KOMPAS.com - Seorang petani cabai asal Pilangsari, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah menggratiskan semua cabai miliknya kepada warga sekitar, Selasa (12/2/2019).
"Iya, saya memang gratiskan untuk warga. Silahkan dipetik sendiri,” ujar Sukirman, petani cabai tersebut.
Menurut dia, hal itu dilakukan bukan karena putus asa lantaran rendahnya harga jual.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Sragen Suwito mengatakan, pembagian itu wajar dilakukan saat masa panen habis. Pasalnya, lahan perlu dibongkar untuk ditanami tanaman baru. Apalagi, ia melanjutkan, jika luas lahan terbatas.
Mengenai rugi atau tidaknya para petani, Suwito menjelaskan bahwa harga cabai di tingkat petani bersifat fluktuatif. Para petani tersebut menikmati kisaran harga yang lumayan pada panen sebelumnya.
"Menurut saya wajar, musim ini harga kurang bagus, tapi di musim panen sebelumnya harga relatif stabil, masih ada margin keuntungan," jelasnya dalam siaran tertulis.
Meski keadaan tampak tidak berpihak, Suwito menilai masyarakat petani masih bisa bersyukur. Setidaknya, imbuh dia, hal-hal seperti ini menjadi momen untuk mereka saling intropeksi.
“Bahasa kerennya, ya beginilah dunia budidaya cabai. Ada kalanya untung segunung, ada kalanya pula impas. Semua wajib disyukuri," tandasnya.
Sementara, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementan Mohammad Ismail berharap para petani tidak gampang putus asa dalam berbudidaya cabai.
“Bukan berarti saat harga lagi murah, terus petani putus asa, sehingga tidak mau merawat dan menanam lagi,” ujar Ismail.
Ismail pun meyakini para petaninya sudah mengenal bahkan paham soal manajemen pola tanam, sehingga yang dibutuhkan saat ini hanyalah pengawalan dalam penerapan di lapangan.
Mengenai solusi konkret akan masalah tersebut, Ismail menuturkan bahwa saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) sedang berupaya mencarinya.
“Namun berapa solusi nyata sudah dilakukan, misalnya pengawalan penurunan biaya kargo pesawat hingga menjembatani dengan industri olahan,” kata dia.