Kawasan Perdagangan Suncity Biz Sidoarjo Jadi Percontohan Logistik Pangan Skala Besar

Kompas.com - 15/07/2019, 20:27 WIB
Alek Kurniawan,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kementerian Pertanian ( Kementan) berencana untuk membangun logistik pangan skala besar guna mengakselerasi pasar ekspor, salah satunya produk hortikultura.

Untuk itu, Kementan pun saat ini tengah fokus merancang pembangunan warehouse dan wholesaler di kota-kota besar, seperti Semarang, Banjarmasin, Makassar, dan Medan.

Nantinya, warehouse dan wholesaler itu akan berisi produk buah, sayur, dan produk lokal Indonesia lainnya untuk dikirim ke Singapura, Malaysia, China, Hongkong, Jepang dan negara tujuan ekspor lainnya.

Untuk pembangunan tersebut, Kementan pun mengacu pada warehouse yang telah ada, yakni Kawasan Perdagangan Suncity Biz di Sidoarjo.

Baca juga: Komoditas Hortikultura Meningkat, Indonesia Wajib Kuasai Pasar Ekspor

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Suwandi mengatakan, sarana dan prasarana di Suncity Biz ini telah dipilih untuk direplikasi dan dikembangkan di kota besar lainnya.

“Harapan Menteri Pertanian (Mentan) Amran, sih, agar terbangun logistik seperti ini dengan total kapasitas produk pangan sebesar 10 juta ton se-Indonesia,” paparnya.

Ia melanjutkan, pasokan berbagai produk hortikultura dari berbagai kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur sebelumnya akan melalui proses sortasi, grading, dan packaging.

“Kemudian akan dikirim ke warehouse seperti di Suncity Biz ini. Hal ini berarti satu pintu dari Sidoarjo dan Surabaya didistribusikan ke berbagai supermarket dalam negeri dan ke wholesale di luar negeri,” ujar Suwandi.

Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Suwandi mengatakan peningkatan produksi hortikultura harus diimbangi dengan penguatan sistem pemasarannya.Dok. Humas Kementan Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Suwandi mengatakan peningkatan produksi hortikultura harus diimbangi dengan penguatan sistem pemasarannya.

Inovasi baru

Suwandi menjelaskan terobosan pemasaran hasil produk hortikultura ini harus segera diwujudkan sebab selama ini aktivitas ekspor produk pertanian dilakukan secara sendiri-sendiri, yakni hanya satu komoditas.

Harapannya, ini merupakan alternatif inovasi baru sehingga Kementan terus membantu dalam mempermudah perizinan, registrasi kebun, bantuan packaging, sortasi, bantuan benih, bibit, dan membangun sentra-sentra produksi dan fasilitas lainnya dan pihak karantina melayani secara online dan inline inspection di warehouse.

“Intinya, kita membangun supermarket tapi posisinya ada di negara lain seperti di Singapura, Hongkong, China dan negara lainnya yang menyajikan komoditas pertanian Indonesia,” ujarnya lagi.

Baca juga: Pantau Sentra Hortikultura Boltim, Kementan Siap Bantu Fasilitas Petani

Dengan begitu, importir dan distributor di luar negeri tidak perlu repot mencari barang di Indonesia karena Kementan sudah menyiapkan di sana.

“Kalau di Suncity Biz ini sudah siap fasilitasnya untuk menampung hasil produksi dari sentra-sentra. Dari sini baru didistribusikan ke supermarket dan pasar ekspor. Di pasar ekspor membuat hal yang sama yakni membangun kawasan seperti ini,” jelasnya.

Kinerja volume ekspor hortikultura pada 2018 mencapai 435 ribu ton, naik 10,36 persen dibanding 2017 sebanyak 394 ribu ton.Dok. Humas Kementan Kinerja volume ekspor hortikultura pada 2018 mencapai 435 ribu ton, naik 10,36 persen dibanding 2017 sebanyak 394 ribu ton.

Mengakselerasi ekspor

Pada kesempatan yang sama, pemilik Kawasan Perdagangan Suncity Biz Junaidi mengatakan sistem logistik pangan ukuran jumbo yang dibangun di Suncity Biz ini merupakan bentuk aplikasi dari visi Mentan Andi Amran Sulaiman dalam memotong rantai pasok, mengakselerasi ekspor, dan mensejahterakan petani.

“Saya mengaplikasikan visi Pak Mentan bahwa di sentra-sentra produksi dibangun hub, terus ada pasar ekspornya, dan di pasar luar negerinya kita tidak sekadar menunggu pembelinya,” katanya.

Junaidi menegaskan pola pemasaran produk hortikultura perlu dilakukan dengan membuka pasar sentra komoditas Indonesia di luar negeri.

“Saya yakin, ke depan komoditas hortikultura kita semakin menguasai pasar ekspor. Apalagi ini ditetapkan menjadi kawasan berikat atau kawasan ekonomi khusus dengan berbagai fasilitas kemudahan,” jelasnya.

Baca juga: Cetak Devisa, Mentan Amran Lepas Ekspor 3 Komoditas Hortikultura

Direktur Utama PT Puspa Agro Abdullah Muchibudin menyambut baik upaya pemerintah dalam membuka pasar sentra hortikultura sebagai pusat distribusi regional dan provinsi.

Sebagai informasi, kesiapannya pun sudah matang, yakni tersedia lahan 50 hektar (ha) untuk kawasan pasar sentra dan termasuk perbankan.

"Pergudangan untuk komoditas hortikultura kami sudah siapkan tiga pintu untuk produk hortikultura yang kering dan cold storage, kapasitasnya 150 ton per pintu," ujarnya.

Asal tahu saja, menurut catatan BPS sepanjang 2018, produksi buah-buahan mencapai 21,5 juta ton, sayuran 13 juta ton, tanaman hias 870 juta tangkai, dan tanaman obat mencapai 676 ribu ton.

Kinerja volume ekspor hortikultura pada 2018 pun telah mencapai 435.000 ton, naik 10,36 persen dibanding 2017 sebanyak 394.000 ton.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com