MINAHASA, KOMPAS.com - Minahasa, salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara yang memiliki sumber air yang cukup yang berasal dari Danau Tondano.
Minahasa mempunyai potensi yang luar biasa untuk pengembangan cabai dan bawang merah, khusunya di Wilayah kaki Gunung Sopotan.
Pasalnya, hamparan tanah yang subur di kabupaten ini mendukung untuk pengembangan tanaman hortikultura tersebut.
Lokasinya yang berbatasan langsung dengan ibu kota Provinsi Sulawesi Utara, mempermudah Kabupaten Minahasa memasok cabai dan bawang merah ke Kota Manado dan sekitarnya.
Dengan demikian, kebutuhan cabai dan bawang merah untuk masyarakat Sulut dapat terpenuhi dari hasil lokal.
Baca juga: Cegah Banjir, Danau Tondano Dipasangi Tanggul 17,5 Kilometer
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara Novly Wowiling mengatakan, Provinsi Sulawesi Utara sangat prosfektif dalam pengembangan kawasan hortikultura.
Kawasan MODASI yang meliputi Kecamatan Mondoinding (Minahasa Selatan), Modayag
Kawasan lainnya yang juga potensial adalah kawasan kaki Gunung Soputan seluas 500 ha, meliputi Kecamatan Tompaso Barat dan Langoan Barat.
“Dengan potensi yang dimiliki oleh Sulawesi Utara ini, kami siap mengamankan pengembangan kawasan hortikultura khususnya menjaga stabilisasi pasokan aneka cabai dan bawang merah serta siap menyukseskan swasembada bawang putih 2021 seperti yang diamanahkan oleh Bapak Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman,” kata Novly Wowiling dalam pernyataan tertulis, Minggu (8/7/2018).
Baca juga: Harga Bawang Merah Anjlok, Mentan Minta Bulog Serap Produksi Petani
Menurut Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Minahasa Elke, produksi aneka cabai pada 2016 mencapai 3.382 ton dan meningkat 25 persen pada 2017 menjadi 4.229 ton. Luas panen aneka cabai pada 2017 sebesar 535 hektar.
Pada April 2018, ketersediaan aneka cabai di Minahasa mencapai 190 ton, sedangkan pada Mei 76 ton.
“Kondisi ini mampu menyuplai cabai sebesar 20 persen dari jumlah produksi aneka cabai di Sulawesi Utara. Ini menandakan bahwa Minahasa secara umum telah mampu memenuhi kebutuhan cabai lokal bahkan bisa menjadi penyangga wilayah Sulawesi Utara”, ujar dia.
Sementara untuk bawang merah, sepanjang 2017 tercatat produksi bawang merah di Minahasa sebesar 1.698 ton. Luas panennya 263 hektar, meningkat 5,62 persen dari tahun sebelumnya.
“Minahasa merupakan produsen bawang merah terbesar di Sulawesi Utara. Produksinya tahun 2017 menyumbang 59 persen dari produksi bawang merah Sulawesi Utara. Varietas yang dominan ditanam oleh petani kami adalah Super Philips dan Batu Ijo. Ini potensi yang sangat besar, harus terus didukung untuk dikembangkan,” kata Elke.
Lokasi sentra cabai dan bawang merah di Minahasa tersebar di beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Tombulu, Langowan Barat, dan Langowan Timur.
Sementara, sentra bawang merah berada di Kecamatan Tompaso Barat dan Tompaso.
Sentra cabai dan bawang
Kementerian Pertanian ikut berperan serta dalam pengembangan cabai dan bawang merah di Minahasa melalui alokasi dana APBN.
Menurut Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Prihasto Setyanto, alokasi APBN di Kabupaten Minahasa pada 3 tahun terakhir yaitu untuk cabai rawit 190 ha dan bawang merah 255 Ha.
Selain di Kabupaten Minahasa, dana APBN pada 3 tahun terakhir juga dialokasikan di Kota Tomohon yaitu untuk cabai rawit 110 ha dan cabai besar 60 ha.
“Kami berharap dengan adanya sentuhan APBN mampu mendorong pengembangan kawasan cabai dan bawang merah sehingga Minahasa mampu menjadi penyangga cabai dan bawang merah di Sulawesi Utara,” katanya.
Dengan melimpahnya produksi cabai dan bawang merah di Minahasa, membuat harga kedua komoditas yang sering menyebabkan inflasi tersebut tetap aman dan stabil.
Terpantau per 6 Juli 2018 harga cabai merah keriting di tingkat petani sebesar Rp 20.000 per kilogram sama dengan harga bawang merah.
Kelompok tani penyokong
Menurut Ketua Kelompok Tani Berkat Anugerah Dicky, di Kelurahan Tataran Dua Kecamatan Tondano Selatan kelompok binaan mengembangkan aneka cabai dan bawang seluas 20 ha.
Kelompok tani bekerja sama dengan Dinas Pertanian Provinsi Sulut dalam mengoptimalkan alat mesin pertanian dalam rangka pembukaan lahan.
"Cabai kami tanam dengan sistem tugal tanam langsung, sebagian lahan juga kami siapkan untuk pertanaman bawang putih dan bawang merah karena kondisi agroklimatnya sangat cocok," kata dia.
Adapun harga aneka cabai di wilayahnya yakni CRM Rp 40.000, cabai merah keriting Rp 20.000, bawang merah Rp 20.000.
"Kami siap menyangga pasokan dan ketersediaan aneka cabai dan bawang merah untuk wilayah Sulawesi Utara,” ujar dia.
Hal senada diungkapkan oleh Boby Muaya, Ketua Kelompok Revolusi Mental Desa Toire Kecamatan Tompasa Barat.
Kelompok binaannya mengembangkan Varietas Lassuna lokal dan Super Philips, rata rata produktivitas 12 ton per hektar.
Adapun lokasi perluasan areal tanam bawang putih di wilayah itu mencapai 200 ha.
"Khusus untuk komoditas bawang merah dan tomat yang kami kembangkan pasarnya lokal dan bahkan untuk memasok Ternate, Sorong, dan Manokwari," ujar dia.
Ketua Kelompok Tani Kerja Fungsional Desa Toure Kecamatan Tompasa Barat Jemmy kaligis mengatakan, kelompok binaannya menanam cabai merah keriting umur 1,5 bulan varietas TM 99.
"Panen rata rata 16 kali panen, dengan tujuan pasar untuk pemenuhan kebutuhan Ternate dan Kabupaten Sorong," kata dia.