KOMPAS.com – Pemerintah melalui Kementerian Pertanian ( Kementan) secara khusus meminta Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) untuk mengoptimalkan penggunaan alat dan mesin pertanian ( alsintan) kepada petani.
UPJA ini diharapkan aktif mencari peluang ke daerah lain agar penyewaan alsintannya bisa berjalan lancar.
Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, alsintan yang dikelola UPJA tak boleh berhenti.
Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan penggunaan alsintan di setiap UPJA, pengurusnya harus ekstra aktif mencari dan membaca peluang potensi pengguna alsintan di daerah sekitarnya
Baca juga: Kementan Minta Daerah Jaga Baik Bantuan Alsintan
"Misalnya, jika di daerahnya sudah selesai panen, maka combine harvester-nya bisa dialihkan ke daerah lain yang sedang panen," terang Sarwo Edhy sesuai rilis yang Kompas.com terima, Kamis (13/6/2019).
Sarwo Edhy menjelaskan, untuk mengoptimalkan alsintan yang dikelola UPJA, Ditjen PSP Kementan saat ini sedang melakukan inventarisasi alsintan yang sudah diberikan ke sejumlah UPJA, kelompok usaha bersama (KUB), koperasi dan Brigade Alsintan.
“UPJA atau KUB yang mengelola alsintan tersebut akan kami kumpulkan di setiap provinsi. Kemudian kami lakukan sosialisasi agar bisa mengoptimalkan penggunaan alsintan. Kami juga memberi bekal kepada pengurus UPJA cara mengelola alsintan yang baik,” tutur Sarwo Edhy.
Dia menegaskan, apabila ada pengurus UPJA yang dinilai kurang maksimal dan tak responsif dalam mengembangkan usaha alsintan, maka Ditjen PSP Kementan bisa membubarkan dan segera membentuk UPJA baru untuk mengelola bantuan alsintan dari pemerintah.
Baca juga: Unit Pengelola Jasa Alsintan Kebanjiran Order pada Musim Panen Raya
“Bisa juga bantuan alsintannya kami alihkan ke UPJA atau KUB lainnya. Sebelum dilakukan pengalihan, kami akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak kabupaten dan provinsi,” papar Sarwo Edhy.
Sarwo berharap, semua bantuan alsintan yang dikelola UPJA ataupun KUB bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Hal ini mengingat petani yang menggunakan alsintan, usaha taninya lebih efektif dan efisien.
"Kalau dulu petani membajak sawah dengan alat tradisional butuh waktu 5-6 hari per hektar (ha). Dengan memanfaatkan traktor, petani hanya butuh waktu 3 jam per ha sehingga penggunaan alsintan disinyalir sebesar 40 persen lebih efisien," kata Sarwo Edhy.
Bahkan, penggunaan alsintan mampu mendorong indeks pertanaman (IP) petani dari yang semula dua kali menjadi tiga kali per tahun. Petani yang menggunakan alsintan hampir bisa dipastikan produktivitas tanamannya meningkat.
“Pastinya, apabila alsintan bisa dikelola dengan baik akan memberi penghasilan tambahan bagi poktan atau gapoktan. Sebagai contoh, kelompok mahasiswa di Sumatera yang mengelola alsintan dengan mendirikan KUB selama tiga bulan sudah mampu meraup untung Rp170 juta," tutup Sarwo Edhy.