KOMPAS.com - Untuk mengoptimalkan percepatan program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi), Kementerian Pertanian ( Kementan) fokus menyediakan infrastruktur dan sarana produksi yang mendukung kebutuhan di lahan rawa.
Direktur Serealia, Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan Bambang Sugiharto mengatakan Kementan telah mengalokasikan bantuan pengembangan lahan rawa untuk produksi pangan seluas 500.000 hektar (ha) yang berada di tiga provinsi.
Ketiga provinsi tersebut adalah Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.
Bantuan tersebut termasuk infrastruktur pertanian, seperti alat-alat pertanian (Alsintan) dan sarana produksi (Saprodi).
Baca juga: Upaya Kementan Tingkatkan Produktivitas Lahan Rawa di Sumsel
“Selain infrastruktur pendukung seperti tanggul, pompa dan pintu air, Kementan menyiapkan benih padi, pupuk hayati, dolomit, dan herbisida kepada petani secara gratis," ujarnya melalui rilis tertulis, Kamis (1/8/2019).
Ia menambahkan, lahan rawa jika dikelola secara optimal dapat memberikan produksi pangan yang tinggi sehingga stok beras nasional semakin bertambah.
"Asalkan serius menggarap dengan penyediaan infrastruktur dan sarana produksi yang mendukung kebutuhan di lahan rawa, kami yakin rawa mampu mendukung ketahanan pangan nasional," ujar Bambang.
Kemudian, terkait pengembangan padi di lahan rawa, Bambang menegaskan hal ini menjadi program prioritas di tengah maraknya alih fungsi lahan pertanian.
Berdasarkan data Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN), rata-rata alih fungsi lahan per tahun mencapai 150.000 hingga 200.000 ha.
“Jika tidak melakukan terobosan program Serasi maka bukan tidak mungkin Indonesia bisa terancam kerawanan pangan dikarenakan hilangnya lahan-lahan pertanian," tegasnya.
Dari data yang dihimpun Kementan, potensi rawa di Indonesia seluas 34,92 juta ha atau 18,28 persen luas daratan di Indonesia.
Baca juga: Meski Sulit, Kementan Optimis Dapat Manfaatkan Lahan Rawa dengan Baik
Namun, pemanfaatan rawa saat ini baru seluas 4,5 juta ha saja. Artinya, potensi pemanfaatan lahan rawa masih terbuka luas.
"Melihat hal ini ini saya optimis target 500.000 ha ini akan tercapai. Jika rata-rata produksi padi di lahan rawa 3 ton per ha maka 1,5 juta ton gabah kering giling yang bisa dihasilkan dalam 1 kali musim tanam," terang Bambang.
Oleh karena itu, Bambang menyebutkan dengan adanya infrastruktur yang dibuat maka bisa sampai tiga kali tanam, sehingga produksi total yang didapat sebanyak 4,5 juta ton gabah kering giling dari lahan rawa ini.
"Program Serasi ini akan menjadi pembuktian bahwa tipologi lahan yang sulit pun masih memungkinkan kita manfaatkan potensinya asal mau berusaha dan bersungguh-sungguh mengelolanya," pungkasnya.