JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam masa 4 tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, bidang pertanian termasuk sektor yang mencatatkan berbagai prestasi.
Kondisi itu sebagaimana dipaparkan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian ( Kementan) Syukur Iwantoro kepada awak media, Rabu (24/10/2018), di Jakarta.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), ujar Syukur, Kementan mampu menurunkan inflasi bahan makanan dalam beberapa tahun terakhir.
Jika pada 2013, inflasi bahan makanan sebesar 11,35 persen maka pada 2017, angkanya telah menurun 88,9 persen menjadi 1,26 persen.
"Harga pangan cenderung stabil dan itu baik untuk konsumen maupun produsen," ujar Syukur.
Selain terkendalinya harga pangan, Kementan mengklaim sukses mendongkrak ekspor pertanian. Pada 2017, ekspor pertanian telah menyentuh Rp 441 triliun atau naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 385 triliun.
Selaras dengan lonjakan ekspor pertanian itu, lanjut Syukur, neraca perdagangan pertanian pun surplus.
"Pada 2017, nilainya surplus Rp 214 triliun atau lebih tinggi dari 2016 yang sebesar Rp 142 triliun," ungkapnya.
Peningkatan produksi juga mendongkrak produk domestik bruto sektor pertanian. Per 2017, angkanya mencapai Rp 1.344 triliun atau melonjak Rp 350 triliun dibandingkan pada 2013.
"Nah, capaian-capaian tersebut dampak lanjutannya adalah penurunan tingkat kemiskinan di desa yang mayoritasnya adalah petani," imbuh Syukur.
Mengacu data BPS, jumlah penduduk miskin pedesaan per Maret 2018 adalah 15,81 juta jiwa atau turun 10,88 persen dibandingkan Maret 2013 yang sebanyak 17,4 juta jiwa.
Terkait capaian yang dicapai selama 4 tahun terakhir, Syukur mengatakan, Kementan tak akan cepat puas.
"Ya, bisa dilihat, sejak Pak Menteri Amran Sulaiman dilantik, beliau langsung tancap gas. Ia paham bagaimana mengakselerasi produksi dan memangkas hambatan regulasi," tuntas Syukur.