KOMPAS.com - Menjelang pelaksanaan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-38 pada 18-21 Oktober 2018 di Kalimantan Selatan, Kementerian Pertanian ( Kementan) bersama dengan Pemerintah Daerah terus besinergi memastikan kesiapan penyelenggaraan HPS yang rencana akan dihadiri Presiden Joko Widodo dan puluhan duta besar dari negara sahabat.
Dalam rilis yang Kompas.com terima Minggu (30/9/2018), Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro meyakini, kesiapan HPS di Kalsel sudah memasuki tahap akhir.
"Hal ini terlihat dari kerja keras seluruh pihak yang berhasil menyulap ratusan hektar (ha) lahan rawa menjadi lahan pertanian produktif. Bahkan ada beberapa lahan yang sudah panen,” kata Syukur saat meninjau langsung lokasi HPS di Desa Jejangkit Muara, Kabupaten Barito Kuala (Batola) Kalsel.
Lebih lanjut Syukur menjelaskan, penyelenggaraan HPS kali ini akan diadakan di atas lahan rawa seluas 4000 ha yang tengah digarap menjadi lahan sawah. Usaha ini menggambarkan bagaimana keseriusan Indonesia dalam mengembangkan dan memanfaatkan potensi lahan sub optimal sebagai lahan produkti.
“Ini peluang yang sangat strategis untuk menunjukkan kepada dunia, betapa Indonesia serius dan mampu secara cerdas mengelola lahan rawa, tentunya dengan didukung berbagai inovasi teknologi pertanian yang ada,” ungkap Syukur.
Kesiapan lahan rawa di Batola sebagai salah satu lokasi HPS, diyakini tidak terlepas dari dukungan penuh yang diberikan Kementan ke daerah. Syukur mengaku Kementan telah memberikan bantuan pupuk, benih, puluhan eskavator, pompa, teknologi irigasi hingga alat mesin pertanian lainnya.
“Lahan yang tadinya tidak produktif, dengan sentuhan teknologi pertanian yang tepat, kini bisa bermanfaat bahkan berpotensi menjadi tulang punggung penghasil pangan nasional hingga berpeluang menjadi sumber ekonomi masyarakat disekitarnya,” paparnya.
Di akhir peninjauan, Syukur mengatakan, agar semua pihak terus bergerak memperluas pemanfaatan lahan rawa yang ada. pemanfaatan tersebut diharapkan tidak hanya fokus pada komoditas padi tetapi juga pada tanaman hortikultura.
Dikesempatan berbeda Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Pending Dadih Permana mengatakan, semangat petani di Batola harus terus dijaga hingga pasca HPS. Dadih memastikan akan ada pendampingan selama tiga tahun sampai korporasi petani diwilayah tersebut terbentuk.
“Kita akan kawal dari aspek teknis, menejerial, hingga aspek bisnisnya dan penguatan kelembagaannya, karena ini titik kunci keberlanjutan lahan rawa” jelas Dadih yang juga Ketua Pelaksana HPS Nasional, saat memimpin rapat pleno persiapan HPS di Kantor Gubernur, Banjarbaru.
Lebih lanjut, Dadih menegaskan kesiapan pelaksanaan HPS di Kalsel hampir 100 perse rampung. Dengan semangat seluruh pihak baik pusat maupun daerah, Dadih yakin pelaksanaan HPS akan berjalan lancar dan menjadi potret keberhasilan Indonesia dalam upaya optimalisasi pemanfaatan lahan rawa lebak dan pasang surut menuju lumbung pangan dunia 2045.
Sebagai Informasi, pelaksanaan HPS akan dipusatkan pada dua titik di Kalsel, yaitu di Kawasan Perkantoran Pemerintah Provinsi Kalsel yang terletak di Banjarbaru dan Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit di Kabupaten Barito Kuala.
Selain akan diisi dengan pelaksanaan seminar nasional, wisata diplomatik, gelar teknologi, pameran produk pertanian dan panen raya padi di lahan rawa, HPS tahun ini juga akan memecahkan rekor muri melalui kegitan “isi piringku” yang akan diikuti dan dimeriahkan oleh 2018 orang ibu hamil.