Mengenal Polder Mini, Sistem Pengelolaan Air Lahan Rawa

Kompas.com - 25/10/2018, 17:55 WIB
Haris Prahara,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Polder mini milik Kementerian PertanianDok.Kementerian Pertanian Polder mini milik Kementerian Pertanian

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) memperkenalkan sistem polder mini sebagai model pengelolaan air di lahan rawa. Hal itu dilakukan di sela-sela Hari Pangan Sedunia (HPS) 2018 di Desa Jejangkit Muara, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

Polder mini itu merupakan duplikasi dari yang dikembangkan di Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Sistem dikembangkan dengan mengadopsi praktik pengelolaan air tradisional yang memang sudah populer di masyarakat.

Sejak dulu para petani di lahan rawa sudah mengetahui bahwa kunci keberhasilan bercocok tanam, khususnya padi di lahan rawa sangat ditentukan oleh kondisi air.

Pada saat bulan purnama misalnya petani mengetahui air pasang besar, demikian juga saat bulan mati terjadi pasang tinggi. 

Adapun pada saat bulan sabit atau antara hari ke-7 menuju ke-14 atau hari ke-21 menuju 29 terjadi penurunan air atau surut.

Pengalaman dari generasi ke generasi dengan pengamatan yang berulang-ulang itu akhirnya menghasilkan kearifan lokal (indegenous knowledge) untuk dapat memanfaatkan air saat bercocok tanam.

Kepala Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra), Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) Kementan Hendri Sosiawan mengungkapkan, salah satu cara praktis menyiasati keadaan tata air di lahan rawa yaitu dengan membuat saluran yang disebut handil.

Saat ini, ratusan bahkan ribuan handil sudah umum digunakan oleh masyarakat, terutama di sepanjang sungai-sungai besar seperti Barito, Mahakam, Kapuas, Kahayan, dan lainnya.

"Handil adalah saluran yang dibuat menjorok masuk dari badan sungai sejauh 1-2 kilometer dengan lebar antar 1-2 meter dan kedalaman 0,5-1 meter sehingga pada saat pasang, air bisa masuk melalui handil. Pada waktu surut, air bisa keluar. Model ini juga sekaligus membuang hasil cucian (leached) ke sungai," kata Hendri dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Kamis (25/10/2018).

Hendri turut menerangkan, masyarakat mengembangkan sistem pengairan yang disebut tabat.

Cara kerja tabat dengan menyusun kayu gelam atau tanah hingga berupa dam atau tameng untuk menahan air, sehingga bisa tertampung di saluran agar tidak hilang menjadi air limpasan (run off).

Tabat atau dikenal sebagai dam limpas (dam overflow) dapat disesuaikan tingginya, sesuai dengan keinginan tinggi muka air yang diharapkan. Dari tabat inilah muncul istilah pintu air, flapgates, stoplog atau sekat.

Polder mini milik Kementerian PertanianDok.Kementerian Pertanian Polder mini milik Kementerian Pertanian
Hendri juga menerangkan, sistem polder diperkenalkan oleh seorang ahli pengairan berkebangsaan Belanda bernama Schophyus bersama dengan H. Idak yang merupakan seorang Manteri Tani di Kalimantan pada masa pemerintahan Belanda.

Implementasi sistem polder ini pernah dilakukan di rawa lebak Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, yang dikenal dengan Polder Alabio dengan luas 6.000 hektar, tetapi belum berhasil dengan baik.

"Sistem ini merupakan bangunan air berupa tanggul keliling yang dilengkapi saluran utama masuk, keluar, dan saluran pembagi. Selain itu, ada pula pompa besar untuk memasukkan air pada saat kekeringan dan mengeluarkan pada saat kelebihan,” terangnya.

Terus dikembangkan

Herman Subagio yang merupakan Peneliti Balittra menyatakan bahwa sistem polder ini terus dikembangkan dan disempurnakan sehingga bisa diterapkan dengan baik. 

Menurut dia, jika yang dikembangkan pada Polder Alabio mencapai luas 6.000 hektar, maka pada sistem polder mini ini hanya mencapai luas antara 100-300 hektar.

Dalam sistem polder mini ini, ada tiga jurus pengelolaan air yang diaplikasikan yaitu adanya tanggul keliling yang kokoh, adanya jaringan tata air berupa adanya saluran masuk, keluar, dan pembagi.

Ilustrasi sawahDok. Kementerian Pertanian Ilustrasi sawah
Terakhir, adalah tersedianya pompa besar baik pada pintu masuk maupun keluar untuk mengatur tinggi muka air.

Dengan dibangunnya polder mini ini maka dapat ditingkatkan indeks pertanaman dari IP 100 menjadi IP 180 dan IP 200, serta terdongkraknya hasil panen.

"Melalui sistem polder mini, hasil pertanaman padi varietas Inpara 2,3, 8 dan 9 menunjukkan pertumbuhan yang optimal, tampak menguning dengan bulir-bulirnya yang panjang dan berisi, ungkapnya," kata Herman.

Terkini Lainnya
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Kementan
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Kementan
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Kementan
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Kementan
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kementan
Lewat B50, Pemerintah Sediakan Energi Nasional dan Tingkatkan Nilai Tambah Pekebun
Lewat B50, Pemerintah Sediakan Energi Nasional dan Tingkatkan Nilai Tambah Pekebun
Kementan
Agustus Tidak Ada Puso, Pompanisasi di Banten Dongkrak Kenaikan NTP
Agustus Tidak Ada Puso, Pompanisasi di Banten Dongkrak Kenaikan NTP
Kementan
Kementan Ajak FAO Tingkatkan Tata Kelola Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Kementan Ajak FAO Tingkatkan Tata Kelola Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Kementan
Presiden Jokowi Terima Agricola Medal, FAO: Transformasi Pertanian Indonesia Berkembang Pesat
Presiden Jokowi Terima Agricola Medal, FAO: Transformasi Pertanian Indonesia Berkembang Pesat
Kementan
Optimalkan Perluasan Areal Tanam, Kementan Monitoring Program Pompanisasi
Optimalkan Perluasan Areal Tanam, Kementan Monitoring Program Pompanisasi
Kementan
Kementan Gencarkan Pompanisasi, Pastikan Pompa Berhasil Nyala Mengairi Sawah
Kementan Gencarkan Pompanisasi, Pastikan Pompa Berhasil Nyala Mengairi Sawah
Kementan
Atasi Kekeringan Lahan, Kementan Terjun Langsung Bantu Petani
Atasi Kekeringan Lahan, Kementan Terjun Langsung Bantu Petani
Kementan
Irpom dan Pompanisasi Terbukti Berhasil Selamatkan Ketahanan Pangan Nasional
Irpom dan Pompanisasi Terbukti Berhasil Selamatkan Ketahanan Pangan Nasional
Kementan
Kementan Bersama GEMPITA Sinergi Bangun Kalteng Jadi Lumbung Padi Nasional
Kementan Bersama GEMPITA Sinergi Bangun Kalteng Jadi Lumbung Padi Nasional
Kementan
Produksi Naik Bulan Agustus, September dan Oktober, Program Pompanisasi Berhasil
Produksi Naik Bulan Agustus, September dan Oktober, Program Pompanisasi Berhasil
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke