KOMPAS.com – Kementerian Pertanian ( Kementan) berencana untuk membangun logistik pangan skala besar guna mengakselerasi pasar ekspor, salah satunya produk hortikultura.
Untuk itu, Kementan pun saat ini tengah fokus merancang pembangunan warehouse dan wholesaler di kota-kota besar, seperti Semarang, Banjarmasin, Makassar, dan Medan.
Nantinya, warehouse dan wholesaler itu akan berisi produk buah, sayur, dan produk lokal Indonesia lainnya untuk dikirim ke Singapura, Malaysia, China, Hongkong, Jepang dan negara tujuan ekspor lainnya.
Untuk pembangunan tersebut, Kementan pun mengacu pada warehouse yang telah ada, yakni Kawasan Perdagangan Suncity Biz di Sidoarjo.
Baca juga: Komoditas Hortikultura Meningkat, Indonesia Wajib Kuasai Pasar Ekspor
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Suwandi mengatakan, sarana dan prasarana di Suncity Biz ini telah dipilih untuk direplikasi dan dikembangkan di kota besar lainnya.
“Harapan Menteri Pertanian (Mentan) Amran, sih, agar terbangun logistik seperti ini dengan total kapasitas produk pangan sebesar 10 juta ton se-Indonesia,” paparnya.
Ia melanjutkan, pasokan berbagai produk hortikultura dari berbagai kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur sebelumnya akan melalui proses sortasi, grading, dan packaging.
“Kemudian akan dikirim ke warehouse seperti di Suncity Biz ini. Hal ini berarti satu pintu dari Sidoarjo dan Surabaya didistribusikan ke berbagai supermarket dalam negeri dan ke wholesale di luar negeri,” ujar Suwandi.
Inovasi baru
Suwandi menjelaskan terobosan pemasaran hasil produk hortikultura ini harus segera diwujudkan sebab selama ini aktivitas ekspor produk pertanian dilakukan secara sendiri-sendiri, yakni hanya satu komoditas.
Harapannya, ini merupakan alternatif inovasi baru sehingga Kementan terus membantu dalam mempermudah perizinan, registrasi kebun, bantuan packaging, sortasi, bantuan benih, bibit, dan membangun sentra-sentra produksi dan fasilitas lainnya dan pihak karantina melayani secara online dan inline inspection di warehouse.
“Intinya, kita membangun supermarket tapi posisinya ada di negara lain seperti di Singapura, Hongkong, China dan negara lainnya yang menyajikan komoditas pertanian Indonesia,” ujarnya lagi.
Baca juga: Pantau Sentra Hortikultura Boltim, Kementan Siap Bantu Fasilitas Petani
Dengan begitu, importir dan distributor di luar negeri tidak perlu repot mencari barang di Indonesia karena Kementan sudah menyiapkan di sana.
“Kalau di Suncity Biz ini sudah siap fasilitasnya untuk menampung hasil produksi dari sentra-sentra. Dari sini baru didistribusikan ke supermarket dan pasar ekspor. Di pasar ekspor membuat hal yang sama yakni membangun kawasan seperti ini,” jelasnya.
Mengakselerasi ekspor
Pada kesempatan yang sama, pemilik Kawasan Perdagangan Suncity Biz Junaidi mengatakan sistem logistik pangan ukuran jumbo yang dibangun di Suncity Biz ini merupakan bentuk aplikasi dari visi Mentan Andi Amran Sulaiman dalam memotong rantai pasok, mengakselerasi ekspor, dan mensejahterakan petani.
“Saya mengaplikasikan visi Pak Mentan bahwa di sentra-sentra produksi dibangun hub, terus ada pasar ekspornya, dan di pasar luar negerinya kita tidak sekadar menunggu pembelinya,” katanya.
Junaidi menegaskan pola pemasaran produk hortikultura perlu dilakukan dengan membuka pasar sentra komoditas Indonesia di luar negeri.
“Saya yakin, ke depan komoditas hortikultura kita semakin menguasai pasar ekspor. Apalagi ini ditetapkan menjadi kawasan berikat atau kawasan ekonomi khusus dengan berbagai fasilitas kemudahan,” jelasnya.
Baca juga: Cetak Devisa, Mentan Amran Lepas Ekspor 3 Komoditas Hortikultura
Direktur Utama PT Puspa Agro Abdullah Muchibudin menyambut baik upaya pemerintah dalam membuka pasar sentra hortikultura sebagai pusat distribusi regional dan provinsi.
Sebagai informasi, kesiapannya pun sudah matang, yakni tersedia lahan 50 hektar (ha) untuk kawasan pasar sentra dan termasuk perbankan.
"Pergudangan untuk komoditas hortikultura kami sudah siapkan tiga pintu untuk produk hortikultura yang kering dan cold storage, kapasitasnya 150 ton per pintu," ujarnya.
Asal tahu saja, menurut catatan BPS sepanjang 2018, produksi buah-buahan mencapai 21,5 juta ton, sayuran 13 juta ton, tanaman hias 870 juta tangkai, dan tanaman obat mencapai 676 ribu ton.
Kinerja volume ekspor hortikultura pada 2018 pun telah mencapai 435.000 ton, naik 10,36 persen dibanding 2017 sebanyak 394.000 ton.