KOMPAS.com – Kementerian Pertanian ( Kementan) mengapresiasi langkah Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah ( Jateng) yang menanggung seluruh biaya asuransi para petani miskin di wilayahnya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Dadih Permana menilai langkah tersebut sangat membantu petani terutama berkategori miskin agar tidak perlu khawatir lagi mengalami gagal panen.
"Dengan diikutkan asuransi lahan para petani itu, maka mereka sudah tidak perlu was-was gagal panen. Apalagi saat ini curah hujan tinggi yang berpotensi lahan pertanian mengalami kebanjiran," ujar Dadih Permana sesuai dengan informasi yang Kompas.com terima, Kamis (31/01/2019).
Sebagai informasi, Distanbun Jateng menanggung 100 persen biaya premi bagi para pemilik Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) berkategori miskin. Kebijakan itu akan mulai diterapkan pada musim tanam (MT) tahun ini dengan sasaran luas lahan 45.000 hektar (ha).
"Tahun ini kami akan membayar seluruh premi AUTP sebesar Rp 180.000 dengan luas 45.000 ha. Sasarannya petani miskin. Nanti dibiayai dari APBD Jateng sebesar Rp 9 miliar, termasuk diberikan pendampingan,” ujar Kepala Distanbun Jateng, Yuni Astuti.
Lebih lanjut Yuni menjelaskan, kebijakan tersebut merupakan bagian dari tujuh sasaran prioritas Pemprov Jateng lima tahun ke depan. Tujuannya untuk mengurangi angka kemiskinan sekaligus meningkatkan ketahanan pangan.
Baca juga: Amran Beberkan Capaian Kementan Selama 4 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK
”Nanti setiap tahun akan menurun (sasaran lahannya). Tahun ini 45 ribu ha, lalu tahun depan 35 ribu ha dan seterusnya. Syaratnya, peserta AUTP memiliki Kartu Tani, lalu memiliki luas lahan kurang dari 0,25 ha,” jelas Yuni.
Melihat manfaat yang akan dirasakan petani, Kementan berharap kebijakan ini dapat ditiru oleh daerah lain mengingat banyak dari petani miskin di Indonesia belum terlindungi oleh asuransi.
“Makanya tugas kami untuk melakukan sosialisasi. Ke depannya, kami akan dorong mereka untuk mandiri. Pemerintah akan berkomitmen dengan itu, karena belum semua (ikut asuransi),” tutup Dadih Permana.