Distribusi Jadi Hambatan Saat Panen Jagung Melimpah

Kompas.com - 15/02/2019, 15:08 WIB
Mico Desrianto,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Panen jagung terjadi dimana-manadok. Kementan Panen jagung terjadi dimana-mana

KOMPAS.com – Kementerian Pertanian ( Kementan) menyebut telah menemukan ketimpangan distribusi antara wilayah sentra dan non sentra disaat panen jagung sedang melimpah.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kepala Sub Direktorat Jagung dan Serealia Kementan, Andi Saleh meminta, Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian turun ke wilayah sentra produksi untuk dapat menemukan solusi atas masalah distribusi.  

“Perbaikan infrasturktur logistik yang sifatnya lintas sektoral itu bisa dikoordinasikan oleh Kemenko Perekonomian,” ungkap Andi Saleh di Jakarta sesuai dengan informasi yang Kompas.com terima, Jumat (15/2/2019).

Baca jugaData Panen Jagung Tak Sesuai Fakta, Menko Darmin "Sentil" Kementan

Menurut data Kementan, dibeberapa wilayah di Indonesia saat ini tengah mengalami panen jagung besar-besaran. Sebut saja Tanah Karo, Simalungun, Lampung Timur, Gorontalo, Tanah Laut, Pandeglang, Grobogan, Blora, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Sragen, Wonogiri, Boyolali, Bone, Jeneponto, Bolaang Mongondo, dan Minahasa Selatan.

“Harga mulai turun dari Rp 5.200 - Rp 5.400 per kilogram (kg) menjadi Rp 4.300 – Rp 4.700 per kg engan kadar air 15 persen – 17 persen,” lanjut Andi.

Persoalan distribusi langsung mencuat saat Deputi Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian, Musdalifah Machmud yang menyebut pemerintah lalai dalam mengatasi permasalahan kekurangan jagung.

Dalam kesempatan yang sama, Musdalifah juga menyebut akibat langkanya jagung membuat harga jagung pipilan kini menyentuh Rp 6.200 per kg.

Menahan diri

Menyikapi pernyataan Musdalifah, Kementan meminta seluruh pihak untuk menahan diri dalam berkomentar tanpa menggunakan data yang valid, terlebih di tengah musim politik seperti sekarang ini.

“Jangan hanya mengutip berita yang tidak didukung oleh data lapangan. Kami khawatir pernyataannya dimanfaatkan pihak-pihak tertentu yang mendukung impor. Kebijakan impor di kala panen seperti ini bisa menyakiti petani,” Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (PPHPTP) Gatut Sumbogodjati.

Lebih lanjut Gatut mengatakan, jika Kementan tidak pernah menemukan kasus harga jagung pipilan menyentuh harga yang disebutkan oleh Musdalifah.

“Harga jagung Rp 6.200per kg karena harga itu tidak pernah terjadi dan tidak pernah dinikmati oleh petani. Kami belum pernah temukan di lapangan. Pabrik pakan pun belum pernah menjual harga jagung pipilan kering Rp 6.200/kg,” ucap Gatut.

Baca jugaMenko Darmin: Jika Tak Impor, Harga Jagung Tembus Rp 8.000 Per Kg

Gara-gara ribut-ribut kelangkaan jagung di tengah panen besar, Direktur Serealia Kementan Bambang Sugiharto meminta kepada Direktorat Jenderal Pajak untuk melakukan audit investigasi terhadap peternak layer yang kerap berteriak kekurangan jagung.

Sebab menurutnya, Kementan menyimpan kecurigaan kepada para peternak besar dan ada kaitannya dengan mendompleng musim politik seperti sekarang ini.

“Ada indikasi bahwa yang berteriak selama ini adalah peternak besar yang usahanya dibagi-bagi ke peternak kecil sehingga selalu menuntut bermacam fasilitas dari pemerintah. Apalagi dengan menbonceng situasi politik jelang pemilu, ini perilaku tidak terpuji,” ucap Bambang.

Lebih jauh Bambang meminta semua elemen pemerintah untuk mewujudkan cita-cita pemerintahan Jokowi - Jusuf Kalla untuk mewujudkan swasembada pangan.

Terkini Lainnya
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 
Kementan
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan
Kementan
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim
Kementan
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun
Kementan
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke
Kementan
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Percepat Realisasi Pompanisasi dan PAT Padi Gogo
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Percepat Realisasi Pompanisasi dan PAT Padi Gogo
Kementan
Di Merauke, Mentan dan Wamenhan Gelar Panen Raya Padi Saat Hujan Deras
Di Merauke, Mentan dan Wamenhan Gelar Panen Raya Padi Saat Hujan Deras
Kementan
Targetkan Pertanian Modern, Mentan Amran Cek Pompanisasi di Merauke
Targetkan Pertanian Modern, Mentan Amran Cek Pompanisasi di Merauke
Kementan
Targetkan Peningkatan IP Padi, Kementan Canangkan Pompanisasi di Kabupaten Merauke
Targetkan Peningkatan IP Padi, Kementan Canangkan Pompanisasi di Kabupaten Merauke
Kementan
Kementan Bersama Dinas Pertanian Provinsi Banten Kembangkan Padi Biosalin untuk Wilayah Pesisir
Kementan Bersama Dinas Pertanian Provinsi Banten Kembangkan Padi Biosalin untuk Wilayah Pesisir
Kementan
Program Pompanisasi dari Mentan Amran di Subang Tuai Respons Positif
Program Pompanisasi dari Mentan Amran di Subang Tuai Respons Positif
Kementan
Dapat Tambahan Kuota Pupuk Subsidi, Pemkab OKI Optimis Produktivitas Pertanian Meningkat
Dapat Tambahan Kuota Pupuk Subsidi, Pemkab OKI Optimis Produktivitas Pertanian Meningkat
Kementan
Irjen Setyo Budiyanto Larang Pertemuan Pegawai Kementan dengan Penyedia Barang dan Jasa secara Langsung
Irjen Setyo Budiyanto Larang Pertemuan Pegawai Kementan dengan Penyedia Barang dan Jasa secara Langsung
Kementan
Kebut Oplah Demi Amankan Pangan Nasional, Petani Senang, Kementan Jadi Tenang
Kebut Oplah Demi Amankan Pangan Nasional, Petani Senang, Kementan Jadi Tenang
Kementan
Mantan Mentan Bungaran Saragih Sebut Indonesia Perlu Menko Pangan dan Agribisnis
Mantan Mentan Bungaran Saragih Sebut Indonesia Perlu Menko Pangan dan Agribisnis
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke