Agar Akurat, Kementan Minta Daerah Gunakan Aplikasi untuk Data Luas Luar Baku Tanaman

Kompas.com - 27/08/2019, 15:40 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi saat memberikan sambutan pada Rapat Koordinasi (Rakor) Luas Tambah Tanam di Kota Palembang, Selasa (27/8/2019).DOK. Humas Kementerian Pertanian RI Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi saat memberikan sambutan pada Rapat Koordinasi (Rakor) Luas Tambah Tanam di Kota Palembang, Selasa (27/8/2019).


KOMPAS.com
- Jelang memasuki puncak musim kemarau, Kementerian Pertanian ( Kementan) meminta setiap daerah fokus mendata pertanaman yang masuk kategori di luar luas bakunya.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan yang masuk kategori di luar luas baku adalah kategori lahan bukan sawah, seperti di bawah tegakan kelapa, di lahan areal hutan maupun lahan integrasi dengan sawit.

"Di Sumatera Selatan (Sumsel) masih banyak pertanaman yang belum ter-cover dalam pendataan spasial sehingga sering terjadi selisih perhitungan luas tambah tanam," ucap Suwandi saat memberikan sambutan di Rakor Luas Tambah Tanam di Kota Palembang, Selasa (27/8/2019), seperti dalam keterangan tertulisnya.

Untuk itu, Suwandi meminta para petani buat belajar menggunakan aplikasi pencatatan standingcrop agar data yang didapat lebih akurat dan valid. 

Baca juga: Rehabilitasi Irigasi, Harapan Petani Bertahan di Musim Kemarau

Perlu diketahui, aplikasi berbasis mobile ini adalah penyempurnaan aplikasi yang pernah dibuat oleh Kementan. Pengguna cukup mengunduh di Playstore

Di tempat yang sama, Kepala Bidang Data Non Komoditas, Pusat Data dan Sistem Informasi Kementan, Luthful Hakim memberikan pelatihan singkat penggunaan aplikasi tersebut.

"Dengan adanya aplikasi ini memudahkan instansi terkait seperti Kementan, Dinas Pertanian, Kementerian ATR/BPN, BPS bisa mudah melakukan cross cek data, sehingga meminimalisir perbedaan data di Provinsi Sumsel," kata dia

Upaya mitigasi 

Tak cuma menggunakan aplikasi, Suwandi menjelaskan Kementan sendiri telah mengupayakan langkah antisipasi atau mitigasi untuk memasuki puncak musim kemarau. 

Diantaranya dengan melakukan  pipanisasi, pompanisasi dan percepatan tanam padi gogo sawah melalui sistem tabur benih langsung (TABELA) untuk daerah potensial, serta mengoptimalkan tanam padi di lahan rawa.

"Di musim kemarau ini kami harus mengoptimalkan potensi lahan rawa lebak, khususnya wilayah yang belum mendapatkan bantuan program Serasi. Karena kami ingin optimalkan di lahan rawa ini untuk menambah luas tanam," ucap Suwandi.

Menurut Suwandi, rawa yang biasanya airnya tinggi, maka pada musim kemarau airnya surut. Dengan begitu, sekarang merupakan saat yang tepat untuk petani menanam di rawa.

Baca juga: Musim Kemarau, Petani yang Asuransikan Lahannya Meningkat

Tentunya, sambungnya, Kementan akan berkomitmen memberikan bantuan. Untuk itu,  setiap Kepala Dinas yang hadir dalam rakor tersebut diminta segera mendata Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL).

"Agar segera diusulkan, kami akan bantu benihnya segera dan juga siapkan Brigade Alsintan jika memang dibutuhkan untuk mempercepat pertanaman,” ujar Suwandi.

Perlu diketahui, berdasarkan data Dinas Pertanian Provinsi Sumsel, potensi lahan rawa di provinsi ini sebesar 200.000 hektar dan sudah ditanami 167.000 hektar. Artinya masih ada potensi lahan rawa yang bisa digenjot lagi.

Terkini Lainnya
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Kementan
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Kementan
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Kementan
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Kementan
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kementan
Lewat B50, Pemerintah Sediakan Energi Nasional dan Tingkatkan Nilai Tambah Pekebun
Lewat B50, Pemerintah Sediakan Energi Nasional dan Tingkatkan Nilai Tambah Pekebun
Kementan
Agustus Tidak Ada Puso, Pompanisasi di Banten Dongkrak Kenaikan NTP
Agustus Tidak Ada Puso, Pompanisasi di Banten Dongkrak Kenaikan NTP
Kementan
Kementan Ajak FAO Tingkatkan Tata Kelola Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Kementan Ajak FAO Tingkatkan Tata Kelola Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Kementan
Presiden Jokowi Terima Agricola Medal, FAO: Transformasi Pertanian Indonesia Berkembang Pesat
Presiden Jokowi Terima Agricola Medal, FAO: Transformasi Pertanian Indonesia Berkembang Pesat
Kementan
Optimalkan Perluasan Areal Tanam, Kementan Monitoring Program Pompanisasi
Optimalkan Perluasan Areal Tanam, Kementan Monitoring Program Pompanisasi
Kementan
Kementan Gencarkan Pompanisasi, Pastikan Pompa Berhasil Nyala Mengairi Sawah
Kementan Gencarkan Pompanisasi, Pastikan Pompa Berhasil Nyala Mengairi Sawah
Kementan
Atasi Kekeringan Lahan, Kementan Terjun Langsung Bantu Petani
Atasi Kekeringan Lahan, Kementan Terjun Langsung Bantu Petani
Kementan
Irpom dan Pompanisasi Terbukti Berhasil Selamatkan Ketahanan Pangan Nasional
Irpom dan Pompanisasi Terbukti Berhasil Selamatkan Ketahanan Pangan Nasional
Kementan
Kementan Bersama GEMPITA Sinergi Bangun Kalteng Jadi Lumbung Padi Nasional
Kementan Bersama GEMPITA Sinergi Bangun Kalteng Jadi Lumbung Padi Nasional
Kementan
Produksi Naik Bulan Agustus, September dan Oktober, Program Pompanisasi Berhasil
Produksi Naik Bulan Agustus, September dan Oktober, Program Pompanisasi Berhasil
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke