KOMPAS.com – Menteri Pertanian ( Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan dirinya siap bekerja 24 jam demi mewujudkan swasembada pangan.
Ia mengatakan, maksud dari 24 jam ini bukan berarti petani atau pegawai tidak pernah tidur, tapi bagaimana pemerintan sebagai aparatur siap melayani petani jika dibutuhkan.
Kalau saat mengolah lahan, misalnya setiap petani bisa sambil bergantian antara petani satu dengan yang lainnya, tetapi alat mesin pertaniannya tidak boleh berhenti atau terus bekerja untuk mengolah.
“Kemudian perihal ekspor. Layanan ekspor ‘kan sudah online, jadi tidak perlu pegawainya menunggu sampai dengan 24 jam tidak tidur, biar server-nya terus berkerja 24 jam petugasnya tinggal mengontrol dari jauh, memantau, dan mengawasi selama 24 jam, “ tegas Amran.
Baca juga: Mentan: Garap 200 Ribu Hektar Lahan Rawa, Penghasilan Sumsel Naik Rp 14 Triliun
Sementara itu, Mentan Amran sempat meminta petani agar bekerja mengawal alat mesin pertanian (Alsintan) bekerja 24 Jam.
“Maksudnya, 24 jam kerja adalah mesin ekskavator bekerja 3 shift dengan 8 jam per shift. Jadi yang selama ini dikerjakan di lokasi hanya kerja 1 shift dan ini mubazir karena tidak optimal,” ujarnya melalui rilis tertulis, Jumat (30/8/2019).
Selama ini, untuk mendapatkan hasil yang maksimal kecepatan dalam melaksanakan pekerjaan tentu harus dimaksimalkan. Mentan Amran mengibaratkan jika pada lomba balapan mobil, pasti yang dituju oleh setiap pembalap adalah juara pertama.
“Tidak ada pilihan selain menginjak pedal gas untuk tetap dalam kondisi kecepatan tinggi, tetapi tentunya dengan kehati-hatian dan kontrol yang baik agar tujuan yang dituju tercapai dengan sempurna,” jelas Mentan.
Baca juga: Terobosan Mentan Amran Percepat Pencapaian Swasembada Pangan
Mentan Amran juga menegaskan tentang program-program yang telah dijalankannya selama periode lima tahun seperti pemanfaatan Alsintan untuk mengolah lahan, menanan benih, panen dan pasca panen, bantuan benih, bantuan pupuk melalui program Upaya Khusus (Upsus) Padi, Jagung dan Kedelai serta Optimalisasi Alat Mesin Pertanian (Opsin) mampu meningkatkan produktivitas petani.
Program lainnya yaitu Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab), Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja), dan Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) dilakukan untuk mencapai Indonesia menjadi lumbung pangan dunia pada 2045.
“Semua program tersebut saya pantau setiap hari atau 24 jam, bahkan kemarin kami hari Selasa sampai dengan Kamis bekerja di lahan rawa dengan Gubernur Sumatera Selatan ( Sumsel) Herman Deru di tiga kabupaten yaitu Banyuasin, Ogan Kemilir Ilir (OKI), dan Musi Banyuasin,“ tutur Amran.
Dirinya pun menugaskan Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan dan Dirjen Prasaran dan Sarana Pertanian (PSP) untuk selalu memantau perkembangannya.
“Kalau perlu para Dirjen tersebut tidur di rumah-rumah penduduk agar mereka juga merasakan apa yang dirasakan oleh para petani,” jelas Amran.
Pandangan terhadap kinerja Menteri Amran juga terlontar dari Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.
Baca juga: Terobosan Mentan Amran Dinilai Majukan Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan
“Indonesia masih butuh sosok Mentan Amran, “ ujar Deru.
Alasan Deru bukan isapan jempol semata. Terbukti Kementan dibawah kepemimpinan Mentan Amran berhasil mengantarkan Sumsel sebagai penyumbang pangan nasional di urutan kelima di mana sebelumnya peringkat delapan.
“Alhamdulillah peningkatan Sumsel luar biasa, produksinya naik 1,6 juta ton sejak Mentan Amran dilantik menjadi menteri, jadi beliau itu memang pekerja keras dan melayani,“ tutur Deru.