Tingkatkan Ketahanan Pangan, Kementan Garap Lahan Rawa Lebak

Kompas.com - 22/08/2018, 18:19 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

Kementerian Pertanian mencatat, dari total 25 juta hektar luas lahan rawa lebak di Indonesia, baru sebagian kecil yang dimanfaatkan secara intensif untuk pertanian. 
Dok. Humas Kementan Kementerian Pertanian mencatat, dari total 25 juta hektar luas lahan rawa lebak di Indonesia, baru sebagian kecil yang dimanfaatkan secara intensif untuk pertanian.

JAKARTA,  KOMPAS.com - Lahan rawa lebak yang dikelola secara tepat dapat menjadi salah satu sumber daya yang berpotensi besar meningkatkan produksi pangan dan pendapatan petani.

Dari total 25 juta hektar luas lahan rawa lebak di Indonesia, baru sebagian kecil yang dimanfaatkan secara intensif untuk pertanian.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebutnya sebagai raksasa tidur. Lahan rawa lebak yang diolah dengan baik bisa menjadi lahan pertanian produktif yang menambah pasokan pangan nasional.

Lahan rawa lebak yang sedang digencarkan oleh Kementerian Pertanian diantaranya ada di Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan.

Baca juga: Ini Strategi Kementan untuk Dongkrak Produksi Pangan di Musim Kemarau

Dengan bantuan ekskavator dan pompa gratis, lahan tersebut bisa menjadi lahan produktif, bahkan indeks pertanamannya bisa mencapai tiga kali dalam setahun.

Peneliti dari Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) Yanti Rina mengatakan, hasil kajiannya pada lahan rawa lebak di tiga desa Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalimantan Selatan menunjukkan bahwa petani di lahan rawa lebak umumnya memiliki beberapa pola usaha tani yang menguntungkan.

“Pola usaha tani yang dilakukan di rawa lebak tidak hanya produksi padi sawah, tetapi juga semakin menguntungkan dengan memelihara ikan dan beternak itik,” ujar Rina dalam pernyataan tertulis, Rabu (22/8/2018).

Rina mengatakan, pelaksanaan tiga usaha tani itu diyakini bepotensi memberikan keuntungan yang cukup besar bagi petani.

Baca juga: Kementan Bahas Pangan dan Gizi Bersama FAO dan WFP

Dari usaha tani ternak itik dan pemeliharaan ikan saja misalnya, petani mampu mengantongi keuntungan antara Rp 2 juta hingga Rp 6 juta setiap bulannya.

Itik yang diternak biasanya jenis alabio yang merupakan itik lokal dengan keunggulan sebagai itik petelur.

Tantangan rawa lebak

Kementerian Pertanian melakukan pompanisasi pada 9 desa di Kabupaten Karawang yang terancam puso pada puncak kemarau tahun ini.Dok. Humas Kementan Kementerian Pertanian melakukan pompanisasi pada 9 desa di Kabupaten Karawang yang terancam puso pada puncak kemarau tahun ini.

Namun demikian, Rina menjelaskan bahwa masalah utama dalam pemanfaatan lahan rawa lebak adalah tata air dan kesuburan lahan.

Oleh karena itu, fokus Kementan pada kegiatan agronomi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas lahan, yakni pengendalian tata air, pola tanam, dan penggunaan varietas unggul yang adaptif.

“Verietas Mekongga dan Ciherang apabila diikuti dengan ketepatan waktu tanam mampu akan menghasilkan Gabah Kering Giling (GKG) antara 4,9 ton sampai 5,5 ton per hektar dengan nilai keuntungan mencapai Rp 14 juta per hektar,“ ujar Rina.

Inovasi pertanian

Memaksimalkan rawa lebak butuh strategi dan penerapan teknologi yang tepat guna. Konsep mini polder diyakini dapat mengatasi kendala utama pengembangan usaha tani lahan rawa lebak, seperti banjir pada musim hujan di mana fluktuasi air sangat sulit diperkirakan.

Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Dedi Nursyamsi mengatakan, konsep mini polder terbukti meningkatkan indeks pertanaman lahan sawah di rawa lebak dari sekali menjadi dua kali dalam setahun.

Konsep mini polder merupakan pembagian polder besar (lebih luas dari 1000 hektar) menjadi polder yang lebih kecil (50-100 hektar). Pembagian itu memudahkan pengelolaan air dan menekan biaya perawatan.

“Kendala kelebihan air di musim hujan yang biasanya menggenangi lahan sawah bisa dipompa keluar sehingga lahan bisa ditanami,” kata Dedi saat melakukan temu lapang dengan kelompok tani Desa Habuku Raya, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kamis (9/8/2018) lalu.

Ancaman penyakit

Selain fluktuasi tinggi muka air, peneliti dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) Indrastuti A. Rumanti menyebutkan, kendala lainnya adalah ancaman penyakit blast.

“Varietas unggul padi yang toleran terhadap genangan, serta toleran terhadap penyakit blast dapat menjadi salah satu komponen teknologi penting dan murah untuk mengatasi permasalahan di lahan rawa,” ujar Indras.

Indras menjelaskan, ada beberapa varietas unggul baru yang dapat mengatasi penyakit blast dan tahan terhadap genangan.

Varietas yang adaptif terhadap genangan memiliki produktivitas 6 ton hingga 9,5 ton per hektar. Bahkan, ia melanjutkan, ada petani di Cilacap yang produktivitasnya mencapai 10 ton/ha di lahan lebakan.

Baca juga: Mentan Luncurkan Benih Padi Unggul dan Tahan Serangan Hama

Varietas tersebut, ujar dia, toleran terhadap rendaman selama 6-14 hari pada fase vegetatif. Bahkan, varietas itu mampu bertahan hidup dalam kondisi tenggelam hingga 14 hari berturut-turut.

Inpara 3 dan Inpara 8 Agritan misalnya memiliki sifat istimewa, yakni mampu memanjangkan tinggi tanamannya mengikuti tinggi muka air. Dengan demikian, varietas ini dapat bertahan pada kondisi genangan (stagnant flooding) antara 60-80 sentimeter hingga fase generatif.

Indras mengaku telah memperkenalkan berbagai varietas diatas melalui demontration plot (demplot) yang bertujuan untuk mengetahui preferensi petani, pedagang benih/beras dan pengusaha penggilingan. Demplot juga berfungsi sebagai upaya seleksi varietas.

“Melalui demplot, pemulia padi akan mendapatkan umpan balik guna memperbaiki kekurangan varietas yang dikenalkan, varietas yang terpilih diharapkan dapat diterima dan diadopsi oleh petani lebak, sekaligus dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di lahan lebak,” kata Indras.

Terkini Lainnya
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Kementan
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Kementan
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Kementan
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Kementan
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kementan
Lewat B50, Pemerintah Sediakan Energi Nasional dan Tingkatkan Nilai Tambah Pekebun
Lewat B50, Pemerintah Sediakan Energi Nasional dan Tingkatkan Nilai Tambah Pekebun
Kementan
Agustus Tidak Ada Puso, Pompanisasi di Banten Dongkrak Kenaikan NTP
Agustus Tidak Ada Puso, Pompanisasi di Banten Dongkrak Kenaikan NTP
Kementan
Kementan Ajak FAO Tingkatkan Tata Kelola Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Kementan Ajak FAO Tingkatkan Tata Kelola Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Kementan
Presiden Jokowi Terima Agricola Medal, FAO: Transformasi Pertanian Indonesia Berkembang Pesat
Presiden Jokowi Terima Agricola Medal, FAO: Transformasi Pertanian Indonesia Berkembang Pesat
Kementan
Optimalkan Perluasan Areal Tanam, Kementan Monitoring Program Pompanisasi
Optimalkan Perluasan Areal Tanam, Kementan Monitoring Program Pompanisasi
Kementan
Kementan Gencarkan Pompanisasi, Pastikan Pompa Berhasil Nyala Mengairi Sawah
Kementan Gencarkan Pompanisasi, Pastikan Pompa Berhasil Nyala Mengairi Sawah
Kementan
Atasi Kekeringan Lahan, Kementan Terjun Langsung Bantu Petani
Atasi Kekeringan Lahan, Kementan Terjun Langsung Bantu Petani
Kementan
Irpom dan Pompanisasi Terbukti Berhasil Selamatkan Ketahanan Pangan Nasional
Irpom dan Pompanisasi Terbukti Berhasil Selamatkan Ketahanan Pangan Nasional
Kementan
Kementan Bersama GEMPITA Sinergi Bangun Kalteng Jadi Lumbung Padi Nasional
Kementan Bersama GEMPITA Sinergi Bangun Kalteng Jadi Lumbung Padi Nasional
Kementan
Produksi Naik Bulan Agustus, September dan Oktober, Program Pompanisasi Berhasil
Produksi Naik Bulan Agustus, September dan Oktober, Program Pompanisasi Berhasil
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke