasaan petani membakar lahan sebelum bertani," kata Amran dalam keterangan tertulis, Senin (2/9/2019).
Mentan juga optimistis lahan rawa punya potensi yang luar biasa untuk dikembangkan mendukung program swasembada nasional.
Baca juga: Kementan Berharap Setiap Daerah Miliki Brigade Alsintan
"Petani tidak akan membakar lagi untuk buka lahan. Kami dorong olah tanah dengan alat mesin pertanian ( Alsintan), yaitu menggunakan rotavator. Kami gunakan teknologi modern dengan eksavator, traktor roda 4 dan seterusnya," tutur Amran.
Amran mengatakan, saat musim kering penting bagi masyarakat untuk menekan kebakaran lahan tidur di area rawa. Kementan mendorong agar lahan tidur tersebut digarap dan mampu meningkatkan kesejahteraan petani di Sumsel.
Tercatat, Kementan sudah menurunkan sebanyak 1.700 Alsintan, eskavator sebanyak 118 unit, dan tambahan 10 unit.
Baca juga: Mentan Amran Tegaskan Ibu Kota Baru Mandiri Pangan
"Itu sudah 120 unit dan nilainya 300-400 miliar. Tidak tanggung-tanggung ini untuk kesejahteraan petani dan sekaligus menekan kebakaran. Alhamdulillah kami dengar langsung dari Gubernur Sumsel kebakaran hari ini sudah jauh menurun," ujar Mentan.
Diketahui, penyebab kebakaran hutan ada dua hal, yaitu faktor alam dan ulah manusia. Kebakaran akibat ulah manusia paling sering terjadi akibat pembukaan lahan dengan cara dibakar. Namun ada juga akibat masyarakat membuang puntung rokok sembarangan di lahan hutan.
"Kami target meningkatkan kesejahteraan petani yang dulu tanam satu kali sekarang menjadi tiga kali. Kalau ini nanti berhasil target 200.000 hektar itu meningkatkan pendapatan Sumsel sebanyak Rp 14 triliun," ujar Amran.
Kalau nanti dua kali lipat luas tanam pada tahun depan, lanjutnya, tambah meningkat Rp 30 triliun.
“Ini luar biasa mendorong kesejahteraan petani dan menekan kemiskinan,” jelas Amran.
Menurut data yang tercatat di Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Alsin traktor roda empat yang telah didistribusikan ke petani sejak 2015 sampai 2018 sebanyak 9.605 unit, traktor roda dua sebanyak 130.097 unit, dan ekskavator mini serta standar sebanyak 869 unit.
Baca juga: Ini Pesan Mentan kepada Petani untuk Bekerja 24 Jam Sehari
"Dengan disediakan Alsintan, pengolah tanah dapat menekan kebakaran hutan. Kami telah mendorong petani agar proses pengolahan tanah dilakukan dengan Alsintan ekskavator, traktor roda empat, dan Alsintan lainnya," kata Direktur Jenderal (Dirjen) PSP, Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy menambahkan, pengolahan tanah dengan menggunakan Alsintan, selain dapat menekan risiko kebakaran juga dapat meningkatkan intensitas pertanaman (IP).
"Pengolahan tanah dengan Alsintan diharapkan dapat meningkatkan IP yang awalnya hanya satu kali tanam menjadi dua atau tiga kali tanam dalam setahun sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dua sampai tiga kali lipat," pungkas Sarwo Edhy.