Dampak Positif Bantuan Mesin Pertanian Makin Dirasakan Petani

Kompas.com - 11/03/2019, 08:58 WIB
M Latief

Editor

Petani di Kabupaten Bondowoso memanen padi dengan menggunakan alat mesin pertanian bantuan dari Kementerian Pertanian, Selasa (22/5/2018)KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI Petani di Kabupaten Bondowoso memanen padi dengan menggunakan alat mesin pertanian bantuan dari Kementerian Pertanian, Selasa (22/5/2018)

JAKARTA, KOMPAS.com - Bergulirnya bantuan alat dan mesin pertanian ( alsintan) sudah banyak membantu aktivitas petani dalam memperlancar usaha taninya. Bantuan alsintan tahun ini diharapkan akan semakin menyejahterakan petani.

Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Direktorat Jenderal Prasaranan dan Sarana Pertanian (PSP), Kementerian Pertanian (Kementan), Andi Nur Alam Syah, menuturkan bahwa program mekanisasi pertanian serta bantuan alsintan semakin dibutuhkan petani karena berpengaruh secara signifikan pada kesejahteraan petani.

"Terutama karena alsintan mampu menekan biaya operasional 35 sampai 48 persen dalam produksi petani. Dulu, tanpa kemajuan mekanisasi ini, petani bisa membajak sawahnya satu hektar berhari-hari, tapi sekarang cukup 2 sampai 3 jam saja," kata Andi, Minggu (10/3/2019).

Andi mencontohkan penggunaan combine harvester yang membuatpanen bisa secara otomatis dalam sekali jalan. Karena dilengkapi alat penebas dan perontok, yang kemudian keluar dari mesin ini sudah berbentuk gabah.

"Petani bisa langsung memasukkan gabah kedalam karung sehingga waktu bisa terpangkas dengan efisien. Di beberapa tempat, luasan panen mencapai 3 hektar bisa hanya dilakukan dalam waktu 3 jam asalkan cuaca bagus dan tanah tidak lembek," ujarnya.

Keuntungan lain penggunaan alsintan juga dapat mengurangi penyusutan hasil panen (losses) sebesar 10 persen dan meningkatkan nilai tambah. Bahkan, penanaman padi yang dulunya hanya satu kali setahun, kini bisa tiga kali.

"Karena proses pengolahan dan panennya yang cepat. Produksi yang dicapai petani lebih tinggi, pendapatan petani juga bisa ikut naik," tambahnya.

Andi juga menuturkan bahwa alsintan menjadi solusi kelangkaan tenaga kerja yang sering terjadi di pedesaan, apalagi jumlah terbanyak tenaga kerja pada sektor tanaman pangan adalah petani yang sudah berusia lebih kurang 60 tahun kemudian disusul usia antara 40-45 tahun.

Masalah yang muncul pada kegiatan tanam dapat ditangani dengan menerapkan mesin tanam pindah bibit padi. Mesin transplanter bisa dijadikan solusi peningkatan kerja kegiatan tanam padi.

Hemat tenaga kerja, mempercepat waktu penyelesaian kerja tanam per satuan luas lahan. Faktor ini yang akhirnya bisa menurunkan biaya produksi budidaya padi," sebutnya.

Dampak nyata penggunaan mesin tanam padi ini, terlihat dari hasil pengamatan di tingkat petani. Pengguna mesin transplanter menunjukkan bahwa rata-rata kinerja satu mesin transplanter dengan satu orang operator dan dua asistennya dapat menggantikan 15-27 hari orang kerja (HOK), sedangkan kemampuan kerja tanam mencapai 1 sampai 1,2 hektar per hari.

Saat ini Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Kementan sendiri sudah menghasilkan mesin transplanter yang dinamai dengan mesin Transplanter Jarwo 2:1. Secara umum rata-rata biaya tanam padi secara manual sekitar Rp 1,72 juta per hektar, sedangkan dengan mesin transplanter jarwo 2:1 sekitar Rp 1,1 juta per hektar.

Sebagai contoh Gapoktan Madiun Bersatu di Dusun Parit Madiun, Kecamatan Sei Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Petani di daerah tersebut sudah sangat menggantungkan kegiatan tanamnya pada mesin transplanter Jarwo 2:1.

Biaya tanam padi secara manual dengan metode tanam Jarwo sebesar Rp. 1,8 juta per hektar dan dengan Jarwo Transplanter hanya Rp 1,4 juta per hektar. Produktivitas padi dengan metode tanam Jarwo meningkat rata-rata dari 3,3 ton per hektar menjadi sekitar 4,7 ton per hektar.

"Begitu juga di Kabupaten Subang, ongkos tanam manual sebesar Rp 3,5 juta per hektar dibandingkan untuk Jarwo Transplanter hanya Rp 1,8 juta per hektar. Rata-rata produktivitas padi yang menerapkan metode tanam Jarwo mencapai 7,6 ton per hektar," papar Andi.

Fakta lainnya, sambung Andi, juga dirasakan oleh Kelompok Tani Suka Maju, Dusun Kalikebo, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Dengan menggunakan mesin transplanter, biaya tanam secara manual untuk cara jarwo Rp 2 juta per hektar.

"Sedangkan dengan transplanter sebesar Rp 1,9 juta per hektar dengan rata-rata produktivitas padi memakai metode tanam Jajar Legowo mencapai 7,5 ton per hektar," ucapnya.

Terkini Lainnya
Kementan Bersama Dinas Pertanian Provinsi Banten Kembangkan Padi Biosalin untuk Wilayah Pesisir
Kementan Bersama Dinas Pertanian Provinsi Banten Kembangkan Padi Biosalin untuk Wilayah Pesisir
Kementan
Program Pompanisasi dari Mentan Amran di Subang Tuai Respons Positif
Program Pompanisasi dari Mentan Amran di Subang Tuai Respons Positif
Kementan
Dapat Tambahan Kuota Pupuk Subsidi, Pemkab OKI Optimis Produktivitas Pertanian Meningkat
Dapat Tambahan Kuota Pupuk Subsidi, Pemkab OKI Optimis Produktivitas Pertanian Meningkat
Kementan
Irjen Setyo Budiyanto Larang Pertemuan Pegawai Kementan dengan Penyedia Barang dan Jasa secara Langsung
Irjen Setyo Budiyanto Larang Pertemuan Pegawai Kementan dengan Penyedia Barang dan Jasa secara Langsung
Kementan
Kebut Oplah Demi Amankan Pangan Nasional, Petani Senang, Kementan Jadi Tenang
Kebut Oplah Demi Amankan Pangan Nasional, Petani Senang, Kementan Jadi Tenang
Kementan
Mantan Mentan Bungaran Saragih Sebut Indonesia Perlu Menko Pangan dan Agribisnis
Mantan Mentan Bungaran Saragih Sebut Indonesia Perlu Menko Pangan dan Agribisnis
Kementan
Kolaborasi Pemerintah dan Bulog Pastikan Ketersediaan Stok Pangan di Tangerang
Kolaborasi Pemerintah dan Bulog Pastikan Ketersediaan Stok Pangan di Tangerang
Kementan
Kuota Pupuk Bersubsidi di NTT Tambah 2 Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat
Kuota Pupuk Bersubsidi di NTT Tambah 2 Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat
Kementan
Apresiasi Mentan Amran, Penambahan Alokasi Pupuk Jadi Angin Segar bagi Petani Sumsel
Apresiasi Mentan Amran, Penambahan Alokasi Pupuk Jadi Angin Segar bagi Petani Sumsel
Kementan
Pengamat Politik Al Azhar: Tambahan Alokasi Pupuk Adalah Solusi Pasti
Pengamat Politik Al Azhar: Tambahan Alokasi Pupuk Adalah Solusi Pasti
Kementan
Riau Sambut Gembira Penambahan Alokasi Pupuk Bersubsidi
Riau Sambut Gembira Penambahan Alokasi Pupuk Bersubsidi
Kementan
Alokasi Pupuk Subsidi Naik 100 Persen, Petani di Papua Selatan Siap Tingkatkan Produktivitas
Alokasi Pupuk Subsidi Naik 100 Persen, Petani di Papua Selatan Siap Tingkatkan Produktivitas
Kementan
Petani Jatim Apresiasi Tambahan Pupuk Subsidi Senilai Rp 28 Triliun
Petani Jatim Apresiasi Tambahan Pupuk Subsidi Senilai Rp 28 Triliun
Kementan
Pemda dan Petani Aceh Sambut Gembira Tambahan Alokasi Pupuk Subsidi
Pemda dan Petani Aceh Sambut Gembira Tambahan Alokasi Pupuk Subsidi
Kementan
Kementan Pompanisasi Sawah Tadah Hujan di Banten
Kementan Pompanisasi Sawah Tadah Hujan di Banten
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke