KOMPAS.com -Di Kecamatan Sanrobone, Takalar, Sulawesi Selatan, momen Hari Pahlawan yang diperingati pada 10 November turut diisi dengan kegiatan panen raya jagung pada lahan seluas 585 hektar.
Kegiatan yang merupakan rangkaian Safari Panen Jagung ini dihadiri oleh Kepala Balitbangtan Prof (R). Muhammad Syakir bersama Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Selatan Fitriani, serta Bupati Takalar yang diwakili Kepala Dinas Pertanian kabupaten Takalar Muhammad Hasbi.
"Momen ini sangat berharga, karena bertepatan dengan Hari Pahlawan. Petani sebagai Pahlawan Jagung (yang tentu dibutuhkan oleh peternak ayam) berhasil panen raya," ujar Syakir.
Syakir mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut adalah upaya untuk mendorong percepatan swasembada jagung, mengingat Sulawesi Selatan merupakan provinsi penghasil jagung yang cukup potensial.
Buktinya, pada 2017, Sulawesi Selatan mampu memproduksi jagung sebanyak 2,3 ton dari luas panen 295.115 hektar atau sebesar 7,33 persen dari produksi jagung nasional. Sedangkan pada 2018, provinsi yang juga dikenal dengan lagu Angin Mamiri ini ditargetkan mampu memproduksi jagung sebesar 2,6 ton.
Ditambahkan juga oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Takalar, Muh Hasbi bahwa khusus untuk tanaman jagung, kabupatennya memiliki luas lahan sebesar 8.000 hektar dengan provitas rata-rata 7-8 ton per hektar.
Seusai kegiatan panen di Takalar, Syakir beserta rombongan melanjutkan Safari Panen ke Kecamatan Botoramba, Kabupaten Jeneponto yang lahan jagungnya memiliki luas 200 hektar dengan rata-rata produktivitas 7,6 ton per hektar dan harga jual berkisar Rp 4.200 per kilogram jagung kering pipil.
Selain itu, masih banyak agenda Safari Panen dari daerah lainnya. Selanjutnay panen raya akan jadi agenda Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang dan Kecamatan Belawa di Kabupaten Waju. Lalu berlanjut ke beberapa kabupaten sentra jagung lainnya di Sulawesi Selatan.