Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045, Kementan Kembangkan Varietas Lokal

Kompas.com - 25/10/2018, 19:05 WIB
Haris Prahara,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Suasana Seminar dan focus group discussion (FGD) Pengembangan dan Pemanfaatan Varietas Lokal Indonesia, di Jakarta, Rabu (24/10/2018).Dok.Humas Kementerian Pertanian Suasana Seminar dan focus group discussion (FGD) Pengembangan dan Pemanfaatan Varietas Lokal Indonesia, di Jakarta, Rabu (24/10/2018).

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) akan terus mengembangkan pemanfaatan varietas lokal sebagai upaya mencapai target Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045.

Hal tersebut diungkapkan Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional Mat Syukur saat mewakili Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membuka Seminar dan focus group discussion (FGD) Pengembangan dan Pemanfaatan Varietas Lokal Indonesia, di Jakarta, Rabu (24/10/2018).

“Kami sangat yakin akan terwujudnya Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045 mendatang, bila semua potensi yang kita miliki dapat diberdayakan secara optimal,” kata Syukur dalam siaran resmi yang Kompas.com terima, Kamis (25/10/2018).

Untuk diketahui, Indonesia merupakan negara dengan kekayaan sumber daya hayati yang berlimpah (megabiodiversity). 

Kekayaan sumber daya genetik (SDG) ini seyogianya diikuti dengan sistem pendaftaran, pelestarian, pemanfaatan, perlindungan biofisik (konservasi) dan perlindungan hukum SDG yang kuat.

“SDG yang kita miliki bisa menjadi potensi ekonomi baru dan memberi manfaat sebagai pendapatan masyarakat dengan nilai yang tidak sedikit,” ujarnya.

Menurut Syukur, dalam pengembangan varietas lokal ini, pemerintah belajar banyak kepada Belanda. Negara itu merupakan negara eskportir terbesar kedua dunia di bidang pertanian

Pada 2017 saja, total nilai ekspor Belanda mencapai 113,5 miliar dollar AS dengan produk andalan berupa bunga, umbi, daging, dan susu.

Baca juga: Kementan Lepas Ekspor Perdana Nanas dan Pisang Karimun ke Singapura

“Meskipun tidak sekaya Indonesia, Belanda bisa memperkaya koleksi dari setiap sumber daya hayati yang dimiliki dengan melakukan pertukaran atau pun dengan berbagai cara. Berkaca keberhasilan Belanda, kami menyambut baik inisiasi itu dengan pendaftaran varietas lokal, sebagai cikal bakal penyusunan database lengkap dari sumber daya hayati kita,” terang Syukur.

Sudah banyak daerah di Indonesia yang menjadikan varietas lokal sebagai indikasi geografis, serta menjadi ikon daya tarik dalam pengembangan pariwisata dan kegiatan ekonomi daerah. Varietas lokal itu, antara lain kopi gayo, beras cianjur, dan beras solok.

Turut hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut, pakar lingkungan hidup Emil Salim. Ia menyampaikan, Indonesia memiliki varietas lokal atau TERUS yang begitu beragam.

“Kebinekaan plasma nutfah itu kunci Indonesia. Tidak ada negara lain dengan keanekaragaman seluas, sedalam, sebanyak Indonesia," ujar pria yang sempat menjabat sebagai Menteri Lingkungan Hidup di era pemerintahan Soeharto.

Emil mengungkapkan, peran Kementan melalui Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian amat vital dalam melakukan pendataan jenis varietas lokal yang dimiliki Indonesia. Itu krusial agar potensi seluruh varietas dapat dikembangkan guna meningkatkan ekonomi masyarakat.

“Kementerian Pertanian adalah benteng dari keanekaragaman hayati. Sumber daya alam dan keanekaragaman hayati yang ada di berbagai wilayah Indonesia bisa kita manfaatkan dan kembangkan untuk kemaslahatan atau kesejahteraan masyarakat kita,” jelasnya.

Terkini Lainnya
Optimalisasi Musim Tanam Kedua, Kementan Mulai Percepat Olah Tanah dan Tanam
Optimalisasi Musim Tanam Kedua, Kementan Mulai Percepat Olah Tanah dan Tanam
Kementan
Serapan Beras Bulog Tembus 2 Juta Ton, Mentan Amran: Ini Lompatan Eksponensial
Serapan Beras Bulog Tembus 2 Juta Ton, Mentan Amran: Ini Lompatan Eksponensial
Kementan
Saat Harga Beras Dunia Anjlok, Indonesia Cetak Rekor Produksi dan Akhiri Impor Konsumsi
Saat Harga Beras Dunia Anjlok, Indonesia Cetak Rekor Produksi dan Akhiri Impor Konsumsi
Kementan
Selalu Berdialog dengan Petani, Gaya Kerja Mentan Amran Dipuji Wapres Gibran
Selalu Berdialog dengan Petani, Gaya Kerja Mentan Amran Dipuji Wapres Gibran
Kementan
Indonesia Surplus Beras Tanpa Impor, Mentan Amran: Bukti Komitmen Pemerintah Perkuat Ketahanan Pangan
Indonesia Surplus Beras Tanpa Impor, Mentan Amran: Bukti Komitmen Pemerintah Perkuat Ketahanan Pangan
Kementan
Serapan Beras Bulog Januari–Mei 2025 Jadi yang Tertinggi dalam 57 Tahun
Serapan Beras Bulog Januari–Mei 2025 Jadi yang Tertinggi dalam 57 Tahun
Kementan
Lakukan Tanam Perdana di Pulang Pisau, Kalteng Percepat Langkah Menuju Swasembada Pangan
Lakukan Tanam Perdana di Pulang Pisau, Kalteng Percepat Langkah Menuju Swasembada Pangan
Kementan
Kebut Target Swasembada, Kementan Selesaikan Tanam Perdana di 2 Lokasi Cetak Sawah Baru
Kebut Target Swasembada, Kementan Selesaikan Tanam Perdana di 2 Lokasi Cetak Sawah Baru
Kementan
Tegaskan Meritokrasi, Mentan Amran Coret Calon Pejabat Titipan meski Keluarga Sendiri
Tegaskan Meritokrasi, Mentan Amran Coret Calon Pejabat Titipan meski Keluarga Sendiri
Kementan
Luruskan Informasi, Mentan Amran Sebut Dapat Dukungan Penuh dari Wapres Gibran
Luruskan Informasi, Mentan Amran Sebut Dapat Dukungan Penuh dari Wapres Gibran
Kementan
Sepulang dari Yordania, Mentan Amran Sidak Kantor Bulog dan PIHC
Sepulang dari Yordania, Mentan Amran Sidak Kantor Bulog dan PIHC
Kementan
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Kementan
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Kementan
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Kementan
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke