JAKARTA, KOMPAS.com - Bupati Kendal Mirna Annisa mengklaim Kabupaten Kendal mengalami surplus jagung.
Hal itu disampaikan Mirna melalui surat resmi kepada Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution. Capaian itu merupakan bukti bahwa pemerintah hadir di tengah-tengah petani untuk menggenjot produksi jagung nasional.
Surat resmi itu menjadi klarifikasi formal Mirna sekaligus bantahan bahwa Kendal mengalami kelangkaan jagung. Apalagi, Kendal termasuk salah satu daerah sentra jagung nasional yang saat ini mengalami surplus jagung.
Bupati Kendal dalam surat resminya ke Kemenko Perekonomian dan Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan permohonan maaf atas laporan kondisi usaha peternakan ayam petelur yang ternyata tidak sesuai kenyataan di lapangan.
Baca juga: Gerak Cepat, Kementan Atasi Mahalnya Harga Pakan Ternak
Sebelumnya, Kementerian Pertanian, pemerintah Jawa Tengah, dan pemerintah Kabupaten Kendal, telah melakukan upaya konkrit jangka pendek, sedang dan jangka panjang merespon keluhan harga jagung pakan ternak yang sedikit meningkat.
“Setelah kami cross check di lapangan memang benar produksi jagung tercukupi,” ungkap Dirjen Tanaman Pangan Kementan Gatot Irianto dalam pernyataan tertulis, Jumat (26/10/2018).
Pernyataan ini sejalan dengan data Dinas Pertanian Kabupaten Kendal yang menyatakan bahwa realisasi produksi jagung pada Januari-September 2018 sudah mencapai 164.905 ton.
Sementara, total kebutuhan pakan ternak pada Januari-September 2018 sebesar 90.999 ton.
Mengacu pada data itu, masih ada surplus sebesar 73.906 ton jagung pipilan kering. Bahkan, hingga akhir tahun diperkirakan surplus sebesar 62.522 ton.
Baca juga: Alokasi Pakan Ternak Cukup, Produksi Jagung Lampaui Kebutuhan Nasional
“Kami tidak membantah kalau harga jagung bulan ini naik, namun yang perlu digarisbawahi adalah produksi kita tidak langka, bahkan surplus. Salah satu penyebab kenaikan harga jagung terjadi karena kebutuhan jagung pakan ternak relatif tetap sepanjang tahun, sementara produksi jagung bervariasi antar tempat dan antar waktu,” ujar dia.
Solusi permanen atas persoalan itu, ia melanjutkan, antara lain peternak harus disediakan pasokan jagung khusus dari pertanaman setempat disertai pengering, sehingga tidak kalah bersaing dengan perusahaan pakan ternak besar.
Di samping itu, peternak perlu menyediakan stok terutama pada periode khusus, saat produksi setempat lebih rendah dibandingkan kebutuhannya.
Setelah tim Kementerian Pertanian turun bersama Pemkab Kendal, Pemprov Jateng, serta peternak, maka pasokan jagung untuk pakan ternak Kendal mulai membaik.
Ia menyarankan, peternak perlu menyiapkan stok pakan agar tidak dipermainkan oleh spekulan, saat produksi setempat lebih rendah dibandingkan kebutuhan sesaat.
Para pemangku kebijakan bersama petani jagung dan peternak ayam pun duduk bersama untuk mencari solusi.
“Kami telah memfasilitasi pertemuan antara peternak ayam petelur dan petani jagung guna pemenuhan pakan ayam peternak. Hasilnya, pemenuhan jagung untuk pakan ayam petelur dalam jangka pendek dapat terpenuhi melalui bantuan CSR perusahaan pakan ternak,” kata dia.
Selain itu, pemerintah akan memberi subsidi harga untuk jangka panjang. Selain itu, pemerintah akan memberi bantuan subsidi pembelian jagung pakan ternak senilai Rp 30 juta untuk peternak dari CSR PT Pupuk Kaltim, bantuan jagung dengan harga khusus Rp 4.600 per kilogram dari CSR produsen pakan ternak, dan jagung sebanyak 100 ton dengan harga Rp 4.600 per kilogram.
Kementan juga telah mengalokasikan bantuan traktor roda 4, alat tanam jagung dan alat panen jagung masing masing sebanyak 3 buah, serta alat pengering ultra violet sebanyak 2 buah.
“Ada juga bantuan benih jagung untuk pertanaman 10.000 hektar, agar pasokan jagung peternak selesai,” kata Gatot.