KOMPAS.com - Dalam menghadapi ancaman kekeringan pada musim kemarau tahun ini, Kementerian Pertanian ( Kementan) bergerak cepat untuk mencarikan solusi terbaik.
Untuk itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan yang baru saja dilantik, Suwandi langsung menggelar rapat koordinasi dengan Penanggungjawab Upsus Provinsi untuk menyamakan langkah pencapaian target tanam bulan Agustus di Jakarta, Selasa (30/7/2019).
Pada rapat tersebut, Suwandi memberikan instruksi kepada jajaran di bawahnya untuk langsung bergerak merespons kekeringan yang terjadi di beberapa daerah sentra padi.
Baca juga: Saat Kekeringan di Gunungkidul Dimanfaatkan Jadi Sumber Penghasilan
Kementan pun akan melakukan enam langkah strategis dalam menghadapi kekeringan. Berikut ini adalah enam langkahnya.
Pertama, tim harus segera melakukan inventaris data Luas Tambah Tanam (LTT) secara harian agar ada peningkatan signifikan.
"Ini langkah yang penting agar di bulan Agustus tahun ini target luas tanam sekitar 1,4 juta hektar (ha) bisa dicapai," ujar Suwandi sesuai rilis yang Kompas.com terima, Rabu (31/7/2019).
Kedua, Suwandi meminta tim LTT untuk mengecek lahan-lahan potensial yang ditanami padi gogo, jagung, kedelai atau tumpangsari pada 3 komoditas tersebut.
"Untuk itu perlu dilakukan percepatan calon petani calon lahan (CPCL) penyaluran dan penambahan luas tanam padi pada lahan kering yang dilaksanakan di delapan provinsi," sebut dia.
Baca juga: Atasi Kekeringan, Kementan Jalin Kerja Sama dengan Kementerian PUPR
Apabila CPCL sudah siap, lanjut Suwandi, maka tim bisa menyalurkan benih untuk segera ditanam.
"Targetnya, penyelesaian tanam padi gogo paling lambat 2 minggu dari hari ini," tambah Suwandi.
Ketiga, lanjut Suwandi, tim LTT juga harus segera berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten atau kota untuk mendirikan posko kekeringan dalam rangka mitigasi kekeringan.
"Keempat, untuk daerah yang sudah terdampak puso, kami meminta petani yang sudah terdaftar Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) segera melakukan klaim asuransinya," pinta dia.
Menurut Suwandi, tim LTT pun wajib mendata petani yang belum terdaftar untuk diusulkan menerima bantuan benih padi pusat.
Kelima, Suwandi meminta Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) agar segera menyalurkan alat mesin pertanian (alsintan), sumur dangkal, dan pompa untuk penanganan wilayah yang terdampak kekeringan.
Sedangkan untuk daerah di utara khatulistiwa seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi masih memiliki potensi hujan sehingga bisa dilakukan percepatan tanam.
"Manfaatkan semaksimal mungkin wilayah yang masih ada air," ucapnya.
Baca juga: 1.500 Hektar Sawah di Cirebon Selamat dari Kekeringan
Keenam, perlu dilakukan penanaman integrasi jagung dengan tanaman lain untuk mengamankan pangan nasional menghadapi kekeringan.
Pasalnya, konsep integrasi ini bisa meningkatkan pendapatan bagi petani.
"Potensi pematang sawah juga bisa dioptimalkan untuk tumpangsari tanaman, seperti kacang panjang, kacang merah, cabe, tomat, terong, maupun refugia (tanaman bunga untuk kendalikan hama)," pungkas Suwandi.